Kemenhub Bakal Mewajibkan Mobil Listrik Punya Suara Buatan

  • Oleh : Fahmi

Rabu, 27/Jul/2022 15:03 WIB
Test drive mobil listrik Tesla Model 3 Performance di ajang Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2022 di JIExpo Kemayoran, Senin (25/7/2022). Selain mobil listrik Tesla Model 3 Performance, pengunjung juga bisa mencoba mobil listrik DFSK Gelora E dan Alke Mini Pikap. Test drive mobil listrik Tesla Model 3 Performance di ajang Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2022 di JIExpo Kemayoran, Senin (25/7/2022). Selain mobil listrik Tesla Model 3 Performance, pengunjung juga bisa mencoba mobil listrik DFSK Gelora E dan Alke Mini Pikap.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Salah satu perbedaan paling signifikan antara motor listrik dengan motor bermesin konvensional adalah suara yang dihasilkan.

Selain tidak menghasilkan polusi udara, mobil listrik juga tidak menimbulkan polusi suara. Namun, di sisi lain, kondisi tersebut juga berdampak negatif.

Baca Juga:
Suhu Panas Bikin Lemah, Kenali Jenis-Jenis Baterai Mobil Listrik

Mobil listrik yang lebih senyap dibandingkan kendaraan konvensional bisa memperbesar risiko terjadinya kecelakaan.

Sebab tidak adanya suara membuat pengguna jalan lain bisa tidak menyadari keberadaan kendaraan tersebut.

Baca Juga:
Dukung Kendaraan Listrik, FIFGROUP Hadir di Pameran Motor Listrik IEMS

Heri Prabowo, Kasubdit Manajemen Keselamatan Kementerian Perhubungan, mengatakan, pihaknya akan mewajibkan mobil listrik untuk memiliki suara buatan.

“Jadi UNR 138 (aturan untuk pengujian suara mobil listrik pada Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor) itu nanti akan mewajibkan kendaraan untuk membuat suara buatan,” ujar Heri, dalam seminar PEVS di JIExpo, Kemayoran, Selasa (26/7/2022).

Baca Juga:
Calon Mobil Listrik Sejuta Umat Tiba di Indonesia, Lebih Baru dan Berkelas dari Wuling Air EV

Menurutnya, suara buatan pada mobil listrik diperlukan untuk memastikan masyarakat pengguna jalan lainnya untuk peduli dengan kendaraan listrik yang lalu-lalang.

“Kendaraan listrik kan enggak ada suaranya, tiba-tiba lewat. Sehingga dari sisi masyarakatnya juga harus aware terhadap masalah ini,” ucap Heri.

“Ini memang masih terbatas untuk mobil. Supaya meminimalisir atau mencegah terjadinya tabrakan yang tidak disadari oleh masyarakat,” kata dia.(fhm/sumber:kompas)