Airnav Salurkan Bantuan Modal dan Pelatihan untuk Yayasan PUPA Bengkulu

  • Oleh : Naomy

Sabtu, 18/Jun/2022 11:32 WIB
Dirut Airnav Polana B Pramesti  saat menyerahkan bantuan TJSL Dirut Airnav Polana B Pramesti saat menyerahkan bantuan TJSL

BENGKULU (BeritaTrans.com) – AirNav Indonesia (AirNav) melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) menyalurkan bantuan dan pelatihan untuk
Yayasan Pusat Pendidikan Untuk Perempuan dan Anak (PUPA).

Pelatihan diperuntukkan bagi korban tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. 

Baca Juga:
AirNav Berangkatkan Gratis 2.000 Pemudik dari Pelabuhan Gilimanuk-Bali

Direktur Utama AirNav, Polana Banguningsih Pramesti
menyampaikan, kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan fenomena yang sering terjadi di berbagai sudut dunia. 

"Fakta menyedihkannya, fenomena tersebut bahkan tidak jarang terjadi di sekitar kita. Hal ini tidak dapat dibiarkan begitu saja. Sebagai bagian dari masyarakat, kita harus melakukan sesuatu untuk dapat mengubah kondisi yang memprihatinkan ini,” ujar Polana di Bengkulu, Sabtu (18/6/2022). 

Baca Juga:
Airnav Hadir di Kampung Manyaifun, Mutus, dan Pulau Yefkabu Raja Ampat

Untuknya AirNav hadir menjadi bagian kecil dari kepedulian tersebut dan ingin turut memastikan para korban kekerasan tersebut mendapatkan perhatian dan bantuan yang mereka butuhkan untuk melanjutkan masa depan.

Polana memaparkan, bantuan yang disalurkan bagi para perempuan dan anak korban tindak kekerasan melalui Yayasan PUPA tersebut diprioritaskan untuk membekali mereka dengan wawasan kewirausahaan.

Baca Juga:
Airnav Hadirkan UMKM Indonesia ke Panggung Global via Pameran Travel Trade & Fair Vakantiebeurs 2024

"Hal itu guna mengasah keterampilan, sehingga ke depan, mereka dapat berkesempatan membuka usaha mandiri," ungkapnya. 

Selain itu, AirNav juga mengalokasikan bantuan dengan memberikan pelatihan serta modal usaha, sehingga para penerima bantuan dapat langsung mempraktikkan keterampilan yang mereka dapatkan. 

“Kami tidak berhenti sampai di sini. Kami akan ikut memantau perkembangan para penerima bantuan tersebut melalui program evaluasi dan monitoring oleh PUPA untuk memastikan apa yang kami berikan tepat guna,” terangnya.

Program bantuan ini berlatar belakang data dari Komisi Nasional (Komnas) Perempuan yang menunjukkan bahwa dalam 12 tahun terakhir, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak mengalami peningkatan sebanyak 792%. 

Kasus tersebut memiliki bentuk yang beragam, di antaranya kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual, tindak perdagangan orang, kekerasan dalam pacarana, dan kekerasan berbasis gender online. 

Program yang berjalan sejak Mei 2022 ini direncanakan tuntas pada Juli 2022. Secara teknis, program ini akan dilaksanakan secara independen oleh Pengurus Yayasan PUPA dengan pengawasan oleh staf advokasi dan bantuan hukum serta paralegal komunitas dampingan Yayasan PUPA.

“Kami bersyukur dapat melakukan kolaborasi dengan yayasan sosial yang memiliki kepedulian tinggi terhadap perempuan dan anak. Tidak hanya di Kota Bengkulu, bantuan juga akan kami salurkan untuk korban di Kabupaten Seluma dan Bengkulu Tengah. Kami harap bantuan ini dapat merubah kondisi para korban dan meningkatkan semangat mereka untuk kembali meraih masa depan yang lebih baik,” tutup Polana. (omy)