Bandara Ngurah Rai Terima Sertifikat Sistem Manajemen Energi ISO 50001:2018

  • Oleh : Naomy

Selasa, 11/Janu/2022 20:37 WIB
Faik Fahmi saat menerima ISO 50001:2018 Faik Fahmi saat menerima ISO 50001:2018

JAKARTA (BeritaTrans.com) - PT Angkasa Pura I menerima penyerahan sertifikat sistem manajemen energi ISO 50001:2018 untuk Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dari TUV SUD Indonesia. 

Penyerahan ini merupakan tindak lanjut dari penerapan Sistem Manajemen Energi ISO 50001:2018 oleh Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali sebagai wujud  komitmen Angkasa Pura I untuk dapat berkontribusi positif terhadap lingkungan hidup dalam melakukan operasi bisnisnya.   

Baca Juga:
Bandara Kualanamu Kembali Berlakukan Prosedur Airport Contingency Plan, Kenapa?

Penyerahan sertifikasi ISO 50001:2018 dilakukan oleh Boyke Lakaseru, National Project Manager Market Transformation for Renewable Energy and Energy Efficiency through Design and Implementation of Appropriate Mitigation Actions in Energy Sector (MTRE3) UNDP kepada Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi di Jakarta, Selasa (11/1/2022). 

Tahapan penerapan Sistem Manajemen Energi ISO50001:2018 oleh Bandara Ngurah Rai telah dimulai sejak Februari 2021.

Baca Juga:
Pembatalan Beberapa Penerbangan di Bandara Ngurah Rai Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Berangsur Normal

Ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding) antara Angkasa Pura I dengan Direktorat Konservasi Energi - Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) pada Oktober 2020.

"Angkasa Pura I berkomitmen dapat berkontribusi positif terhadap lingkungan hidup, di mana hal ini juga menjadi salah satu misi perusahaan. Konservasi energi melalui penerapan sistem manajemen energi dan pemanfaatan energi terbarukan di bandara merupakan wujud dari implementasi misi perusahaan tersebut," urainya. 

Baca Juga:
InJourney Airports Tutup Emergency Operation Center di Bandara Kualanamu dan Soekarno-Hatta

Saat ini, Bandara Ngurah Rai menjadi bandara pionir di Angkasa Pura I yang telah menerapkan Sistem Manajemen Energi ISO 50001:2018 dan diharapkan bandara kelolaan lainnya juga dapat menerapkannya. 

"Kami juga berterimakasih kepada Global Environment Facility, UNDP Indonesia, dan Ditjen EBTKE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atas dukungannya sehingga sistem manajemen energi dapat diterapkan secara optimal di Bandara Bali dan mendapat sertifikasi ISO 50001:2018," ujar dia.

Bandara Ngurah Rai dipilih menjadi bandara Angkasa Pura I pertama yang menerapkan Sistem Manajemen Energi ISO 50001:2018 karena merupakan salah satu bandara dengan aktivitas tersibuk. 

Meningkatnya operasional bandara berdampak pada peningkatan konsumsi energi, baik penggunaan energi listrik maupun energi bahan bakar minyak (BBM).

Dengan menerapkan sistem manajemen energi ini, bandara dapat melakukan penghematan atau efisiensi energi yang dapat berkontribusi terhadap penurunan emisi gas rumah kaca (GRK). 

"Penerapan manajemen energi di Bandara Ngurah Rai hingga Mei 2021 sukses menghasilkan penghematan energi sebesar 4.504.145 Kwh atau setara Rp5,35 miliar. Selain manfaat penghematan energi, manajemen energi di Bandara Bali juga berpotensi untuk menurunkan emisi gas karbon dikosida sebesar 3.558 ton CO2/Mwh," kata Faik. 

Terkait kebijakan konservasi energi, Manajemen juga telah menerbitkan instruksi tentang langkah-langkah penurunan gas emisi rumah kaca di bandara-bandara yang dikelola perusahaan. 

Instruksi ini memuat rencana aksi untuk mendukung konservasi energi seperti pemanfaatan energi baru terbarukan melalui penggunaan pembangkit listrik tenaga surya, penggunaan lampu penerangan jalan solar cell, penggunaan lampu LED, dan penggunaan peralatan hemat energi lainnya yang mendukung kegiatan operasional bandara.

"Penerapan Sistem Manajemen Energi ISO 50001:2018 di Bandara Ngurah Rai merupakan upaya konservasi dan penghematan energi yang nyata untuk mendukung perwujudan bandara ramah lingkungan atau green airport. 

"Secara bertahap, kami akan menerapkan sistem manajemen energi ini di bandara kelolaan lainnya sehingga Angkasa Pura I dapat berkontribusi lebih besar dalam menurunkan emisi gas rumah kaca di sektor transportasi sebagai wujud kontribusi positif terhadap lingkungan," tutup Faik. (omy)