Dituding Langgar Batas, Kapal Perang Australia Terus Dibuntuti Kapal Selam Nuklir China

  • Oleh : Fahmi

Kamis, 14/Jul/2022 09:42 WIB
Ilustrasi kapal selam. (Shutterstock) Ilustrasi kapal selam. (Shutterstock)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Departemen Pertahanan Australia menolak untuk menjelaskan pertemuan kapal perangnya dengan pihak militer China saat berlayar melalui perairan internasional yang diklaim oleh Beijing karena "alasan keamanan operasi." 

Sumber di kalangan militer menyebut kapal perang HMAS Parramatta telah dibuntuti dari jarak dekat oleh militer China selama beberapa pekan terakhir. 

Baca Juga:
Kemenhub Segera Tetapkan Alur Masuk Pelabuhan Barus

Pengintaian ini, kata sumber ABC News, melibatkan kapal selam bertenaga nuklir China, kapal perang, serta beberapa pesawat tempur. 

"Tantangan formal telah terjadi, mereka memberi tahu kami bahwa kami memasuki 'perairan teritorial China'," ujar seorang pejabat Dephan yang mengetahui kejadian tersebut. 

Baca Juga:
Pelindo Sebut Pelabuhan Lembar Catat Kinerja Positif di 2024

"Aktivitas paling intensif terjadi saat HMAS Parramatta berada di Laut China Timur," kata pejabat itu kepada ABC, yang berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk membahas operasi secara terbuka. 

Sejak meninggalkan Australia pada akhir bulan Mei, kapal ini telah melakukan perjalanan ke Vietnam dan Korea Selatan, kemudian bergerak ke Jepang melalui Laut China Selatan dan Laut China Timur. 

Baca Juga:
6 ABK WNI Wafat di Kecelakaan Kapal Korea di Perairan Jepang, Kemenhub Fasilitasi Pemulangannya

Pelayaran ini disebut sebagai bagian dari "penugasan regional" yang mencakup beberapa latihan militer bersama Angkatan Laut negara lain. 

Menurut Kedutaan Besar Australia di Vietnam, HMAS Parramatta tiba di kota pelabuhan Da Nang pada 5 Juni, sebelum meninggalkan negara itu lebih dari seminggu kemudian menuju Pangkalan Angkatan Laut Busan di Korea Selatan. 

Pelayaran itu membawa HMAS Parramatta melewati Laut Cina Selatan kemudian Laut Cina Timur melewati Taiwan, wilayah yang diklaim oleh China. 

Selama perjalanannya, kata sumber ABC, HMAS Parramatta dilacak secara dekat oleh aset militer China termasuk kapal perusak berpeluru kendali Tipe 052C "Luyang II" dan kapal selam penyerang bertenaga nuklir Tipe 093-A "Shang II." 

Pada tanggal 28 Juni, kapal perang Australia kemudian tiba di Pelabuhan Sasebo, di Prefektur Nagasaki, setelah menyelesaikan latihan bersama Angkatan Laut Jepang. 

Pekan lalu ABC mengajukan serangkaian pertanyaan tentang interaksi militer China dengan HMAS Parramatta kepada para pejabat Departemen Pertahanan, tapi mereka menolak untuk menjawabnya. 

"HMAS Parramatta saat ini sedang melakukan penugasan regional, melakukan sejumlah kegiatan bersama Angkatan Laut mitra Australia dan berpartisipasi dalam berbagai latihan maritim," kata juru bicara Dephan. 

"Penugasan regional merupakan bagian dari kontribusi Australia untuk menjaga kawasan Indo-Pasifik yang terbuka, inklusif, dan tangguh," katanya. 

"Untuk alasan keamanan operasional, Dephan tidak secara terbuka mengungkapkan rincian spesifik suatu operasi," tambah juru bicara itu. 

Menteri Pertahanan Richard Marles, yang sedang mengunjungi Amerika Serikat, juga menolak berkomentar ketika ditanya oleh ABC tentang hal ini. 

"Saya tidak akan merinci kejadian itu, selain mengatakan bahwa apa yang dilakukan militer kami, apa yang dilakukan Angkatan Laut kami di Laut China Selatan adalah kegiatan rutin," kata Menteri Pertahanan Marles dari Washington DC kepada ABC. 

"Hal ini telah dilakukan selama beberapa dekade, difokuskan untuk menegakkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut: yaitu kebebasan navigasi, kebebasan penerbangan, tatanan berbasis aturan global, yang telah saya gambarkan sebagai sangat penting untuk kepentingan nasional kami," jelasnya. 

Ditanya apakah pemerintah dapat memilih untuk secara terbuka mengungkapkan insiden itu seperti yang terjadi dengan pertemuan sebelumnya dengan militer China, Menhan Marles membiarkan kemungkinan itu terbuka. 

"Itu mungkin terjadi lagi di masa depan, tapi yang kami fokuskan pertama dan terutama adalah melakukan kegiatan untuk kepentingan nasional kami," tegasnya. 

"Dalam hal pengelolaan informasi seputar kegiatan itu, kami fokus pada keselamatan para prajurit kami," tambahnya. 

Pekan lalu Pasukan Bela Diri Maritim Jepang (JMSDF) mengumumkan telah "melakukan latihan trilateral dengan kapal perang Amerika Serikat Dewy dan HMAS Parramatta di Laut China Timur ke Timur Okinawa" antara 4 dan 6 Juli. 

"Pasukan Bela Diri Maritim Jepang memperkuat kerja sama antara JMSDF, Angkatan Laut Amerika Serikat dan Angkatan Laut Australia untuk mewujudkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," katanya. 

Awal tahun ini Dephan mengungkapkan sebuah jet tempur J-16 China telah terbang dekat dengan pesawat pengintai maritim RAAF P-8 selama patroli rutin di Laut China Selatan. 

Pekan lalu, Menlu Penny Wong bertemu dengan Menlu China Wang Yi di Bali, pertemuan tatap muka pertama pejabat tertinggi kedua negara dalam hampir tiga tahun.(fh/sumber:ABC)