NATO Ancam Tindak Dalang Sabotase Pipa Gas Bocor, Banyak yang Tuduh Itu Rusia

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 29/Sep/2022 22:29 WIB
Foto: Bendera NATO (REUTERS/File) Foto: Bendera NATO (REUTERS/File)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - NATO mengancam bakal menindak pihak yang diduga melakukan sabotase hingga memicu kebocoran pipa gas Nord Stream. Sejumlah pihak menduga Rusia pelakunya.

Melalui pernyataan resmi, NATO menegaskan bahwa jalur pipa gas yang menghubungkan Rusia dan Eropa itu melewati negara anggota mereka, termasuk Denmark.

Baca Juga:
Memanas! Rusia Peringatkan Kemungkinan Perang Nuklir

"Setiap serangan yang disengaja terhadap infrastruktur penting Sekutu akan ditanggapi dengan tanggapan bersama dan tegas," bunyi pernyataan NATO yang dikutip Reuters, Kamis (29/9/2022).

Hingga kini, belum ada informasi pasti mengenai kebocoran pipa gas Nord Stream dan dugaan sabotase di baliknya. Namun, NATO menduga kuat kebocoran itu akibat sabotase.

Baca Juga:
Ukraina Klaim Berhasil Tembak Jatuh Pesawat Pengebom Rusia

"Semua informasi yang tersedia saat ini menunjukkan bahwa ini adalah hasil dari tindakan sabotase disengaja, sembrono, dan tidak bertanggung jawab," tulis NATO.

Publik tengah gempar atas kabar kebocoran pipa gas Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 di Laut Baltik pada Senin lalu. Sebelum bocor, terdengar dua ledakan di pipa itu.

Baca Juga:
AS Kembali Terbangkan Drone Pengintai Usai Insiden di Laut Hitam

Hari ini, coast guard Swedia melaporkan empat kebocoran lain di pipa gas yang menghubungkan Rusia ke Eropa itu.

"Ada dua kebocoran di sisi Swedia, dan dua kebocoran di sisi Denmark," kata petugas Coast guard itu, dikutip AFP.

Kebocoran ini terjadi di tengah ketegangan Rusia dan negara Barat. Moskow memutuskan berhenti memasok gas ke sejumlah negara Eropa imbas sanksi usai invasi Ukraina.

Sejumlah pihak mencurigai Rusia melakukan sabotase demi keuntungan sendiri.

Beberapa pejabat AS mengatakan bahwa hanya Rusia yang punya alasan dan kemampuan untuk merusak jalur pipa gas tersebut.

Namun, Rusia sendiri menuduh Amerika Serikat sebagai dalang dugaan kebocoran ini.

"Pada 7 Februari 2022, Joe Biden mengatakan Nord Stream akan tamat jika Rusia menginvasi Ukraina," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.

Ia kemudian berujar, "Kita harus bertanggung jawab atas kata-kata kita. Eropa harus tahu kebenarannya." (fhm/sumber:cnn)