Rusia Gempur Mariupol Ukraina, Masjid Tempat Berlindung Warga Sipil Masih Berdiri Tegak

  • Oleh : Dirham

Selasa, 15/Mar/2022 16:11 WIB
Masjid Sultan Suleiman di Kota Mariupol, Ukraina, masih berdiri tegak setelah dilaporkan menjadi target bombardir pasukan Rusia. Masjid Sultan Suleiman di Kota Mariupol, Ukraina, masih berdiri tegak setelah dilaporkan menjadi target bombardir pasukan Rusia.

ANKARA (BeritaTrans.com) - Masjid Sultan Suleiman di Kota Mariupol, Ukraina, masih berdiri tegak setelah dilaporkan menjadi target gempuran pasukan Rusia pada pekan lalu. 

Di dalamnya terdapat puluhan warga sipil, termasuk dari Turki, yang berlindung. Kepala Asosiasi Masjid Sultan Suleiman Ismail Hacioglu mengatakan, pertempuran terjadi di lokasi yang jaraknya relaif masih jauh dari masjid. 

Menurut dia pertempuran pecah di lingkungan berjarak sekitar 2 kilometer dari masjid. 

“Masjid kami tidak rusak,” kata Hacioglu, seraya menambahkan pasukan Rusia telah mengepung dan membombardir pusat kota tempat masjid berada. 

Dia melanjutkan, pada Jumat pekan lalu sebuah rudal menghantam bangunan yang berjarak sekitar 700 meter dari masjid, sehingga tempatnya masih aman. Saat itu di dalam masjid terdapat 30 warga negara Turki. 

Hacioglu menambahkan, warga sipil yang terjebak di zona pertempuran sangat membutuhkan bahan pokok, seperti makanan dan minuman. Di Mariupol, kata Hacioglu, total ada 86 warga Turki yang menunggu dievakuasi, termasuk 30 yang berada di masjid. 

Mereka sudah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Turki untuk evakuasi. 

Kedubes Ukraina di Ankara, mengutip pernyataan dari Wali Kota Mariupol, menyatakan ada 86 warga Turki yang berlindung di masjid tersebut, 34 di antaranya anak-anak.  

Masjid dibombardir pasukan Rusia. Dalam kesempatan terpisah Kemlu Ukraina menyatakan ada 80 orang dewasa dan anak-anak yang berlindung dari serangan pasukan Rusia. 

“Masjid Sultan Suleiman the Magnificent dan istrinya Roxolana (Hurrem Sultan) di Mariupol ditembaki penjajah Rusia. Lebih dari 80 orang dewasa dan anak-anak bersembunyi dari penembakan, termasuk warga Turki,” bunyi keterangan Kemlu Ukraina.  

Ratusan ribu warga sipil dilaporkan terjebak di Mariupol dalam kondisi kelaparan bahkan terluka akibat pertempuran sengit. Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menyatakan harus ada kesepakatan kemanusiaan yang konkret secepatnya untuk menghindari kematian lebih banyak. 

“Ratusan ribu penduduk kota sekarang menghadapi kekurangan kebutuhan pokok yang ekstrem atau total, seperti makanan, air, dan obat-obatan. 

Mayat, warga sipil, dan pejuang, terjebak di puing-puing atau tergeletak di tempat terbuka di mana mereka diserang,” bunyi pernyataab ICRC. 

"Orang-orang dari segala usia, termasuk staf kami, berlindung di ruang bawah tanah yang tidak ada pemanas. Mereka mempertaruhkan nyawa untuk berlari ke luar demi mendapatkan makanan dan air."

 Hingga Sabtu pekan lalu, Rusia telah merebut pinggiran sebelah timur Mariupol. (ds/sumber iNews.id)