Evaluasi Kecelakaan Maut, Ridwan Kamil-Pemkot Bekasi Minta Batasi Jam Lintas Kendaraan Besar

  • Oleh : Fahmi

Kamis, 01/Sep/2022 16:07 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil bersama PLT Walikota Bekasi Tri Adhianto saat mengunjungi korban kecelakaan maut di Kelurahan Kota Baru, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (1/9/2022). Gubernur Jabar Ridwan Kamil bersama PLT Walikota Bekasi Tri Adhianto saat mengunjungi korban kecelakaan maut di Kelurahan Kota Baru, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (1/9/2022).

BEKASI (BeritaTrans.com) - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berkunjung ke Sekolah Dasar Negeri Kota Baru II dan III, Kota Bekasi, Kamis (1/9/2022), yang menjadi lokasi kecelakaan maut di Kota Bekasi.

Dalam kunjungannya, Ridwan Kamil mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Bekasi untuk membatasi jam kendaraan berat boleh melintas.

Baca Juga:
Tarif Tol Trans Sumatra Lampung-Aceh saat Mudik Lebaran 2024

"Yang pertama arahan dan koordinasi dengan pak wali (PLT Walikota Bekasi: Tri Adhianto), meminta Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Kita mengirimkan surat supaya membatasi truk-truk besar di jam-jam siang di daerah padat seperti ini," sebutnya kepada media, Kamis (1/9/2022).

Dikatakannya, kecelakaan truk maut sebelumnya juga terjadi di Cibubur, Kota Bekasi yang menyebabkan banyak korban jiwa.

Baca Juga:
Tarif Tol Jakarta-Surabaya untuk Lebaran Idul Fitri 2024

Selain permintaan pengaturan jalan, berdasarkan hasil evaluasi, pihak SDN II dan III Kota Baru diminta untuk mengatur pergerakan murid agar tidak langsung ke jalan raya. Tapi melalui jalan samping sekolah.

"Dan selanjutnya, saya berdiskusi dengan kepala sekolah, jangka pendeknya akan lalu lintasnya bergerak anak-anak supaya tidak langsung menuju ke jalan besar. Jadi mungkin lewat jalan samping dulu, didrop orang tuanya di sana, diatur sedemikian rupa," ucap Ridwan.

Baca Juga:
Hadapi Angleb, Kemenhub Siapkan Sejumlah Sarana dan Prasarana Transportasi

Gubernur Ridwan Kamil juga menyampaikan kepada guru dan orang tua untuk selalu waspada dalam menjaga juga mendidik anak. Orang tua dan anak harus tetap saling berkomunikasi agar anak dapat termonitor saat keluar masuk sekolah.

"Didrop orang tuanya sedemikian rupa sambil saya menitipkan kalau di rumah orang tua adalah guru, kalau di sekolah guru adalah orang tua. Nah kalau sudah begitu konsepnya maka keselamatan lahir batin tidak hanya di lingkungan sekolah, tapi pada saat keluar sekolah," ungkapnya.

Soal zona selamat sekolah, menurut Kang Emil, tidak bisa menjadi solusi untuk mencegah terjadinya peristiwa serupa. Tapi dia dan Pemerintah Kota Bekasi mendapat usulan agar ada jembatan penyeberangan untuk murid sekolah.

"Solusinya adalah membuat sistem walaupun berdekatan jalan, bagaimana memonitor kedatangan kepulangan, nah tadinya ada usulan jembatan, kalau itu jadi solusi nanti saya, pak wali akan mengupayakan secepatnya, sehingga yang ngedrop di sana gak usah nyebrang melewati lalin yang tidak terkontrol," ungkapnya. (fahmi)