Oleh : Taryani
JAKARTA (BeritaTrans.com) - Pertamina mengingatkan masyarakat tidak menggoyangkan kendaraan, mobil maupun sepeda motor, saat melakukan pengisian bahan bakar minyak (BBM). Aktivitas itu disebut tak bermanfaat, bahkan justru berpotensi kebakaran.
Menggoyangkan mobil atau motor umumnya dilakukan masyarakat dengan tujuan supaya aliran bahan bakar masuk sempurna sampai ke celah-celah tangki.
Cara ini merupakan kebiasaan lama bagi sebagian orang, namun dianggap tak berguna dan malah berbahaya.
SPBU mulai mengampanyekan larangan menggoyang kendaraan saat isi BBM, misalnya di SPBU Pertamina di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, yang memasang spanduk larangan itu.
Narasi pada pengumuman yang tertempel di SPBU itu yakni 'Kebiasaan menggoyang mobil & motor saat isi bensin bisa menimbulkan kebakaran'.
'Kebakaran bisa terjadi karena ujung nozzle besi bertemu dengan ujung tanki, di saat kedua titik beda muatan bertemu maka terjadi gesekan listrik statis, maka memungkinkan adanya loncatan percikan api'.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Eko Kristiawan menjelaskan menggoyangkan kendaraan saat isi BBM tidak mendatangkan manfaat tertentu.
Eko bilang hal itu cuma mitos dan tidak berpengaruh apa-apa selain membuat kendaraannya bergoyang. Menurutnya bahan bakar bukan benda padat yang perlu cara tertentu agar dapat dimasukan ke tempat penampungan.
"Menggoyangkan mobil maupun motor saat mengisi BBM, justru dapat mengganggu keamanan di area SPBU," kata Eko melalui pesan singkat, Rabu (11/5/2022).
Ia mengatakan tindakan tersebut bisa berbahaya karena dampak menggoyangkan kendaraan kala isi BBM dapat menyebabkan gesekan nozzle dengan area sekitar tangki atau lubang.
Jika itu dilakukan terus menerus bukan tidak mungkin akan memunculkan listrik statis dan memicu kebakaran.
"Namun kebiasaan tersebut dapat menimbulkan gesekan apabila dilakukan secara intens yang berpotensi memunculkan listrik statis yang berbahaya di area pengisian BBM. Hal ini bisa berpotensi memicu bahaya kebakaran," kata Eko. (tr/Sumber:CNNIndonesia)