Puluhan Nelayan Makassar Berunjuk Rasa Tolak Rel Kereta Api Sistem At Grade

  • Oleh : Fahmi

Senin, 15/Agu/2022 17:13 WIB
Sejumlah nelayan berunjuk rasa menolak jalur kereta api sistem at grade atau menyentuh tanah. Karena dianggap akan menghalangi akses mereka saat pergi melaut. Unjuk rasa di Pantai Mangara Bombang, Makassar, Ahad (14/8/2022). Sejumlah nelayan berunjuk rasa menolak jalur kereta api sistem at grade atau menyentuh tanah. Karena dianggap akan menghalangi akses mereka saat pergi melaut. Unjuk rasa di Pantai Mangara Bombang, Makassar, Ahad (14/8/2022).

MAKASSAR (BeritaTrans.com) - Puluhan nelayan di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, memprotes rencana pembangunan jalur rel kereta api sistem at grade atau menyentuh tanah. Rencananya melintas dari arah Kabupaten Maros menuju New Port Makassar.

Dalam aksi unjuk rasa di Pantai Mangara Bombang, Makassar, Ahad (14/8/2022), nelayan memprotes rencana jalur kereta api dengan sistem tersebut. Karena dinilai dapat mengganggu akses mereka di wilayah pesisir utara Makassar.

Baca Juga:
Luhut: Rel Kereta Api Sulawesi Selatan Tak Perlu Dipertentangkan, Terus Lanjut

Koordinator aksi nelayan Tallo Andi Zulkifli mengatakan, sejauh ini belum ada pihak dari Balai Kereta Api maupun Pemprov Sulawesi Selatan yang melakukan dialog bersama warga. Terkait potensi gangguan dan solusi alternatif keberadaan proyek perkeretaapian nasional di wilayahnya.

"Pada dasarnya kami tidak menolak adanya rel kereta api, tapi jika dipaksakan rel landasannya di darat maka akan mengganggu mata pencarian nelayan Tallo. Karena jalurnya memotong dari arah Biringkanayya menuju pelabuhan New Port, hal itu memutus jalur para nelayan yang melaut," ujar Zulkifli.

Zulkifli menambahkan, selain keberadaan rel darat ini juga akan mengancam daerah hunian para nelayan yang bakal tergusur dan kesulitan mencari hunian alternatif yang memiliki kemudahan akses melaut.

"Nelayan terancam akan tergusur akibat ulah mafia-mafia tanah yang akan mengambil untung dari pembebasan lahan dari proyek rel darat ini," tambah Zulkifli.

Zulkifli mengatakan, jika aspirasi masyarakat nelayan Tallo tidak diakomodir oleh Balai Pengelola Kereta Api dan Pemprov Sulsel, maka ia akan menggelar aksi unjuk rasa dengan jumlah massa lebih besar.

Terkait aksi warganya, Camat Tallo Alamsyah yang menemui warga mengatakan, aspirasi warganya harus diperhatikan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Karena menyangkut sumber penghidupan mereka dari hasil melaut.

"Yang terdampak jelas mereka-mereka ini, mudah-mudahan bisa jadi pertimbangan pemerintah pusat dan provinsi. Warga Tallo tidak menolak proyek nasional ini, akan tetapi desainnya harus diperhatikan dan tidak mengancam mata pencarian nelayan," kata Alamsyah.(fh/sumber:suara)