Naik KRL Bekasi-JakartaKota Bakal Transit Stasiun Manggarai, Penumpang Kesulitan dan Berharap Ini...

  • Oleh : Fahmi

Senin, 23/Mei/2022 11:48 WIB
Suasana saat turun naik penumpang KRL di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Senin (23/5/2022). Suasana saat turun naik penumpang KRL di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Senin (23/5/2022).

BEKASI (BeritaTrans.com) - Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA), Kementerian Perhubungan akan melakukan switch over (SO) ke-5 akan di Stasiun Manggarai pada Jumat (27/5/2022) malam hingga Sabtu (28/5/2022) dini hari. Hal itu menyusul pengembangan dan pembangunan di Stasiun Manggarai. 

Mulai 28 Mei 2022, nantinya KRL dari arah Stasiun Cikarang atau Bekasi yang akan mengarah ke Stasiun JakartaKota harus Transit di Stasiun Manggarai untuk berganti kereta. Hal itu dikarenakan jalur Bekasi atau Cikarang nantinya hanya akan menuju Stasiun Kampung Bandan dan Tanah Abang saja dan kembali sebaliknya. 

Baca Juga:
KAI Tutup 127 Perlintasan Sebidang Sepanjang 2024: Tingkatkan Keselamatan

Tidak ada lagi KRL dari Bekasi yang langsung ke JakartaKota kecuali penumpang Transit di Manggarai ke rangkaian yang berjalan dari Bogor ke JakartaKota. Jalur tersebut ada di jalur 10,11,12, dan 13. 

Perubahan Jalur tersebut dirasakan sedikit memberatkan penumpang yang biasa menggunakan KRL dari Stasiun Bekasi. Seperti Annisa misalnya, dia mengungkapkan sedikit kerepotan harus berganti kereta, karena adanya SO tersebut. 

Baca Juga:
KCI dan Balai Perawatan Perkeretaapian DJKA Kerja Sama Operasikan Depo KRL Solo Jebres

"Sebenarnya agak kesulitan juga sih, karena saya turunnya di Gondangdia musti transit," kata Annisa. 

Selain merasa kesulitan dikarenakan dia akan menghabiskan waktu perjalanan lebih lama daripada sebelumnya. Annisa berharap perubahan tersebut cepat normal kembali seiring selesainya pembangunan Stasiun Manggarai itu. 

Baca Juga:
KAI Daop 1Jalankan KA Rute Terpanjang, Blambangan Ekspres relasi Jakarta-Banyuwangi

"Cuma kalau demi pembangunan sih enggak papa sih saya. Asal jangan lama- lama aja pembangunannya, jadi jalurnya kembali lagi Bekasi-JakartaKota," ujar Annisa. 

Dengan adanya perubahan tersebut Annisa mengaku akan memperhitungkan jadwal berangkat dari rumah ke Stasiun Bekasi sedikit lebih pagi karena perjalanan KRL semakin lama. "Iya sih, berangkat kerja akan lebih pagi lagi," sambungnya. 

Penumpang lain di Stasiun Bekasi juga menyampaikan hal yang sama. Seperti mahasiswa yang biasa menggunakan KRL bernama Tifa. Dia menyampaikan perjalanan KRL akan lebih lama, terlebih sekarang sudah aktif pembelajaran secara tatap muka di kampus. 

"Kalau menurut aku agak sedikit kecewa sih, karena kuliah sudah mulai tatap muka ya, jadi bakal sedikit lebih ramai, bakal sedikit lebih telat juga masuknya," kata Tifa. 

Tifa juga tidak menafikkan bahwa hambatan teresbut bukanlah yang berarti karena demi pembangunan dan kepantingan banyak orang. Dia menyatakan harus mempersiapkan diri berangkat lebih awal untuk menggunakan KRL agar tidak terlambat kuliah. 

"Berangkat harus lebih cepat. Perasaan aku lebih sayang aja gitu, tapi kalau untuk pembangunan ya fine aja gitu," sebut Tifa pengguna yang biasa turun di Stasiun Cikini. 

Tifa juga menceritakan, dia telah melihat pembangunan gedung baru di Stasiun Manggarai, menurutnya stasiun tersebut akan lebih keren lagi ke depannya. 

"Kan aku kemaren sempat ke jalur 12 arah Bogor itu, bagus banget stasiunnya, akhirnya Manggarai begitu, I Think that OK," ceritanya. 

Diberitakan BeritaTrans.com sebelumnya, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) terus berkomitmen untuk menyelesaikan pembangunan Stasiun Manggarai sesuai jadwal. Guna mendukung target tersebut, kegiatan switch over (SO) ke-5 akan dilakukan di Stasiun Manggarai pada Jumat (27/5/2022) malam hingga Sabtu (28/5/2022) dini hari. 

Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten Rode Paulus menuturkan, kegiatan SO 5 ini perlu dilakukan untuk menata dan mengkondisikan jalur kereta api di Stasiun Manggarai sehingga pembangunan dapat dilanjutkan. 

