Pendangkalan Jalur Nelayan di Kuala Meurabo Sigli, Banyak Kapal Rusak

  • Oleh : Redaksi

Senin, 04/Apr/2022 23:53 WIB
Camat Simpang Tiga, Zulkarnain didampingi kepala Desa (Kades) Kupula Mustakar dan Sukon, Zulkifli sedang memantau banyak kapal nelayan kandas di dalam Muara Meurabo, Gampong Kupula, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, Senin (4/4). (Ist) Camat Simpang Tiga, Zulkarnain didampingi kepala Desa (Kades) Kupula Mustakar dan Sukon, Zulkifli sedang memantau banyak kapal nelayan kandas di dalam Muara Meurabo, Gampong Kupula, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, Senin (4/4). (Ist)

SIGLI (BeritaTrans.com) - Nasib nelayan di Simpang Tiga, Kabupaten Pidie sangat memprihatinkan. Selain berjuang melawan ombak di tengah laut, setelah melakukan penangkapan, mereka juga harus pandai mencari jalur agar kapal motor (KM) atau perahu mereka agar tidak kandas saat masuk bersandar di Kuala (Muara-red) Meurabo, Gampong Kupula. 

Mustakar, Keuchik (kepala desa-red) Gampong Kupula, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, Senin (4/4) mengungkapkan para nelayan berharap Kuala Meurabo yang menjadi lalulintas keluar masuk kapal nelayan dikeruk. Ini karena kondisi Kuala tersebut sudah sangat dangkal. 

Baca Juga:
Sepanjang Libur Lebaran, Penumpang ASDP Naik 3%, Kendaraan 9%

Kata dia, ada sekira 15 unit kapal motor nelayan ukuran 8 Gross Tonage (GT) hingga 13 GT yang masuk dan bersandar di Kuala Meurabo. “Kami meminta pemerintah Aceh mengeruk muara Meurabo, Kecamatan Simpang Tiga karena kami para nelayan di sini sangat kesulitan keluar masuk sungai tersebut,” kata Mustakar. 

Kata dia, nelayan terpaksa menunggu air pasang jika hendak merapat atau keluar dari Muara Meurabo. Kondisi ini sudah terjadi bertahun-tahun, dan sampai sekarang keluhan para nelayan di kawasan itu belum diperhatikan. 

Baca Juga:
Selama Angleb, ASDP Layani Hingga 4,14 Juta Penumpang di 8 Lintasan

Dampak dari dangkalnya muara tersebut, banyak kapal dan perahu nelayan kandas. Parahnya lagi saat kandas perahu atau kapal-kapal nelayan menubruk batu gajah yang dipasang di dinding muara. Akibatnya banyak baling-baling kapal rusak dan ada kapal yang pecah. 

Camat Simpang Tiga Zulkarnain menjelaskan pendangkalan Muara Meurabo sudah sangat parah. ia mengungkapkan sedimentasi jalur keluar masuk kapal tertutup pasir dan juga batu-batu gajah yang mengakibatkan perahu atau kapal nelayan sulit masuk untuk bersandar. 

Baca Juga:
Inisiatif Green Port, Terminal Teluk Lamong Raih Dua Pengakuan Internasional di Ajang Global Ports Forum

Dia berharap, Pemkab Pidie segera melakukan koordinasi dengan dinas terkait di Provinsi Aceh untuk mengadakan normalisasi sungai. 

Menurut dia, normalisasi ini sangat mendesak. Sebab, sedimentasi sudah semakin parah. Disamping itu Muara sungai juga semakin dangkal dan jalur masuk muara sempit imbas dari pengendapan tanah yang menggunung. 

“Padahal untuk normalisasi tidak membutuhkan waktu yang lama, yang penting ada alatnya,” pungkas Zulkarnain. (Fh/sumber:waspada)