Tak Ada Belanja Iklan, Mobil Ini Justru Jadi yang Terlaris di Kelasnya

  • Oleh : Dirham

Senin, 15/Agu/2022 09:24 WIB
Mobil listrik Tesla di IIMS Hybrid 2021.  Mobil listrik Tesla di IIMS Hybrid 2021. 

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Iklan merupakan salah satu strategi untuk meraih penjualan setiap produk barang dan jasa. Meski demikian di sektor otomotif, ada satu merek mobil yang merupakan paling laris di dunia dalam kelasnya, meskipun tak pernah mengucurkan belanja iklan.

Dari riset stockapps.com atas keterbukaan informasi di bursa Amerika Serikat (AS), diperbandingkan besaran belanja iklan dan belanja riset pengembangan terhadap setiap unit mobil yang terjual. Dari riset tersebut diketahui, biaya iklan termahal untuk setiap unit mobil terjual dicatatkan oleh merek Chrysler.

Produsen mobil-mobil sport dan mewah berbasis di Michigan, AS, itu mengeluarkan biaya iklan rata-rata USD 664 atau hampir Rp 10 juta, untuk setiap unit yang terjual. 

Belanja iklan per unit Chrysler jauh lebih mahal dibandingkan Ford (USD 468 = Rp 6,9 juta), Toyota (USD 454 = Rp 6,7 juta), dan General Motors atau GM (USD 394 = Rp 5,8 juta). 

Sementara biaya riset dan pengembangan (R&D) untuk setiap unit Chrysler yang terjual, sebesar USD 784 atau setara Rp 11,5 juta. Angka itu jadi yang terendah dibandingkan Ford (USD 1.186 = Rp 17,4 juta), Toyota (USD 1.063 = Rp 15,6 juta), dan GM (USD 878 = Rp 12,9 juta).

Sementara data stockapps.com mengungkapkan, yang paling efisien dari sisi belanja iklan adalah Tesla. Perusahaan otomotif yang didirikan dan dipimpin Elon Musk itu, disebut-sebut belanja iklannya sebesar USD 0. 

Meski demikian, Tesla merupakan merek mobil paling laris di kelasnya yakni di segmen mobil listrik (electric vehicle/EV). Data insideevs.com mengungkapkan, pada kuartal I 2022 Tesla terjual sebanyak 310.411 unit.

Jumlah itu melampaui SAIC hasil kolaborasi SAIC-GM-Wuling yang sebanyak 154.623 unit, BYD 144.203 unit, Volkswagen Group 98.455 unit, dan Hyundai Motor Group dengan 81.744 unit. 

Moncernya penjualan Tesla di segmen mobil listrik, didukung oleh belanja R&D yang disebut paling royal. Untuk setiap unitnya, rata-rata biaya R&D menghabiskan sebesar USD 2.984 atau setara Rp 43,8 juta.

"Karena Tesla tidak beriklan dalam pengertian tradisional, ia dapat menggunakan uangnya untuk fokus pada peningkatan kendaraan dan perencanaannya ke depan," tulis insideevs.com, dikutip Minggu (14/8) .

Pendiri dan CEO Tesla, Elon Musk, memang menggunakan twitter saban hari untuk menarik perhatian orang, lewat cuitannya. Hal itu menjadi iklan gratis bagi Tesla, sehingga menjadikannya sebagai merek mobil listrik paling populer di benak masyarakat. Tapi strategi beriklan itu bisa dibilang tanpa biaya. (ds/sumber Kumparan.com)