Bandara Terus Bangkit, Kertajati Layani Penerbangan Umroh, Halim Kembali Beroperasi

  • Oleh : Naomy

Selasa, 20/Sep/2022 16:50 WIB
Suasana di Bandara Halim Perdanakusuma (iat) Suasana di Bandara Halim Perdanakusuma (iat)

JAKARTA (BeritaTrans.com) – Kementerian Perhubungan, melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, menilai industri penerbangan mulai bangkit kembali setelah terdampak cukup signifikan akibat pandemi Covid-19. 

Berdasarkan data industri penerbangan global oleh International Air Transport Association (IATA), momentum pemulihan lalu lintas penerbangan global mulai menguat. 

Baca Juga:
Bandara Kertajati Layani Angleb Setelah Operasi Penuh, Jumlah Penumpang di Puncak Mudik Tembus 2.386

"Pada Juni 2022, lalu lintas penerbangan domestik maupun internasional sudah mencapai rata-rata 70% jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemi (tahun 2019)," jelas Plt Dirjen Perhubungan Udara Nur Isnin Istiartono di Jakarta, Selasa (20/9/2022).

Dengan rincian, lalu lintas penerbangan domestik mencapai 81% dan lalu lintas penerbangan internasional mencapai 65%.

Baca Juga:
Bandara Kertajati Terus Upaya Penambahan Rute Penerbangan

“Kita ketahui, pandemi membuat pergerakan pesawat, jumlah penumpang dan kargo di semua bandara mengalami penurunan yang signifikan. Sekarang industri penerbangan kembali menggeliat.

Menurutnya, penurunan berlangsung sejalan dengan pengetatan mobilitas pergerakan orang, untuk menjaga protokol kesehatan.

Baca Juga:
Menhub Tinjau Bandara Internasional Jawa Barat, Persiapan Angkutan Lebaran

Situasi dan kondisi pandemi inilah yang menyebabkan sejumlah maskapai penerbangan mengurangi armada dan menutup rute-rute yang tidak padat, untuk mengurangi biaya operasional.

Sebagai contoh Bandara Kertajati, sebelum pandemi sudah ada penerbangan. 

Namun sejak pandemi, penerbangan komersial penumpang di bandara ini secara bertahap berkurang, dan saat ini melayani penerbangan untuk kargo. 

“Mulai November nanti, Bandara Kertajati bersiap melayani penerbangan komersial dan rencananya akan digunakan juga untuk melayani penerbangan umroh,” ujarnya. 

"Tentunya Ditjen Perhubungan Udara akan terus mengupayakan agar para maskapai, kembali membuka rute-rute penerbangan untuk melayani penumpang dari dan menuju Kertajati," ungkapnya. 
 
Apalagi dengan adanya rencana operasional jalan Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) mulai Oktober 2022, akan sangat membantu pemulihan lebih cepat di Bandara Kertajati. Jalan tol memungkinkan perjalanan dari Bandung ke Kertajati hanya dalam satu jam saja.

Lain halnya dengan Bandara Halim Perdanakusuma. Menurut Isnin penutupan sementara Bandara Halim pada Maret - Agustus 2022, dilakukan untuk keperluan revitalisasi bandara untuk menjaga keselamatan penerbangan.

"Bandara Halim juga dipersiapkan untuk pelayanan event Presidensi G20 Indonesia," katanya. 

Sementara itu beberapa bandara kecil di Pulau Jawa juga mulai pulih. Di antaranya Bandara Ngloram di Blora, Bandara Jenderal Soedirman di Purbalingga dan Bandara Wiriadinata di Tasikmalaya. 

Sebelum terjadinya pandemi dan sebelum Bandara Halim direvitalisasi, bandara-bandara ini sudah beroperasi dan melayani rute penerbangan. 

“Dengan adanya penutupan sementara Bandara Halim ini, tentunya sempat berdampak kepada sejumlah rute penerbangan pesawat propeller dari Halim menuju bandara-bandara lainnya seperti Ngloram, JB. Soedirman dan Wiriadinata,” ulasnya.

Setelah revitalisasi selesai pada awal September 2022, Bandara Halim sudah dibuka kembali. 

“Ini menjadi awal yang baik, sehingga rute-rute penerbangan dari Halim bisa kembali dibuka,” ucap Isnin.

Seiring dengan pemulihan masa pandemi, menurut Isnin memang perlu waktu untuk kembali pada kondisi sebelum pandemi.

Apalagi saat ini jumlah pesawat masih sangat terbatas untuk melayani masyarakat di seluruh Indonesia. 

“Dibanding sebelum pandemi, jumlah pesawat kita yang siap beroperasi, tinggal 55% sampai dengan 60 % dari jumlah sebelum pandemi tahun 2019. Semoga sampai akhir tahun sudah ada peningkatan jumlah armada secara signifikan,” ucap dia.
 
Perlu diketahui juga, bandara seperti halnya infrastruktur transportasi yang lain, tidak bisa langsung melahirkan trafik dan mobilitas dalam jangka waktu pendek. 

“Manfaat kehadiran bandara akan terasa ketika  dalam jangka menengah dan jangka panjang, pada saat mobilitas masyarakat makin tinggi dan butuh pilihan transportasi yang cepat dan aman,” imbuh Isnin.

Kendati demikian, Dia yakin bahwa dengan kerja sama dan kolaborasi yang baik antar Kementerian/Lembaga terkait, dan melibatkan pemerintah daerah serta stakeholder penerbangan, upaya pemulihan ini akan berjalan dengan baik. 

“Kita terus berusaha melakukan pemulihan agar sektor penerbangan kembali menggeliat, bandara kembali ramai dan banyak rute penerbangan yang dibuka kembali, mari bersama-sama kita wujudkan,” pungkasnya. (omy)