Oleh : Redaksi
JAKARTA (BeritaTrans.com) - Mulai Jumat 1 April 2022, Pertamina resmi memberlakukan harga baru bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi jenis Pertamax. Harga Pertamax yang sebelumnya dijual Rp 9.000 per liter naik menjadi Rp 12.500-13.000 per liter.
Penentuan harga BBM hari ini mengacu pada Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
Baca Juga:
50 UMKM Binaan Pertamina, Siap Assessment Sertifikasi Halal
Meski begitu, besaran harga Pertamaxbisa berbeda-beda, tergantung area penjualannya. Dari sejumlah jenis BBM, hanya harga Pertalite 2022 yang berlaku seragam di seluruh wilayah Indonesia yakni Rp 7.650 per liter.
Berikut ini, rincian harga Pertamax terbaru yang berlaku di seluruh Indonesia mulai 1 April 2022, dikutip dari laman resmi Pertamina:
Baca Juga:
Banjir Kunjungan, Menteri Kabinet Indonesia Maju Apresiasi Program TJSL Pertamina
Dengan harga baru yang ditetapkan, Pertamina berharap masyarakat tetap memilih BBM non-subsidi yang lebih berkualitas.
Pertamina menyebut masyarakat Indonesia masih banyak yang menggunakan BBM subsidi sebagai bahan bakar kendaraannya. Jumlah pengguna BBM subsidi bahkan mencapai 83 persen. Sisanya, sebesar 17 persen adalah pengguna BBM nonsubsidi.
Baca Juga:
SME`s HUB ASEAN Summit, Momentum UMKM Pertamina Menuju Pasar Dunia
Kendati telah dinaikkan, menurut Pejabat sementara (Pjs.) Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T Pertamina Irto Ginting mengatakan, kenaikan harga Pertamax masih jauh di bawah nilai keekonomiannya.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, harga keekonomian BBM umum RON 92 atau setara Pertamax pada April 2022 diperkirakan mencapai Rp 16.000 per liter, lebih tinggi dari harga keekonomian pada Maret 2022 yang sebesar Rp 14.526 per liter.
Dengan demikian, penyesuaian harga Pertamax menjadi Rp 12.500 per liter tersebut masih lebih rendah Rp 3.500 dari nilai keekonomiannya.
"Ini kita lakukan agar tidak terlalu memberatkan masyarakat," ujar Irto dikutip dari berita Kompas.com, Kamis (31/3/2022).
Sementara itu, Pertamina beralasan kenaikan harga Pertamax disebabkan oleh meningkatnya harga minyak mentah global, terlebih pasca-krisis geopolitik yang belakangan berkembang.
Diketahui harga minyak dunia melambung tinggi di atas 100 dollar Amerika Serikat per barrel. Hal ini mendorong harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) per 24 Maret 2022 114,55 dollar AS per barrel atau melonjak hingga lebih dari 56 persen jika dibandingkan dengan periode Desember 2021. (dn/sumber: kompas.com)