“Kami akan memanfaatkan window time atau waktu jeda antara jam operasional kereta yang dimulai setelah kereta terakhir selesai beroperasi dan sebelum kereta pertama memulai perjalanan di esok harinya untuk pengerjaan SO 5 ini,” sambungnya. Rode menyebut hal ini dilakukan agar perjalanan kereta api termasuk KRL Commuterline tidak terganggu. 

Lebih lanjut, Rode menjelaskan bahwa kegiatan SO 5 ini dilakukan dengan mengaktifkan jalur sementara (temporary track) untuk Jalur 1 dan Jalur 2, sekaligus menutup Jalur 3, mengganti sistem persinyalan, serta memasang dan mengganti jaringan listrik aliran atas (JLAA) untuk menyesuaikan perubahan jalur. 

“Total terdapat 8 titik pengerjaan saat SO 5 nanti dan akan menyambungkan Jalur 1 dan Jalur tiga yang temporary dengan yang existing dan menutup Jalur 3 sehingga pekerjaan struktur sipil bangunan gedung Stasiun Manggarai sisi timur bisa mulai dikerjakan agar target pengoperasian bangunan gedung di tahun 2023 bisa terealisasikan,” urainya. 

Dengan demikian, setelah kegiatan SO 5 dilakukan, akan terjadi penyesuaian jalur di Stasiun Manggarai yang digunakan untuk melayani penumpang kereta api. Pasca SO 5 nanti, Jalur 1 dan Jalur 2 Stasiun Manggarai hanya akan melayani Kereta Api Jarak Jauh, dan Jalur 3 akan dinonaktifkan. Sementara, untuk KRL Commuterline lintas Bekasi/Cikarang Line akan dilayani di Jalur 6 dan Jalur 7 Stasiun Manggarai. Lintas Bogor Line akan dilayani di Jalur 10, Jalur 11, Jalur 12, dan Jalur 13. 

Selain mengubah jalur pelayanan kereta api, pelaksanaan SO 5 juga diikuti dengan penyesuaian Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA) KRL Commuterline. 

Vice President (VP) Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menyebut, dalam GAPEKA hasil penyesuaian pasca SO 5, pola operasi KRL Commuterline akan mengalami perubahan yang cukup signifikan untuk Bogor Line dan Bekasi/Cikarang Line. Secara umum, perubahan pola operasi KRL Commuterline akan dilakukan dengan mengikuti skema sebagai berikut. 

- Semua KRL Bogor Line menuju ke Stasiun Jakarta Kota 

- KRL Bekasi/Cikarang Line menggunakan 2 pola operasi 

Full Racket (Looping)
- Cikarang/Bekasi – Jatinegara – Manggarai – Kampung Bandan – Pasar Senen – Jatinegara – Bekasi/Cikarang
- Cikarang/Bekasi – Jatinegara – Pasar Senen – Kampung Bandan – Manggarai – Jatinegara – Bekasi/Cikarang 

Half Racket
- Cikarang/Bekasi – Jatinegara – Manggarai - Tanah Abang – Kampung Bandan (PP)
- Cikarang/Bekasi – Jatinegara – Manggarai - Tanah Abang - Angke (PP) 

- Serpong Line, Tangerang Line dan KA Bandara Soetta tidak ada perubahan 

Anne menjelaskan bahwa perubahan pola operasi pelayanan di Stasiun Manggarai akan dilakukan untuk menjaga keselamatan dan keamanan pengguna saat perpindahan peron untuk transit. 

“Nantinya pengguna KRL tidak harus menyebrang jalur rel lagi dan bisa mengurangi aktivitas di passengers crossing yang berpotensi membahayakan nyawa penumpang saat menyebrang jalur rel,” lanjutnya. 

Di samping itu, Anne menambahkan bahwa penyesuaian layanan ini dimaksudkan agar perjalanan pengguna KRL tetap nyaman di tengah proses pengembangan dan pembangunan Stasiun Manggarai yang terus berlangsung. 

Penyesuaian GAPEKA juga akan diikuti dengan penambahan persebaran rangkaian KRL pada lintas Cikarang. 

“Sebelum diberlakukan penyesuaian, lintas Cikarang dilayani sebanyak 17 rangkaian KRL, nantinya akan meningkat menjadi 21 rangkaian KRL yang terdiri dari 10 dan 12 SF,” urainya. 

Kecepatan maksimal perjalanan KRL lintas Cikarang-Jatinegara juga akan mengalami peningkatan dari sebelumnya 70 Km/Jam menjadi 95 Km/Jam dan memangkas waktu perjalanan sekitar 2 menit. 

Penyesuaian GAPEKA dan pemberlakuan pola operasi baru KRL Commuterline akan dilakukan setelah kegiatan SO 5 selesai dilaksanakan pada 28 Mei 2022. Guna menyambut perubahan ini, DJKA akan berkolaborasi dengan KAI Commuter dan stakeholder lain untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat. 

“Kami memohon dukungan dan doa restu masyarakat agar pelaksanaan SO 5 nanti dan pengerjaan pengembangan Stasiun Manggarai secara umum dapat berlangsung dengan lancar, aman, dan selamat,” pungkas Rode. (fhm)