Saingi Indonesia, Tesla Diajak Bangun Pabrik Mobil Listrik di Malaysia

  • Oleh : Taryani

Jum'at, 13/Mei/2022 13:29 WIB
Ilustrasi pabrik mobil listrik Tesla. (Foot:detik.com) Ilustrasi pabrik mobil listrik Tesla. (Foot:detik.com)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Malaysia ikut memanfaatkan pertemuan Amerika Serikat dengan petinggi negara ASEAN pada pekan ini untuk mendapatkan investasi baru dari Tesla.

Pihak Malaysia dikatakan mengundang sejumlah perwakilan bisnis AS untuk melihat lebih dekat negaranya sebagai tujuan investasi, termasuk produsen mobil listrik Tesla.

Undangan itu dilakukan Perdana Menteri Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob di Washington dalam kunjungan kerjanya.

Ia menyambut baik korporasi, khususnya perusahaan Fortune 500, untuk meningkatkan investasinya di Malaysia, terutama di bidang ekonomi digital dan teknologi hijau serta sektor kendaraan listrik.

Ia juga bilang telah mengundang Tesla untuk mempertimbangkan Malaysia sebagai pusat produksi.

"Saya telah menyarankan Tesla untuk berinvestasi di Malaysia dalam memproduksi mobil listrik," katanya kepada wartawan Malaysia setelah pertemuan dengan Ted Osius, presiden dan CEO Dewan Bisnis AS-Asean (US-ABC) di Washington mengutip Bernama, Jumat (13/5/2022).

Ismail mengatakan telah meminta US-ABC, yang mewakili 170 bisnis besar Amerika di Asia Tenggara, berperan lebih besar menarik investasi ke ASEAN, khususnya Malaysia.

Dia menambahkan dewan menganggap Malaysia sebagai mitra dagang penting AS, melansir Paultan.

Tawaran Malaysia kepada Tesla berada jauh di belakang apa yang sudah dilakukan Indonesia. Diskusi Tesla dengan Indonesia sudah dilakukan sejak 2019 tentang kemungkinan mendirikan pabrik baterai mobil listrik.

Diskusi ini sempat mandek, namun, bulan lalu Indonesia telah memulai kembali pembicaraan dengan bos Tesla, Elon Musk, tentang potensi industri nikel yang berlimpah di Nusantara. Nikel adalah bahan baku utama baterai mobil listrik.

Presiden Joko Widodo, yang juga hadir dalam acara pertemuan AS dengan ASEAN, telah dijadwalkan bertemu Musk buat melanjutkan pembicaraan pemanfaatan nikel. (tr/Sumber:CNNIndonesia)