Oleh : Naomy
JAKARTA (BeritaTrans.com) – Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan menargetkan jumlah penumpang LRT saat sudah beroperasi mencapai 100.000/hari.
"Ditargetkan, penumpang LRT Jabodebek ini mencapai 100 ribu orang per hari dan headway enam menit sekali. Stasiun Cawang akan menjadi hub-nya yang diprediksi terjadi pergerakan paling besar di stasiun ini yaitu sekitar 79 ribu pergerakan per hari," jelas Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam webinar "Aksesibilitas dan Integrasi Antar Moda pada LRT Jabodebek" yang diselenggarakan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Kamis (12/5/2022).
LRT Jabodebek memiliki panjang lintasan 44,43 km dan 18 titik stasiun pemberhentian.
Waktu tempuh yang lebih cepat, kepastian jadwal dan kenyamanan dalam LRT, menjadi keunggulan yang diharapkan membuat masyarakat beralih ke transportasi umum.
Baca Juga:
Menhub: Kebijakan Diskon Tarif Transportasi untuk Gerakkan Ekonomi
"Kemudahan aksesibilitas dan integrasi antarmoda yang baik, menjadi kunci untuk meningkatkan minat masyarakat menggunakan angkutan umum massal seperti LRT Jabodebek," ungkapnya.
Menhub menyebut, pembangunan LRT Jabodebek adalah bagian dari upaya pemerintah untuk menyelesaikan masalah transportasi perkotaan di Jabodetabek.
Baca Juga:
Mudahkan Mobilitas Masyarakat, Kemenhub Siapkan Kereta Feeder LRT Jabodebek dan MRT
“Jabodetabek masih bergelut dengan isu kemacetan, yang penyebab utamanya adalah penggunaan kendaraan pribadi. Untuk itu, kemudahan mengakses dan integrasi antarmoda menjadi kunci,” ucap Menhub.
Tahun 2015 Presiden Joko Widodo telah melakukan groundbreaking pembangunan LRT Jabodebek untuk menandai dimulainya pembangunan.
Direktur Prasarana Ditjen Perkeretaapian Harno Trimadi menjelaskan, Kemenhub memfasilitasi tiga pihak pengguna LRT yaknibpejalan kaki dan pesepeda, pengguna angkutan umum lain dan pengguna angkutan pribadi.
LRT Jabodebek akan diintegrasikan dengan Stasiun Kereta Cepat di Halim.
Sementara, untuk memudahkan akses menuju Stasiun LRT Jabodebek, akan dibangun sejumlah fasilitas pendukung baik dalam jangka pendek.
"Seperti akses jembatan, tangga, eskalator, lift. Maupun jangka panjang seperti: park and ride, perbaikan geometri jalan, dan pelebaran jalan," ucapnya.
Turut hadir dalam webinar, Plt. Walikota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono, Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo, Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno dan Ketua harian YLKI Tulus Abadi. (omy)