Rencana Pembangunan Pelabuhan Hortikultura Jateng Diapresiasi SCI

  • Oleh : Naomy

Selasa, 17/Mei/2022 15:52 WIB
Setijadi Setijadi

BANDUNG (BeritaTrans.com) - Rencana pembangunan pelabuhan hortikultura di Jawa Tengah (Jateng) diapresiasi  Supply Chain Indonesia (SCI).

Chairman SCI Setijadi menyampaikan, pembangunan tersebut bisa menjadi model perencanaan pembangunan infrastruktur logistik di Indonesia. 

Baca Juga:
Bank Dunia Sebut Performa Logistik Indonesia Anjlok 17 Peringkat

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyatakan optimisme keberadaan pelabuhan hortikultura di Jateng tinggal selangkah lagi. 

"Pelabuhan itu diharapkan akan meningkatkan ekspor dan impor hortikultura maupun komoditas Jateng lainnya," kata Ganjar belum lama ini.

Baca Juga:
SCI: Optimalkan Potensi Angkut 1, 35 Juta Ton Ikan, Pelabuhan Benoa Perlu Dikembangkan

Informasi pada portal resmi Provinsi Jateng menyebut ekspor pertanian Jateng ke berbagai negara pada tahun 2021 mencapai Rp11,10 triliun. 

Jumlah itu lebih besar dibanding dua tahun sebelumnya, di mana ekspor pertanian Jateng pada 2019 tercatat Rp8,48 triliun, dan 2020 naik menjadi Rp9,13 triliun.

Baca Juga:
SCI Bersama Badan Logistik dan Rantai Pasok Kadin Bersinergi untuk Kompetensi SDM

Setijadi mengapresiasi rencana pembangunan pelabuhan hortikultura itu atas lima aspek.

"Pertama, implementasi logistik berbasis komoditas berkaitan dengan perbedaan proses penanganan dan fasilitas sesuai dengan karakteristik komoditas," urainya, Selasa (17/5/2022).

Proses penanganan yang salah dan fasilitas yang tidak memadai bisa berdampak terhadap kerusakan komoditas. 

Kerusakan komoditas buah dan sayur dalam proses distribusi diperkirakan sekitar 6-10 persen.

Kedua, pengembangan pelabuhan sebagai salah satu infrastruktur utama logistik untuk peningkatan ekspor komoditas potensial Jateng, yaitu hortikultura dan komoditas pertanian lainnya.

Ketiga, implementasi supply chain management (SCM) dengan fasilitasi dukungan kegiatan masyarakat di banyak sektor, seperti pendampingan dan pelatihan kepada petani, nelayan, peternak, hingga pelaku UMKM.

Dalam banyak kasus, pengembangan infrastruktur (termasuk pelabuhan) tidak berorientasi terhadap pengguna yang seringkali membutuhkan pemberdayaan. 

"Hal ini sangat memengaruhi pemanfaatan infrastruktur itu serta keberlanjutannya," ujar dia.

Keempat, penyiapan regulasi yang mendukung yaitu Peraturan Daerah tentang Tata Kelola dan Pemasaran Ekspor Produk Pertanian, Peternakan, Perikanan dan UMKM

Kelima, koordinasi yang baik dengan Kementerian Pertanian dan kementerian/lembaga terkait lain, serta para pemangku kepentingan lainnya.

SCI menurut Setijadi, merekomendasikan peningkatan kompetensi SDM untuk mendukung pengoperasian dan pengembangan pelabuhan hortikultura, terutama dalam pemahaman dan implementasi cold chain management.

Selain itu, pihaknya juga merekomendasikan daerah-daerah lain untuk mengembangkan infrastruktur logistik untuk meningkatkan daya saing komoditas potensialnya masing-masing berdasarkan lima aspek itu. (omy)

Tags :