Bank bjb Catatkan Laba Kotor Tahun 2021 Sebesar Rp2,6 Triliun

  • Oleh : Taryani

Rabu, 09/Mar/2022 09:08 WIB
Direktur Utama bank bjb, Yuddy Renaldi bersama jajaran direksi. (Foto:Dok.Humas Pemda Jabar) Direktur Utama bank bjb, Yuddy Renaldi bersama jajaran direksi. (Foto:Dok.Humas Pemda Jabar)

BANDUNG (BeritaTrans.com) -  PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. (bank bjb) berhasil mencatatkan kinerja bisnis positif selama tahun 2021.

Hal ini dicapai  berkat kolaborasi dan inovasi sehingga menatap dengan optimisme bisnis yang berkelanjutan di tahun 2022.

Baca Juga:
Melalui CJIBF, Jateng Gaet 26 Investor Total Investasi Rp6 Triliun

Direktur Utama bank bjb, Yuddy Renaldi mengatakan, kinerja bisnis bank bjb selama tahun 2021 terus tumbuh dan terjaga dengan baik dari sisi fundamental maupun rentabilitas.

Laba kotor bank bjb tumbuh tercatat sebesar Rp2,6 triliun. Hal ini disampaikan dalam Analis Meeting bank bjb, Selasa (8/3/2022).

Baca Juga:
31 Proyek Senilai Rp41,06 Triliun Ditawarkan ke Investor 17 Negara pada West Java Investment Summit 2021

"Dengan pertumbuhan interest income 21,6% yang diikuti oleh pertumbuhan fee based income 36,9% yang bersumber dari digital channel bank bjb yang juga tumbuh 42,4% year on year dengan pembentukan pencadangan yang lebih solid untuk memperkuat balance sheet bank bjb" ujarnya

Yuddy menjelaskan,  total asset bank bjb tumbuh positif pada angka 12,4% atau sebesar Rp158,4 triliun dan menjadi yang terbesar diantara Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia atau termasuk ke dalam 14 besar di Industri perbankan Nasional.

Dana Pihak Ketiga (DPK) bank bjb juga meningkat 14,3% menjadi sebesar Rp121,6 triliun atau tumbuh di atas rata-rata industri perbankan yang hanya berada di level 12,2% (SPI OJK : Desember 2021), dengan biaya dana yang semakin efisien tercermin melalui cost of fund yang jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain itu, kredit bank bjb juga terus tumbuh. Selama tahun 2021 bank bjb mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar Rp95,8 triliun atau tumbuh 7,1% yang juga tumbuh di atas rata-rata industri perbankan yang hanya berada di level 5,2% (SPI OJK : Desember 2021).

Pertumbuhan kredit dimotori dari berbagai segmen mulai dari konsumer, korporasi dan komersial, UMKM, serta KPR. Begitu juga dengan NPL bisa terjaga di level 1,2% yang sangat baik jauh berada di bawah rata-rata industri perbankan.

"Fee Based Income bank bjb naik, bersumber dari digital channel bank bjb yang tumbuh positif. Jumlah Merchant QRIS dan pengguna Mobile Apps terus meningkat," katanya.

Menurut Yuddy, bank bjb fokus mengembangkan pola banking secara hybrid karena melihat online dan offline menjadi suatu kekuatan yang solid jika dijalankan secara bersamaan.

Bank bjb memiliki basis nasabah yang erat budayanya baik dengan transaksi on counter konvensional maupun nasabah yang menuntut digital experience melalui channel-channel elektronik.

Jaringan kantor fisik bank bjb tersebar di 14 provinsi di Indonesia dengan layanan dapat mengakomodir kebutuhan nasabah yang masih erat dengan layanan secara fisik seperti UMKM, pensiunan, dan sebagian pangsa ASN.

Di saat yang bersamaan, bank bjb membangun infrastruktur dan produk berbasis teknologi untuk menciptakan pengalaman perbankan layaknya perusahaan fintech.

Hal ini dilakukan untuk mengakomodir kebutuhan nasabah. Khususnya kalangan millenial dan juga beberapa produk spesifik,  seperti produk Kredit Mesra berbasis komunitas dan Petani Millenial yang menyediakan akses pengajuan kredit melalui aplikasi.

Termasuk sebagian pangsa ASN yang memang sudah lekat dengan produk berbasis teknologi.

"Layanan offline kami optimalkan untuk segmen yang membutuhkan dan nyaman dengan layanan konvensional on counter. Sedangkan layanan online terus kami kembangkan dan perkuat untuk menciptakan pengalaman yang berbeda bagi sebagian pangsa nasabah yang membutuhkan," katanya. (tr/Sumber:Humas Pemda Jabar)