Langkah KKP Maksimalkan Lahan Budidaya Sumut

  • Oleh : Fahmi

Rabu, 14/Sep/2022 21:23 WIB
Foto:Istimewa Foto:Istimewa

BINJAI (BeritaTrans.com) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) berupaya meningkatan produktivitas budidaya melalui peningkatan kompetensi SDM dalam pemanfaatan potensi lahan perikanan budidaya di Sumatera Utara.

Provinsi Sumatera Utara memiliki potensi lahan perikanan budidaya sebesar 201.373 hektare, namun di satu sisi tingkat pemanfaatannya baru 13,88 persen pada 2020, yang didominasi oleh budidaya air tawar. 

Baca Juga:
Kementerian Kelautan Perikanan Hadirkan Program SFV untuk Desa Produktif di Gelaran Penas XVI 2023

Pada 7 - 9 September 2022, BRSDM bersama Djarot Saiful Hidayat selaku Anggota Komisi IV DPR RI menggelar Pelatihan Budidaya Ikan Lele dengan Sistem Bioflok dan Budidaya Kepiting Soka secara luring di Kabupaten Langkat dan Kota Binjai, Sumatera Utara. Pelatihan tersebut difasilitasi Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Medan. Masing-masing pelatihan menyasar 100 orang peserta yang merupakan masyarakat perikanan.

“Aktivitas budidaya terus digalakkan KKP untuk meningkatkan produktivitas perikanan, serta perekonomian masyarakat secara linear dengan potensi perikanan tiap daerah. Aksi ini telah dikukuhkan dalam salah satu program prioritas KKP, yaitu menjaga daya dukung lingkungan dengan budidaya ikan yang ramah lingkungan untuk meningkatkan produksi perikanan pasar ekspor dan dalam negeri. Oleh karenanya, BRSDM berupaya mewujudkan program tersebut melalui peningkatan kompetensi masyarakat perikanan,” papar Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta.

Baca Juga:
KKP dan Case Western Reverse University Sepakati Kerja Sama Pengembangan SDM

Selain meningkatkan perekonomian daerah, Nyoman menilai kegiatan pelatihan perikanan budidaya ini penting untuk menjawab krisis pangan dunia. 

“Upaya ini kami laksankan agar para pembudidaya dapat menerapkan proses budidaya yang baik dan memenuhi swasembada bahan pangan,” terangnya.

Baca Juga:
KKP Dorong Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat NTT Melalui Diversifikasi Produk Perikanan

Nyoman pun turut menyinggung persoalan stunting yang masih menghantui anak Indonesia. Pihaknya berharap, dengan peningkatan produktivitas perikanan seirama dengan peningkatan konsumsi ikan sebagai sumber protein masyarakat. Terlebih KKP juga memiliki program Gemar Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) untuk mengurangi angka stunting di Indonesia.

Sementara itu Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatuh KP), Lilly Aprilya Pregiwati, menekankan keunggulan yang melekat dengan sistem bioflok. Menurutnya budidaya lele dengan sistem bioflok dapat dilakukan di daerah dengan keterbatasan air. Keunggulan lainnya adalah padat tebar lebih tinggi karena flok yang dihasilkan oleh probiotiknya dapat digunakan sebagai pakan.

 “Dengan adanya pelatihan ini, para pembudidaya juga bisa paham bagaimana menjalankan budidaya dengan baik dan mendapatkan angka FCR (Feed Conversion Ratio) yang bagus. Tentunya pelatihan ini juga harus mendapat pendampingan dari para penyuluh perikanan dari mulai tahap pra produksi hingga pasca produksi, agar output yang telah ditetapkan dapat tercapai,” harap Lilly.

Hal senada disampaikan Djarot Saiful Hidayat, Anggota Komisi IV DPR-RI. Pihaknya menerangkan bahwa pelatihan ini dilakukan relevan dengan potensi dan permintaan masing-masing wilayah. Di mana Pelatihan Budidaya Ikan Lele dengan Sistem Bioflok diadakan di Kota Binjai, sementara Pelatihan Budidaya Kepiting Soka dilaksanakan di Kabupaten Langkat.

“Potensi budidaya kepiting soka di Kabupaten Langkat itu besar sekali. Selain itu, pelatihan budidaya lele sistem bioflok ini juga sangat diinginkan masyarakat. Tentunya pelatihan ini dilaksanakan agar ikan dapat diproduksi secara masif sebagai suplai, tak hanya di daerah tapi juga sampai perkotaan, supaya dapat menggapai kedaulatan pangan. Pasalnya menurut data dari Studi Status Gizi Indonesia tahun 2021, 13 dari 33 kabupaten dan kota di Sumatera Utara masih berstatus ‘merah; alias memiliki prevalensi stunting di atas angka 30 persen,” jelasnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Binjai, Ralasen Ginting, pun berharap dengan diadakannya pelatihan ini jumlah kelompok pembudidaya ikan dapat bertambah sekaligus terdapat peningkatan di sisi budidayanya. Para peserta pun diharapkan dapat memanfaatkan momen ini dengan baik. Sebagaimana disampaikan oleh salah satu peserta, Siti Aminah, yang merupakan warga Kecamatan Binjai Barat. Ia menilai bimbingan dan pelatihan yang terlaksana sangat membantu dirinya dalam meningkatkan perekonomian keluarga.(fhm)