Kapal Ojek di Kali Kresek: Wisata Pesisir, Keselamatan Berlayar dan Entitas Usaha Kecil

  • Oleh : Redaksi

Senin, 10/Janu/2022 12:49 WIB


 

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Di Kali Kresek, di pinggir Jalan Cilincing, Jakarta Utara, terdapat deretan kapal ojek menawarkan jasa mengantar ke kapal besar hingga Kepulauan Seribu.

Kapal-kapal itu ditambatkan di pinggir gang sebelah pabrik. Di gang tersebut terdapat deretan warung-warung jajakan makanan dan minuman. Selalu ramai dengan orang-orang dengan kesibukan masing-masing.

Menjadi pertanyaan menarik memang di mana kru puluhan kapal ojek istirahat atau menginap. "Ya di kapal. Mau di mana lagi," ungkap seorang kru 

Jasa pengantaran lewat pesisir Jakarta itu dengan pelayanan 24 jam. Kapan pun dibutuhkan, mereka siap berlayar. Tentu dengan mempertimbangkan kondisi cuaca secara visual.

"Buka 24 jam, jadi jam berapa saja siap antar penumpang ke kapal yang berlabuh atau pemancing yang mau ke Pulau Damar atau Edam. Kalo  mancing,  tarifnya satu juta rupiah untuk sewa kapal seharian dengan 10 orang saja. Biasanya Sabtu dan Minggu penumpang ramai," ungkap seorang kapten kapal.

Pengguna jasa biasanya hanya dua kalangan yakni kru kapal dan pemancing ikan. Kru kapal diantar atau dijemput untuk naik turun kapal besar.

Sedangkan pemancing biasanya hanya ke break water di gerbang alur Pelabuhan Tanjung Priok. Ada juga yang keliling pesisir atau ke spot mancing di Kepulauan Seribu.

Untuk mengantar kru kapal atau pemancing ke break water, waktu pelayaran hanya sekitar 15 menit. Tarifnya murah yakni Rp15.000/orang.

BeritaTranscom dan Aksi.id, yang mencoba menikmati jasa kapal ojek tersebut, Minggu, 9 Januari 2022, mendapatkan pelayanan ramah dari kapten kapal atau nakhoda.

Kapal bergantian datang dan pergi mengantar penumpang. Namun sayangnya, baik nakhoda maupun penumpang tidak dilengkapi dengan jaket keselamatan (life jacket).

Pelayaran ditempuh dengan mengandalkan insting kapten kapal. Sama sekali tak mengandalkan peralatan navigasi,  yang menyediakan data tentang kondisi cuaca dan kecepatan angin.

Sebagian besar kapal-kapal ojek melewati alur Pelabuhan Tanjung Priok. Di alur tersebut, hilir mudik kapal-kapal kargo berukuran besar. Sedangkan di dermaga di pelabuhan terbesar di Indonesia itu, terlihat kapal-kapal sedang bongkar muat.

Walau tidak berdekatan dengan kapal besar, pelayaran kapal ojek itu sebenarnya menyimpan risiko, tertama bila malam hari. Apalagi bila penumpang tidak mengenakan life jacket, maka tidak kecil risikonya. 

Tentu kita berdoa agar mereka tetap selamat. Namun doa saja tidak cukup, mesti ada usaha berkelanjutan untuk menanamkan kesadaran terhadap keselamatan pelayaran. 

Selain aspek keselamatan pelayaran, operator kapal ojek itu patut mendapatkan pembinaan dalam usaha sehingga kesejahteraan mereka meningkat 

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Kementerian Perhubungan patut berkolaborasi untuk membina operator kapal ojek. Bagaimanapun mereka merupakan bagian dari entitas usaha kecil dan diam-diam ikut berkontribusi dalam dinamika wisata pesisir. 

Pada sisi usaha kecil dan konteks wisata pesisir menjadi wilayah kewenangan Pemprov DKI. Horison tentang wsiata ini dapat disinergikan dengan Kementerian Pariwisata, sehingga dapat dikemas menjadi paket wisata unggulan.

Sedangkan Kementerian Perhubungan menangani aspek keselamatan pelayarannya. Mengawal agar operasional kapal ojek tidak hanya menjadi bagian dari pelayanan sekaligus usaha jasa transportasi, tetapi juga paralel sebagai entitas, yang menjunjung keselamatan pelayaran. (awe).