Rusia Tuduh Pasukannya Diracuni Botulinum Oleh Ukraina

  • Oleh : Redaksi

Minggu, 21/Agu/2022 06:09 WIB
Rusia mengatakan sejumlah pasukannya di timur Ukraina keracunan botulinum tipe B dan menuduh Ukraina yang melakukannya. (REUTERS/ALEXANDER ERMOCHENKO) Rusia mengatakan sejumlah pasukannya di timur Ukraina keracunan botulinum tipe B dan menuduh Ukraina yang melakukannya. (REUTERS/ALEXANDER ERMOCHENKO)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kementerian Pertahanan Rusia menuduh Ukraina meracuni sejumlah pasukannya di Zaporizhzhia, wilayah timur Ukraina yang dikuasai Rusia, pada Juli lalu.

Insiden keracunan itu dikatakan terjadi pada 31 Juli, pasukan yang keracunan telah dibawa ke rumah sakit dengan gejala keracunan serius.

Baca Juga:
Setelah Pidato di Singapura Terkait Perdamaian, Menhan Prabowo Terima Kunjungan Dubes Ukraina: Menurut Informasi Selang 5 Jam Kedubes Rusia Menyusul

Hasil tes menunjukkan kandungan racun botulinum tipe B di tubuh mereka.

"Mengenai fakta terorisme kimia yang disetujui rezim [Presiden Ukraina Volodymyr] Zelenskiy, Rusia sedang mempersiapkan bukti pendukung dengan hasil semua analisis," kata pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, diberitakan Reuters, Sabtu (20/8).

Baca Juga:
Menhan Prabowo Beberkan 4 Pelajaran Penting dari Perang Rusia-Ukraina

Sejauh ini tak dijelaskan berapa banyak orang yang keracunan dan tak ada penjelasan pula tentang 'bukti pendukung' yang dimaksud.

Racun Botulinum tipe B adalah neurotoksin yang dapat menyebabkan botulisme, yakni keracunan makanan disebabkan bakteri clostridium botulinum, mikroorganisme dengan spora yang tahan suhu tinggi dan terdapat di makanan dalam kaleng.

Baca Juga:
Rusia Ancam Hajar Pengiriman Senjata NATO dan Amerika ke Ukraina

Penasihat untuk Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashchenko, merespons tuduhan itu dengan mengatakan kemungkinan disebabkan pasukan Rusia memakan daging kaleng yang sudah basi.

"Kementerian itu tidak mengklarifikasi apakah keracunan itu diebabkan oleh daging kaleng yang kedaluwarsa, di mana racun botulinum sering ditemukan. Ransum yang terlambat telah banyak dikeluhkan pasukan pendudukan sejak hari-hari pertama invasi ke Ukraina," kata Gerashchenko.(fh/sumber:cnn)