ASDP Operasikan 91 Kapal Layani 222 Lintasan Penyeberangan Perintis

  • Oleh : Naomy

Selasa, 11/Okt/2022 19:24 WIB
Diskusi BRIN dan ASDP Diskusi BRIN dan ASDP

JAKARTA (BeritaTrans.com) - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) turut menjadi representasi negara dalam menghadirkan  layanan angkutan penyeberangan perintis yang layak dan aman sehingga membuka aksesibilitas khususnya di daerah terdepan, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP).

Hal ini mengemuka dalam diskusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) aktivitas ilmiah-aksi De-Talks (Desa Talks) Seri 19 bersama dengan Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi dengan Tema "Kapal Perintis: Membangun Konektivitas, Memantik Kesejahteraan Masyarakat Kepulauan" di Jakarta, Selasa (11/10/2022). 

Baca Juga:
ASDP: Hampir 100 Persen Pemudik dari Sumatera via Penyeberangan Telah Kembali ke Jawa

Kegiatan diskusi ini juga dihadiri oleh M. Alie Humaedi (Kepala Pusat  Riset Kesejahteraan Sosial, Desa, dan Konektivitas BRIN), M. Yusuf Hadi (Direktur Komersial dan Pelayanan ASDP), dan Shelvy Arifin (Corporate Secretary ASDP) dan peneliti dari BRIN. 

Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi mengatakan, diskusi yang dihelat sebagai rangkaian kegiatan #Menuju50TahunASDP ini menegaskan kekuatan ASDP sebagai moda transportasi publik andalan khususnya di wilayah tengah dam timur Indonesia, dan secara khusus di wilayah 3TP yang tidak lagi terjangkau akses darat dan udara. 

Baca Juga:
Dukung Kelancaran Selama Angleb, ASDP Bebaskan Pas Masuk Penumpang dan Sepeda Motor di Pelabuhan Jangkar

"Tidak dipungkiri bahwa saat ini konektivitas merupakan hal yang sangat penting, terlebih lagi dalam meningkatkan perekonomian di suatu daerah,' ungkal Ira. 

Peran ASDP dipandang strategis dalam membuka jejaring sosial ekonomi masyarakat melalui layanan akses transportasi yang cepat, aman dan nyaman melalui layanan kapal-kapal perintis penyeberangan. 

Baca Juga:
ASDP: Arus Balik Lancar, Pemudik Sudah Bertiket Saat Tiba di Pelabuhan Capai 98,2 Persen

Dengan demikian kesejahteraan hidup dan perekonomian masyarakat dapat meningkat.

“Amanah kami, sebagai agen pembangunan dan juga pelayanan publik. Kehadiran ASDP cukup vital, memberikan aksesibilitas dan menghubungkan antarpulau sehingga mobilitas masyarakat dan juga barang dapat lebih cepat dan mudah. Harapan kami, masyarakat Indonesia dapat terlayani dengan baik dari Sabang sampai Merauke," tuturnya. 

Saat ini, ASDP mengoperasikan total armada sebanyak 22 kapal yang melayani 311 lintasan dengan rincian segmen komersial sebanyak 131 unit kapal (59 persen) yang melayani 89 lintasan (28,6 persen) dan segmen perintis 91 unit kapal (41 persen) yang melayani 222 lintasan (71,4 persen). 

Diketahui dari 311 lintasan yang dilayani ASDP, sekitar 71 persen lintasan perintis yang menyumbang 20 persen bagi pendapatan sebesar Rp658 miliar, dan sekitar 30 persen lintasan komersial menyumbang 80 persen pendapatan ASDP sebesar Rp 2,07 Triliun.

"Kami pastikan lintasan perintis tetap terjaga karena berperan penting terkait fungsi pelayanan BUMN. Sementara secara bisnis, kami tetap fokus tingkatkan pelayanan agar segmen keduanya bisa berjalan baik dan berkelanjutan dengan memastikan portfolio komersial baik, intinya ada balancing," beber Ira.

Dari tahun 2018 hingga 2022 tren layanan lintasan perintis terus meningkat, dimana rata pertumbuhannya sebesar 8,8%. 

Titik tertinggi pertumbuhan lintasan  perintis terjadi pada tahun 2019 ke 2020 yaitu sebesar 16,6% dan pada tahun 2021 ke 2022 yaitu sebesar 15%. 

Sedangkan rincinnya yaitu tahun 2018 sebanyak 160 lintasan perintis, tahun 2019 sebanyak 163 lintasan perintis, tahun 2020 sebanyak 190 lintasan perintis, tahun 2021 sebanyak 193 lintasan perintis, dan tahun 2022 sebanyak 222 lintasan perintis.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Organisasi Riset, Tata Kelola Pemerintahan Ekonomi dan Kesejahteran Masyarakat BRIN, Agus Eko Nugroho mengatakan layanan keperintisan ini menjadi konsen karena perekonomian negara kita bertumpu pada aksesibilitas dan inklusivitas. 

Tidak dipungkiri bahwa hal tersebut masih menemui kendala dan masalah di sejumlah daerah. Pihaknya melihat jika ASDP dapat mengoptimalkan peran dan layanannya maka akan memberikan bantuan kepada negara untuk meningkatkan kesejahteraan.

“Aktivitas layanan ASDP ini memiliki dimensi yang luar biasa pada kegiatan UMKM, dan hal ini merupakan 60% dari GDP kita. Hal ini menjadi potensi yang sangat besar, sehingga jika aksesbilitas para pelaku UMKM kita ini lancar maka perekonomian akan meningkat kearah yang lebih baik. Selain itu yang tidak kalah pentingnya peran ASDP yang tidak hanya membawa penumpang namun mengangkut kendaraan dan barang dari satu tempat lainnya sehingga jaringan distribusi menjadi lancar,” katanya.

Agus juga melihat, layanan perintis yang diberikan oleh ASDP sangat prospektif dan ini menjadi salah satu kewajiban dari Pemerintah untuk hadir memberikan pelayanan di daerah 3TP. 

Dengan adanya layanan tersebut maka dipasritas harga yang terjadi antara kota-kota di pulau Jawa dengan di daerah Timur Indonesia dapat ditekan dengan maksimal. 

Selain diskusi ini, ASDP sepakat melakukan Riset Dampak Sosial Ekonomi Kapal Perintis ASDP Indonesia Ferry ke Wilayah-wilayah Kepulauan di Indonesia. 

“Dari dialog awal kita akan menyusun kerjasamanya seperti apa, dan untuk ini kami berharap dengan penelitian yang dilakukan oleh para pakarnya bisa menghasilkan sebuah terobosan dan juga masukan agar kami bisa meningkatkan pelayanan perintis lebih baik lagi. Melalui penelitian ini, diharapkan kami bisa menjadi penyedia solusi untuk mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi, dan dapat memberikan layanan yang terbaik di daerah 3TP serta menjadi pendukung konektivitas yang lebih efektif dan efisien khususnya di daerah yang belum memiliki akses transportasi,” pungkas Ira. (omy)