Oleh : Naomy
MAKASSAR (BeritaTrans.com) - Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Laut, selaku Ketua Delegasi Indonesia, Capt. Mugen S. Sartoto, menjelaskan, Regional Marpolex 2022 yang diselenggarakan di Pelabuhan Makassar, akan diterjunkan sebanyak 15 kapal.
Baca Juga:
Peringati HUT ke-10, Kemenhub Tegaskan Pentingnya Peran Menara Suar
Rangkaian kegiatan ini diisi dengan berbagai kegiatan dan Latihan, antara lain Upacara Pembukaan, Pre-Sail Conference, Planner and Controller’s Meeting, Table Top Exercise, serta Latihan Basah.
Latihan basah ini meliputi SAR Operation, Fire-Fighting Operation, Oil Spill Recovery Operation, Equipment Recovery Operation, Damage Assessment Operation, FINEX dan Sailing Pass.
Baca Juga:
Indonesia Ikut Latihan Regional Marpolex 2024 di Bacolod City, Filipina
“Selain itu, akan dilaksanakan juga Pelatihan untuk Perhitungan Biaya Operasi Penanggulangan Tumpahan Minyak serta Biaya Klaim dan Kompensasi,” ungkap Capt. Mugen.
15 kapal yang diterjunkan antara lain empat kapal dari Filipina, satu dari kapal patroli dari Jepang sebagai observer, dan lima kapal patroli.
Baca Juga:
Indonesia Jadi Tuan Rumah The 30th Aids To Navigation Fund
Dari Indonesia 10 unit dengan lima kapal patroli (tiga kapal jenis kelas 1 dan dua kapal kelas 2) serta lima kapal support dari instansi seperti Pelindo, Basarnas, dan lainnya.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, kata dia, penyelenggaraan Regional Marpolex tahun 2022 akan menggunakan konsep Real-Situation, di mana pelaksanaan pelatihan dikondisikan sesuai dengan keadaan pada saat terjadi nyata keadaan darurat tumpahan minyak di laut, baik dari segi mekanisme prosedur, alur komando, komunikasi, dan penyampaian informasi serta organisasi operasi.
“Dengan menggunakan konsep Real-Situation Scenario, diharapkan tujuan utama dari latihan ini dapat tercapai, yaitu melatih dan familiarisasi prosedur, tugas dan aktifitas organisasi operasi penanggulangan keadaan darurat tumpahan minyak di laut sebagai bekal persiapan jika terjadi nyata,” katanya.
Dalam pelaksanaannya, Regional Marpolex Tahun 2022 melibatkan berbagai instansi dan negara terkait antara lain dari Indonesia (Tim Nasional Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut sesuai Perpres Nomor 109 Tahun 2006 dan Tim Daerah dari Sulawesi Selatan), Filipina (Philippine Coast Guard), Jepang (Japan Coast Guard).
“Kita juga mengundang Observer dari Australia, Singapura, Malaysia, Denmark, dan negara lain yang telah memiliki kesepakatan bersama (Memorandum of Understanding) dengan Indonesia dalam penanggulangan tumpahan minyak di laut, untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan ini,” imbuhnya.
Dia berharap pelaksanaan Regional Marpolex, yang sudah dilaksanakan sejak tahun 1986 sampai dengan saat ini dapat menghasilkan berbagai terobosan agar semakin mendekati kondisi riil sebagaimana kejadian nyata penanggulangan tumpahan minyak.
“Saya harap kegiatan ini bukan hanya sekadar simulasi, namun dapat benar-benar menguji dan mengevaluasi kemampuan penanggulangan pencemaran minyak dari masing-masing negara, khususnya kesiapsiagaan dalam penanggulangan kejadian pencemaran minyak berskala besar di wilayah perbatasan tiga negara,” tutup Capt. Mugen. (omy)