Malaysia Tak Bisa Penuhi Permintaan RI Soal Besaran Gaji ART

  • Oleh : Taryani

Kamis, 14/Apr/2022 11:23 WIB
Pekerja Migran Indonesia (PMI) tiba dari Malaysia di Bandara Soekarno-Hatta. (Foto.Dok.CNBC Indonesia) Pekerja Migran Indonesia (PMI) tiba dari Malaysia di Bandara Soekarno-Hatta. (Foto.Dok.CNBC Indonesia)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Malaysia menyatakan gaji asisten rumah tangga asal Indonesia disesuaikan dengan upah minimum di Negeri Jiran, yaitu mulai 1.200 ringgit atau Rp4 juta, tak bisa 1.500 ringgit (Rp5 juta) seperti permintaan RI.

"Ketika kami berdiskusi (dengan Indonesia), meski saya suka gagasannya, saya tak bisa sepakat dengan 1.500 ringgit karena upah minimum kami (saat itu) 1.200 ringgit," ujar Menteri Ketenagakerjaan Malaysia, M Saravanan, seperti dilansir New Straits Times.

Saravanan kemudian menegaskan, "Meski ada tekanan dari Indonesia, mustahil mencapai 1.500 ringgit."

Meski demikian, Saravanan mengatakan bahwa ART Indonesia dapat meminta kenaikan upah hingga 1.500 ringgit kepada majikannya.

Ia melontarkan pernyataan ini setelah menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) penerimaan dan perlindungan ART Indonesia di Jakarta pada 1 April lalu.

Dengan MoU ini, perlindungan ART Indonesia di Malaysia terjamin hukum. Malaysia sendiri diprediksi bakal menerima sekitar 10 ribu ART Indonesia setelah Lebaran.

Menurut Saravanan, Malaysia kini sudah mencabut aturan karantina Covid-19 sehingga ongkos perekrutan ART Indonesia dapat ditekan.

Awalnya, biaya pengiriman ART Indonesia ke Malaysia bisa mencapai 9.000 ringgit atau Rp30 juta, termasuk biaya retribusi dan asuransi.

Setelah aturan karantina dihapus, biaya pengiriman ART Indonesia ke Malaysia diperkirakan bisa berkurang menjadi sekitar 6.000 ringgit setara Rp20,3 juta.

Secara keseluruhan, biaya perekrutan ART Indonesia diperkirakan lebih rendah dari estimasi sebelumnya yang mencapai 15 ribu ringgit.

Saravanan lantas menenangkan kekhawatiran sejumlah warga Malaysia yang menganggap biaya untuk merekrut ART Indonesia terlalu tinggi.

"Saya tidak bilang 15 ribu ringgit. Ketika memulai diskusi dengan Indonesia, masih ada beberapa masalah, seperti karantina dan ketentuan kesehatan, jadi diskusi awal masih mencakup biaya tambahan seperti karantina hotel," tuturnya.

"Melihat itu, kami menyebut biayanya bisa mencapai 15 ribu ringgit atau lebih rendah, karena sejumlah warga mengatakan dulu mereka harus membayar hingga 25 ribu ringgit untuk merekrut ART." (tr/Sumber:ANTARA)