Protes Sikap Anti-Kritik Raja Abdullah II, Pangeran Yordania Lepas Gelar Kerajaan

  • Oleh : Redaksi

Senin, 04/Apr/2022 21:22 WIB


AMMAN (BeritaTrans.com) - Pangeran Yordania sekaligus saudara tiri Raja Abdullah II, Hamzah bin Hussein, melepas gelar kerajaan sebagai bentuk protes atas kepemimpinan sang kakak yang dianggap anti terhadap kritik.

Pengumuman mengejutkan itu diunggah Hamzah melalui akun Twitternya pada Minggu (3/4) kemarin.

Baca Juga:
Pangeran Hamzah bin Hussein, Mantan Putra Mahkota Yordania yang Dituduh Berusaha Mengacaukan Negara

Hamzah mengaku mencopot gelar kerajaan kerana prinsip dan keyakinannya tak bisa diganggu gugat dengan "pendekatan, kebijakan, dan metode kerajaan kami saat ini."

Hamzah berhenti mengkritik Raja Abdullah II dan elit penguasa lainnya sejak tahun lalu, ketika ia menjadi tahan rumah sekitar April 2021 karena diduga ingin menggulingkan sang kakak, Raja Abdullah II.

Pemerintah Yordania saat itu mengklaim Pangeran Hamzah berhubungan dengan pihak asing untuk mengguncang negara itu. Amman mengklaim telah menyelidiki Pangeran Hamzah selama beberapa waktu terakhir.

Dalam sebuah video yang bocor ke British Broadcasting Corp, Hamzah mengaku dikunjungi kepala militer Yordania. Tentara itu kemudian memberitahu ia tak diizinkan keluar rumah, berkomunikasi, atau bertemu dengan orang lain.

Hamzah juga mengaku pihak berwenang menghapus jaringan keamanan dan memutus saluran telepon dan layanan internet baginya

 Warga Bucha Ukraina Bergeletakan
Hamzah merupakan tokoh populer di Yordania. Ia terlihat religius, sederhana, dekat dengan rakyat dan mirip mendiang ayahnya Raja Hussein

Sementara itu, dikutip Associated Press, pengadilan Kerajaan Yordania tak segera memberi komentar terkait pencabutan gelar Pangeran Hamzah.

Raja Abdullah II dan Ratu Rania

Pangeran Hamzah adalah adik tiri Raja Abdullah II. Keduanya merupakan putra Raja Hussein yang memerintah Yordania selama hampir setengah abad.

Pangeran Hamzah sempat menjadi putra mahkota dan penerus takhta Kerajaan Yordania, namun dicabut oleh sang kakak pada 2004 lalu.

Bulan lalu, Hamzah dikabarkan meminta maaf kepada saudaranya, menurut surat yang dikeluarkan oleh Royal Court. Ia juga disebut mengungkapkan harapan dia dan sang kakak dapat memperbaiki hubungan "dapat membalikan halaman pada bab ini dalam sejarah negara kita dan keluarga kita."

Analis Amer Sabaileh menilai pengumuman Hamzah ini menyalakan lagi drama Kerajaan Yordania. Banyak warga Yordania percaya drama kerajaan itu telah diselesaikan menyusul permintaan maaf Hamzah. 

Sabaileh menganggap Hamzah membuat keputusan pencopotan gelarnya ini tanpa berkonsultasi dengan keluarga kerajaan.

"Dia mencoba untuk kembali terlibat dengan narasi lama," kata Sabaileh soal Hamzah. "Kita kembali ke titik di mana dia (Hamzah) mengatakan dia tidak puas, bahwa dia masih memprotes dan tidak ada rekonsiliasi."

Tidak segera jelas apakah keputusan Hamzah untuk melepaskan gelarnya akan membantu memulihkan kebebasannya yang dibatasi sejak dituduh hendak menggulingkan sang kakak.

Hamzah juga baru muncul satu kali di depan publik sejak perseteruan itu terjadi. Pada Februari lalu, pengadilan mengumumkan kelahiran putra Hamzah.

Perseteruan antara Hamzah dan Raja Abdullah II adalah kasus pertikaian dalam keluarga Kerajaan Hashemite yang jarak dipublikasikan. Yordania memberlakukan perintah pembungkaman dan larangan mengungkap segala bentuk isu seputar keluarga kerajaan. 

Sumber: cnnindonesia.com.