Kapal Tongkang Batu Bara Terdampar, Perairan Masalembu Menghitam

  • Oleh : Redaksi

Jum'at, 25/Mar/2022 01:01 WIB
Foto:istimewa/cnnindonesia.com Foto:istimewa/cnnindonesia.com

Surabaya (BeritaTrans.com) -- Kapal Ponton Woodman 37 yang mengangkut batu bara terdampar di Perairan Pulau Masalembu, Sumenep, Madura, Jawa Timur (Jatim). Peristiwa ini membuat perairan di sekitar lokasi berubah menghitam.

Kapal itu dikabarkan terdampar dan muatannya tumpah ke perairan Masalembu, Sumenep, sejak akhir Januari. Warga Pulau Masalembu, Haerul Umam, usai memperoleh informasi pada 15 Maret 2022, mengecek langsung bersama warga ke lokasi.

"Ada dua kapal ponton yang terdampar termasuk Woodman 37. Satu ponton lain telah memindahkan muatan batu bara itu ke kapal tongkang bantuan yang baru datang," kata Haerul melalui keterangannya, Kamis (24/3).

Pada 18 Maret 2022, Haerul bersama warga Masalembu lainnya pun kembali ke lokasi dan menemukan Kapal Ponton Woodman 37 telah karam setengah sementara muatannya sudah tidak ada.

"Ada banyak bekas tumpahan batu bara di perairan sekitarnya," ucapnya.

Haerul mengatakan, informasi yang diperoleh warga dari Kantor Syahbandar Masalembu, Kapal Ponton Woodman 37 ini mulai memasuki perairan Masalembu pada akhir Januari.

"Dari kronologi syahbandar, Ponton Woodman 37 ini telah terdampar hampir dua bulan lamanya," kata dia.

Tumpahan batu bara itu, kata dia, menyebabkan perubahan pada warna air laut di sekitar lokasi. Nelayan pun tidak bisa mencari ikan di lokasi kapal yang kandas. 

Warga pun melaporkan kasus tumpahan batu bara ini ke Dinas Kelautan Provinsi Jawa Timur dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur. Tapi tak ada respons dari kedua instansi tersebut.

Pihaknya juga sudah mengirimkan aduan kepada Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia secara online pada Senin (21/3).

"Tidak ada tindakan atas kemungkinan tercemarnya perairan akibat tumpahan batu bara ke dasar perairan. Masyarakat sini sangat khawatir dan meminta pemerintah ditindaklanjuti," kata Haerul.

Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jatim menyayangkan pengabaian pemerintah atas insiden ini. Mereka pun meminta pemerintah mengungkapkan kepada publik siapa pemilik batubara dan akan dibawa ke pembangkit mana muatan tersebut.

"Bahkan sikap Dinas Lingkungan yang menyebut laporan itu bukan domain mereka justru menunjukkan kinerja yang buruk. Padahal pencemaran mengancam lingkungan hidup dan telah menghambat mata pencaharian nelayan Masalembu," kata Direktur Walhi Jawa Timur, Wahyu Eka Setyawan..

Sementara itu, Kepala Syahbandar Masalembu, Rahmat Rahim, mengatakan bahwa Kapal Ponton Woodman 37 pengangkut batu bara itu sudah terdampar di perairan Masalembu sejak 28 Januari 2022 lalu.

"Kejadiannya tanggal 28 Januari, dan beberapa selanjutnya dilakukan pemindahan muatan, diangkut sebagian. Karena kalau semua tentunya kandas juga kapal pembantunya itu, ini hampir selesai evakuasinya," kata Rahmat saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com.

Mamat, sapaan akrabnya, menyebut bahwa kapal itu sebenernya berangkat dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan menuju Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Namun di tengah perjalanan kapal itu terkendala cuaca buruk hingga terdampar di perairan terdekat yakni Masalembu.

"Karena cuaca aja itu kan. Jadi dia itu cari perlindungan di Masalembu. Dari Banjarmasin tujuannya ke Lombok. Larinya ke Masalembu," ucapnya.

Rahmat tak menampik bahwa material batu bara yang diangkut kapal tersebut sempat tumpah, namun jumlahnya tak banyak. Hal itu terjadi saat proses alih muatan.

"Waktu pemindahan, itu jatuh-jauh, saat alih muatan, kan ada gelombang pasti, kalau di pelabuhan kan tenang. Gak mungkin seperti di pelabuhan," ucapnya.

CNNIndonesia.com telah berupaya mengonfirmasi hal ini ke Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Timur, namun yang bersangkutan belum memberikan respons.(amt/sumber:cnnindonesia.com) 

 

 

 

?>
https://svps17huda.com/