Lelah Antre Solar 3 Hari 3 Malam, Sopir Dibantu Mahasiswa Demo Pertamina di Balikpapan Kaltim

  • Oleh : Dirham

Kamis, 24/Mar/2022 15:00 WIB
 Situasi antrean solar subsidi di SPBU.  Situasi antrean solar subsidi di SPBU. 

BALIKPAPAN (BeritaTrans.com) - Sulitnya mendapatkan BBM Solar di Balikpapan Kaltim membuat para sopir pun geram. Puncaknya, ratusan sopir truk dan mahasiswa melakukan aksi demo ke Pertamina pada Rabu sore (23/3). 

Aksi demo tersebut membuat aparat menutup jalan menuju Kantor Pertamina yang merupakan Objek Vital Nasional (Obvitnas). Seruan orasi dilakukan para sopir truk dan mahasiswa di atas ratusan kendaraan yang datang di gerbang masuk Jalan Yos Sudarso atau jalan menuju kantor Pertamina. 

Para mahasiswa menuntut Pertamina segera memberikan solusi terhadap kelangkaan solar ini. Sebab para sopir sudah terlalu lelah mengantre hingga tiga hari tiga malam. 

"Pertamina menyampaikan stoknya berlebih tapi tidak bagi kami yang ada di lapangan. Faktanya tidak seperti itu. 

Artinya Pertamina ini melakukan kemunafikan untuk membuat masyarakat tidak panik," seru salah seorang mahasiswa dalam orasinya. Massa mengaku kecewa dengan kondisi yang ada. 

Mereka menyayangkan penanganan pengendalian distribusi solar subsidi di SPBU. Sebab setiap melakukan pengisian, dari 13 titik SPBU yang ada di Balikpapan, hanya 4 titik yang melayani pengisian solar subsidi. 

"Apa yang terjadi, kota minyak tapi langka minyak. Mereka (Sopir) kerja untuk menafkahi anak dan istrinya. Ibu pertiwi menangis Pak, melihat kami menyampaikan aspirasi tapi dihalang," tuturnya. 

Senada dengan para sopir truk dalam orasinya. Mereka tak pernah mendapatkan solar subsidi dengan lancar lantaran selalu mengantre panjang. 

Padahal mereka harus kejar setoran dalam mengangkut material dari konsumen. Lelah dalam kondisi tersebut, para sopir mengancam tidak akan mengantarkan material IKN (Ibu Kota Negara).

"Jangan diantarkan material IKN," seru salah seorang sopir. 

Massa menuntut beberapa hal. Di antaranya menambah titik SPBU di Balikpapan, menambah titik pengisian solar di SPBU, dan menambah pompa di setiap SPBU untuk pengisian solar. 

Hal ini agar antrean panjang yang dialami para sopir bisa diminimalisir. "Kami di sini ada 100 unit yang menuntut keadilan kami agar minyak solar segera dituntaskan di negeri ini. 

Setiap hari kami harus mengantre 2 kilometer di depan tokonya orang, kami harus dimarahi oleh pemilik toko. Lalu kami harus antri di mana. Tolong dengarkan aspirasi kami, sebab kami butuh solusi," teriak salah satu massa saat orasi. 

Aksi tersebut sempat panas lantaran demonstran tidak diizinkan lewat menuju kantor Pertamina. Petugas dan massa pun sempat bersitegang hingga akhirnya pada pukul 16.00 wita perwakilan dari Pertamina Patra Niaga Kalimantan datang ditengah-tengah massa. 

Sales Area Manager Pertamina Patra Niaga Kaltim Kaltara, Gusti Anggara Permana menjelaskan bahwa kuota BBM ditetapkan oleh BPH Migas. 

Peran Pertamina ialah menyalurkan solar subsidi sesuai kuota yang ditetapkan oleh BPH Migas. Namun dalam menyikapi keluhan massa, Pertamina telah melakukan rapat dengan Forkopimda. 

"Pak wali kota sudah mengirimkan surat untuk menambahkan kuota ke BPH Migas. Lalu kita sepakat bahwa penyaluran ke SPBU akan setiap hari dan beberapa tempat kita sudah tambah. Yang antri di SPBU KM 15 juga sudah tahu, silakan cek," jelasnya. 

Selain itu pihak Pertamina juga sudah menerapkan kartu kendali agar kendaraan tidak membeli solar dari batas yang ditentukan. Bahkan untuk mengurai antrian panjang, saat ini juga tengah dibangun SPBU baru di kawasan KM 13. 

"Kami lagi hangun satu titik baru di KM 13. Sudah dibangun. Titik tersebut akan menjual solar subsidi. Karena itu baru jadi ada tahapan-tahapannya. (ds/sumber Kompas.com)