Oleh : Naomy
JEPANG (BeritaTrans.com) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membeberkan hasil kunjungan kerjanya di Jepang dalam rangka membahas perkembangan proyek infrastruktur transportasi strategis nasional yang dikerjasamakan dengan Jepang.
Dalam dua hari kunjungannya ke Jepang (21 s.d 22 Juni 2022), Menhub melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat pemerintah Jepang (G to G) maupun dengan pihak swasta (G to B).
Baca Juga:
Pelni Siap Layani Angkutan Penumpang di Peak Season Nataru, Disediakan 648.000 Tiket
Sejumlah proyek strategis yang menjadi materi pembicaraan yaitu : MRT (North-South Fase 2 dan East-West), Pelabuhan Parimban Fase 1-2 (Paket 5 dan 6), Proving Ground, dan Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya.
Menhub mengungkapkan komitmennya untuk terus mengawal keberlanjutan pembangunan infrastruktur transportasi strategis di Indonesia.
Baca Juga:
Dirlala: 2,4 Juta Penumpang akan Gunakan Angkutan Laut Pada Libur Nataru 2023
“Bapak Presiden meminta kami mengawal ini. Oleh karenanya, saya mendahului datang ke Jepang untuk memastikan kelanjutan pembangunan infrastruktur transportasi, sebelum kunjungan Presiden yang kemungkinan akan hadir ke Jepang bulan Juli nanti,” beber Menhub dalam konferensi pers, Rabu (22/6/2022).
Terkait kelanjutan proyek pembangunan MRT, pemerintah mendorong percepatan penyelesaian negosiasi kontrak, dan pernyataan komitmen pendanaan, serta mendorong percepatan studi kajian proyek MRT Jakarta East-West.
Baca Juga:
Hore, Indonesia Terpilih Kembali jadi Anggota Dewan IMO Kategori C
Selain itu, pemerintah Indonesia juga mengundang investor Jepang untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan Transit Oriented Development (TOD) di kawasan stasiun MRT.
“Untuk kelanjutan proyek MRT, alhamdulillah dalam dalam waktu dekat akan ditandatangani satu kepastian pendanaan dari Jepang. Ini suatu hal yang menggembirakan, agar pembangunan MRT bisa terus dilanjutkan,” ujarnya.
Kemudian, terkait Pelabuhan Patimban, pemerintah mendorong percepatan negosiasi penawaran proyek Pengembangan Pelabuhan Patimban Fase 1-2 (paket 5 dan 6), yang ditargetkan dilakukan penandatangannya pada tahun ini.
Selain itu, terkait Proving Ground atau tempat pengujian kendaraan bermotor, pemerintah mendorong pemerintah Jepang untuk memberikan dukungan kepada konsorsium Indonesia-Jepang.
Untuk mendapatkan pembiayaan dengan biaya yang kompetitif. Dukungan dari investor atau lembaga keuangan Jepang sangat diperlukan untuk dapat memberikan bunga pinjaman yang rendah di bawah suku bunga komersil.
Sedangkan, terkait Kereta Semi Cepat Jakarta - Surabaya, pemerintah mendorong untuk segera dilakukan kajian atau feasibility study (FS) nya, bekerjasama dengan pihak Jepang.
Pada kesempatan yang sama Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi menjelaskan, pertemuan kali ini untuk menindaklanjuti pertemuan bilateral antara PM Kishida dan Presiden Jokowi pada 29-30 April di Indonesia.
Menurutnya, Kedua pemimpin telah sepakat untuk terus meningkatkan kerja sama kedua negara, termasuk di antaranya kerja sama infrastruktur transportasi.
“Kerja sama pembangunan yang dilakukan antara Indonesia dan Jepang selama ini berjalan dengan baik dan selalu sesuai dengan timeline yang telah disepakati kedua negara,” katanya.
Turut hadir dalam konferensi pers Dirjen Perkeretaapian Zulfikri, Staf Ahli Utama Menhub Budi Setiyadi, Sesditjen Perhubungan Laut Arif Toha, Dirut MRT Jakarta William Sabandar. (omy)