Targetkan 280 Juta Pergerakan, Menparekraf Sebut Tahun ini Wisnus Jadi Andalan Pemulihan Sektor Pariwisata

  • Oleh : Naomy

Kamis, 20/Janu/2022 15:37 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno Menparekraf Sandiaga Uno

 

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Pandemi Covid 19 sejak awal tahun 2020 berdampak menurunnya kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman).

Baca Juga:
Menparekraf: Ekonomi Berkelanjutan Jadi Kunci Pariwisata Indonesia Sebagai Destinasi Global

Hingga akhir tahun 2021 kunjungan Wisman hanya mencapai 1.58 juta orang atau turun 60,98% dibanding tahun 2020.

Wisatawan nusantara (Wisnus) disebutkan Menteri Parekraf Sandiaga Salahuddin Uno, dapat menjadi harapan sekaligus roda penggerak pariwisata Indonesia di masa pandemi.

Baca Juga:
Menparekraf: BaliSpirit Festival 2024 Perkuat Indonesia sebagai Destinasi Wellness Tourism Dunia

“Di tengah pandemi ini, terdapat secercah harapan yaitu tingginya antusiasme Wisnus yang menjadi roda penggerak geliat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif saat ini,” tuturnya dalam Diskusi virtual Urban Forum - Forum Wartawan Daerah (Forwada), Tourism & Hospitality Outlook 2022 “New Normal Saatnya Bangkit dari Tidur Pulas”, Kamis,(20/1/2022).

Dia mengungkapkan, tahun 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat data pergerakan Winus mengalami peningkatan sebesar 12% bila dibandingkan tahun 2020. 

Baca Juga:
Bangun Destinasi Wisata Baru Bakauheni Harbour City, ASDP Diapresiasi Kemenparekraf

Terjadi juga peningkatan devisa pariwisata sebesar 4% dibandingkan tahun 2020 yakni 0,32 Miliar USD menjadi 0,36 Miliar USD dan kontribusi PDB Pariwisata diperkirakan meningkat 37,4% dari persentase pada tahun 2020 sehingga mencapai angka 4.2% pada tahun 2021. 

“Nilai ekspor produk ekraf diperkirakan meningkat hingga mencapai 20,58 Miliar USD dan nilai tambah ekraf pada tahun 2021 juga mengalami peningkatan sampai pada level Rp1.273 trilyun,” jelasnya.

Menurut Menparekraf, pergerakan Winus ini akan menjadi andalan dalam pemulihan sektor pariwisata nasional tahun 2022 dengan target 260 juta – 280 juta pergerakan. 

Diperkirakan, kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB Nasional 2022 akan mencapai 4,3%. Sedikit lebih tinggi dari perkiraan capaian tahun 2021 yaitu sebesar 4,2%. 

Selain itu, lanjutnya, dari sisi nilai tambah ekonomi kreatif ditargetkan tahun 2022 dapat mencapai 1.236 Triliun. Untuk nilai ekspor produk kreatif ditargetkan mencapai USD 21,28 Miliar. 

"Sedikit lebih baik dari perkiraan capaian tahun 2021 sebesar USD 20,48 Miliar," katanya.

Dampak dari pertumbuhan itu tentunya akan memperluas jumlah lapangan kerja pada sektor parekraf. 

Tahun 2022 ini kita menargetkan akan tercipta 400 ribu lapangan kerja baru yang berkualitas di sektor pariwisata. 

"Sementara di ekonomi kreatif akan tumbuh lebih dari 600-700 ribu lapangan kerja yang ditopang oleh sektor unggulan yakni kuliner, kriya, dan fashion,” ungkapnya.

Menurut Menparekraf, jika dilihat sisi positifnya, pandemi justru mempercepat perubahan paradigma pembangunan pariwisata dari Quantity Tourism menjadi Quality and sustainable Tourism sebagaimana arahan Presiden pada tahun 2019. 

“Kita menekankan kepada prinsip sustainable tourism yang bergantung pada apa yang kita tawarkan kepada para wisatawan sesuai tren pariwisata kedepan yaitu more personalized, customized, localized dan smaller in size,” imbuh dia. 

Salah satu variabel penting dalam quality tourism adalah penyediaan infrastruktur pariwisata yang memadai. Wisatawan tentu akan membelanjakan dananya (spending) lebih besar untuk suatu destinasi yang berkualitas, baik dari segi 3A (atraksi, akses dan amenitas) maupun infrastruktur pendukungnya.

Soal target kunjugan Wisman tahun 2022 ini, Kemenparekraf/Baparekraf menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 1,8 juta - 3,6 juta dengan nilai devisa pariwisata mencapai USD 470 juta – USD 1,7 Miliar. 

Maulana Yusron, Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyoroti agar di tahun 2022 ini, pemerintah fokus pada industry MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition). 

Menurutnya, segmen pasar Wisnus dari presprektif hotel dan restoran MICE lebih tinggi dibanding leasure. 

“Dari sisi segmen pasar Wisnus dari presprektif hotel dan restoran, pasar segmen MICE memberikan kontribusi 70%, sementara leasure, dan minat khusus dan lainnya hanya 30%,” ujar Yusron.

Dia bilang, era globalisasi dan semakin eksisnya Revolusi Industri 4.0 saat ini menjadikan prospek Industri MICE semakin berkembang. 

Selain itu, kegiatan MICE selalu melibatkan banyak sektor dan banyak pihak sehingga menimbulkan pengaruh ekonomi ganda yang menguntungkan banyak pihak.

“Industri MICE memberikan manfaat langsung kepada ekonomi masyarakat seperti percetakan, advertising, akomodasi, usaha kuliner, cinderamata, biro perjalanan wisata, transportasi, professional conference organizer (PCO), usaha kecil dan menengah (UKM), pemandu wisata dan eventorganizer,” ungkap dia. (omy)