WNA Jerman Diminta Tinggalkan RI Buntut Artikel Antre 5 Jam Masuk Bali

  • Oleh : Redaksi

Selasa, 02/Agu/2022 07:38 WIB
Ilustrasi antrean penumpang di bandara (AP/Peter Dejong)  Ilustrasi antrean penumpang di bandara (AP/Peter Dejong)

Jakarta (Beritatrans.com) -- Kepala Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Bali, Anggiat Napitupulu meminta Warga Negara Asing (WNA) asal Jerman, bernama Sebastian Powell yang menulis artikel terkait antrean lima jam di Terminal Kedatangan Internasional, Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, untuk meninggalkan Indonesia.

Pihaknya meminta WNA tersebut untuk meninggalkan Indonesia sebelum 30 hari masa berlaku visa on arrival (VOA).

"Sebastian, kita beri teguran sehingga dia memiliki visa on arrival yang tadinya 30 hari. Kita minta sebelum 30 hari harus meninggalkan Bali atau wilayah Indonesia," kata Anggiat, Senin (1/8).

Anggiat menyebut artikel yang ditulis oleh WNA itu rupanya bukan berdasarkan pengalaman pribadinya tetapi dari orang lain dan tidak bisa memastikan kapan dan di mana terjadinya antrean panjang tersebut.

"Yang bersangkutan hanya menceritakan apa kata orang, tapi dia tidak bisa memastikan kapan itu terjadi, di mana itu terjadi. Dia hanya retelling apa yang dikatakan orang," ujarnya.

Menurutnya, pihak Kemenkumham Bali sudah meminta keterangan WNA tersebut terkait adanya antrean panjang di Terminal Kedatangan Internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.

"Yang bersangkutan sudah kita minta keterangan. Saat ini yang bersangkutan masih ada di Bali," ujarnya.

Sebastian merupakan seorang vlogger yang juga pelaku bisnis wisata. Sebastian tiba di Bali dari Bangkok, Thailand, pada Jumat (29/7) pukul 14.43 WITA.

"Terkait berita yang disampaikan Sebastian yaitu yang terjadi pada Jumat lalu. Yang bersangkutan adalah WNA Jerman. Dia adalah vlogger Internasional, dia sebelumnya adalah pelaku bisnis wisata dan sudah berapa kali mungkin ke Bali," ujarnya.

Namun pengakuan Sebastian tidak sesuai dengan penelusuran imigrasi. Sebastian ternyata hanya menghabiskan waktu kurang dari satu jam sejak turun dari pesawat sampai selesai menjalani pemeriksaan imigrasi.

"Dari hasil pemeriksaan CCTV. Jadi turun dari pesawat ke KKP ngantri di counter bank untuk bayar visa on arrival, ngantri di immigration clearance out selesai tidak sampai satu jam, hanya 53 menit," jelasnya.

"Yang bersangkutan sama sekali tidak mengalami seperti yang dia sampaikan di vlog-nya. So boleh dikata ini lebih-lebih, make up restory," ujarnya.

Ia juga menerangkan, seiring dengan perluasan kebijakan keimigrasian mengenai penambahan subjek negara VoA dan pemberian bebas visa kunjungan bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara, jumlah penerbangan maupun volume kedatangan penumpang yang menuju Bali mengalami peningkatan.

Menurut dia, peningkatan jumlah penerbangan juga mengakibatkan adanya jadwal penerbangan internasional yang mendarat secara berdekatan. Hal tersebut tentunya berpotensi menyebabkan kepadatan pada area kedatangan pada saat jam sibuk atau peak time.

Namun, Anggiat memastikan bahwa pemeriksaan keimigrasian tetap berjalan lancar dan kondusif.

"Kami telah melakukan langkah antisipatif terhadap potensi kepadatan penumpang pada jam sibuk dengan menambah petugas, dengan komposisi 16 konter dimana 1 konter diisi oleh 2 orang pegawai dapat menyelesaikan pemeriksaan 1500 penumpang per jam," ujarnya.

Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali (APPMB) I Wayan Puspa Negara turut mengomentari kejadian tersebut. Menurutnya hal tersebut dapat merusak citra Indoensia khususnya Bali di mata wisatawan mancanegara.

"Hal ini menampar wajah pertama Bali atau kesan pertama saat tiba di Bali, sangat tidak berbanding lurus dengan upaya menuju kebangkitan pariwisata Bali saat ini," kata dia, dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/8).

"Meski masih ditengah Pandemi Covid-19 level 1, kita berharap wisman yang datang mendapatkan pelayanan yang nyaman, mudah, cepat dan efisien karena memang tujuan berwisata adalah untuk refreshing, kebahagian, kesenangan dan kenyamanan," imbuhnya.

Menurutnya dengan kondisi antrian yang mengular dan sangat lama bagi wisman karena prosedur keimigrasian sangat tidak ramah bagi wisman.

"Situasi ini, harusnya tidak terjadi jika pihak pengelola bandara, keimigrasian dan pihak terkait lainya di Bandara Ngurah Rai memiliki visi yg sama dengan tujuan pembangunan Bali yang 54 persen tergantung sektor pariwisata, sektor tersier atau sektor jasa yang harus memiliki daya keramahan, kemudahan, kenyamanan dan keefisienan," ujarnya

"Karena, waktu begitu berharga bagi wisman yang memang memiliki length of stay yang pendek di Bali, yakni rata rata tiga sampai tujuh hari. Jangan sampai waktu berlibur mereka terpotong sia-sia hanya karena prosedur di Bandara yang jelimet dan tidak efisien," jelasnya.

Ia juga menyatakan, seharusnya management Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, memahami bahwa di tengah Pandemi Covid-19 ini, dan di awal kebangkitan pariwisata Bali masih mendapat predikat yang sangat baik seperti dari Travel Leisure USA, yaitu Ubud sebagai kota terbaik di Asia dan terbaik ketiga di dunia tahun 2022.

Selain itu, Pulau Bali versi Trip adviser dinobatkan sebagai World Favourite destinations 2022 dan juga hotel terbaik di dunia ada di Bali.

"Jadi, sebagai insan pariwisata saya berharap banyak pada pihak Bandara Ngurah Rai terutama di keimigrasian agat memiliki visi yang sama dengan upaya penciptaan keunggulan layanan di destinasi," ungkapnya.

"Selanjutnya, berharap pada pihak management bandara dan imigrasi Ngurah Rai, untuk segera memperbaiki kondisi ini dengan secepatnya dan tidak boleh lagi wisman ngantri hingga lima jam, buka counter yg lebih banyak sesuai rasio kedatangan wisman," ujarnya.

Seperti diketahui, sebuah artikel dengan judul," Bandara Bali Menjadi Mimpi Buruk Dengan Antrean Imigrasi Hingga Lima Jam," menjadi viral di media group whatsApp.

Dalam artikel yang dimuat oleh Loyalty Lobby menceritakan bagaimana wisatawan mancanegara (wisman) harus mengantri di Terminal Kedatangan Internasional selama lima jam. Sehingga, dikeluhkan oleh para penumpang.

"Hari ini saya menyaksikan situasi terburuk mengenai barisan antrean yang pernah saya alami di mana pun di dunia selama dua dekade perjalanan udara. Orang-orang menunggu beberapa jam di jalur imigrasi di Bandara Denpasar Bali," tulis seorang wisatawan mancanegara (wisman) mengeluhkan antrean proses keimigrasian di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, yang dimuat di situs Loyalty Lobby, Jumat (29/7).

Pelaku pariwisata di Bali, juga menyoroti adanya dugaan informasi viral atas keluhan Wisatawan Mancanegara (Wisman) yang harus antri di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, selama lima jam.
(ny/Sumber: CNNIndonesia)