Harga Minyak Mentah Naik karena Ketidakpastian Pasokan Meningkat

  • Oleh : Fahmi

Selasa, 13/Sep/2022 07:50 WIB
Ilustrasi pengeboran lepas pantai untuk mendapatkan minyak bumi. (Foto: AFP) Ilustrasi pengeboran lepas pantai untuk mendapatkan minyak bumi. (Foto: AFP)

CHICAGO (BeritaTrans.com) - Harga minyak naik pada Senin (13/9/2022) karena pembicaraan nuklir Iran diperkirakan mengalami hambatan dan embargo pengiriman minyak Rusia menguat. Kondisi ini akan membuat pasokan makin ketat untuk memenuhi kuatnya permintaan.

Harga minyak mentah berjangka Brent di posisi US$ 94 per barel, naik 1,25%. Sementra harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 99 sen, atau 1,1% ke US$ 87,78 per barel.

Harga minyak sedikit berubah pekan lalu karena pengurangan pasokan oleh OPEC+, diimbangi penguncian akibat Covid-19 di Tiongkok, importir minyak mentah utama dunia.

Sementara Prancis, Inggris, dan Jerman pada Sabtu pekan lalu memiliki "keraguan serius" tentang rencana Iran menghidupkan kembali kesepakatan nuklir yang membuat minyak Iran keluar dari pasar.

Minyak global diproyeksi rebound menjelang akhir tahun karena pasokan akan semakin ketat ketika embargo Uni Eropa terhadap minyak Rusia mulai berlaku pada 5 Desember.

G-7 akan menerapkan pembatasan harga minyak Rusia untuk menekan pendapatan ekspor minyak negara itu setelah invasinya ke Ukraina Februari lalu. G-7 juga berencana mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa minyak masih dapat mengalir ke negara-negara berkembang.

Sementara faktor bearish (melemah) untuk pasar adalah permintaan minyak Tiongkok dapat berkontraksi untuk pertama kalinya dalam 2 dekade tahun ini karena kebijakan nol Covid-19 Beijing membuat orang tetap di rumah selama liburan dan mengurangi konsumsi bahan bakar.

“Hambatan akibat pembatasan di Tiongkok dan kegiatan ekonomi global dapat membuat keraguan kenaikan yang lebih berkelanjutan,” kata analis pasar di IG Jun Rong Yeap.

Sementara Bank Sentral Eropa (ECB) dan Federal Reserve )The Fed) siap menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk mengatasi inflasi. Kondisi ini dapat memperkuat dolar AS terhadap mata uang lain dan membuat minyak dalam denominasi dolar lebih mahal bagi investor. (fh/sumber:cnbc)