Kemenhub Bantah LRT Sumsel Sepi Penumpang: Meningkat Signifikan Sejak Juni

  • Oleh : Naomy

Senin, 24/Okt/2022 18:49 WIB
LRT Sumsel saat ditinjau Menhub LRT Sumsel saat ditinjau Menhub

 

PALEMBANG (BeritaTrans.com) – Kementerian Perhubungan  membantah bila tingkat okupansi penumpang LRT Sumsel sepim.

Baca Juga:
KAI Dukung Program Motor Gratis Kemenhub, Pendaftaran hingga 18 April 2024

Menurut Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (BPKARSS) Ditjen Perkeretaapian,  Dedik Tri Istiantara sebaliknya, lonjakan jumlah penumpang yang signifikan justru terjadi pascalayanan angkot feeder New Oplet Musi Emas diluncurkan pada Juni 2022.

"Peluncuran angkot feeder New Oplet Musi Emas yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) melalui BPKARSS bekerjasama dengan Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah VII Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Bangka Belitung dan Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Selatan ini merupakan salah satu upaya untuk memaksimalkan keterjangkauan LRT Sumsel dalam melayani masyarakat Kota Palembang," tuturnya, Senin (24/10/2022).

Baca Juga:
Penumpang LRT Sumsel Diperbolehkan Makan untuk Buka Puasa Selama Operasional di Ramadan

Dengan begitu, diharapkan masyarakat akan semakin mudah menjangkau LRT Sumsel dari dan/atau ke rumahnya maupun untuk melanjutkan perjalanan ke tujuan masing-masing.

“Alhamdulillah peningkatan penumpang pascadiluncurkannya angkot feeder ini mencapai 25%,” lanjut Dedik. 

Baca Juga:
Angkutan Motor Gratis (MOTIS) Kembali Digelar, DJKA Perpanjang Lintas Pelayanan Hingga Madiun

Pernyataannya tersebut didasari kepada data rata-rata penumpang harian yang meningkat menjadi 9.066 penumpang/hari sejak diluncurkannya angkot feeder (Juli-Oktober 2022) dari sebelumnya 7.239 penumpang/hari (Januari-Juni 2022). 

Sementara itu, peningkatan penumpang per stasiun mencapai 26% di Stasiun Punti Kayu, hingga 40% di Stasiun Asrama Haji.

Dedik menambahkan, antusiasme masyarakat dalam memanfaatkan LRT Sumsel dan menyambung perjalanan menggunakan angkot feeder mendorong Pemerintah untuk memperluas jangkauan layanan angkutan pengumpan tersebut. 

"Dalam hal ini, Pemerintah akan menambah lima koridor tambahan secara bertahap sehingga nantinya akan ada tujuh koridor angkot feeder yang melayani penumpang LRT Sumsel," imbuhnya.

Layanan angkot feeder ini turut melengkapi integrasi antarmoda LRT Sumsel setelah sebelumnya terintegrasi dengan layanan bus BRT dan DAMRI.

Atas dasar besarnya antusiasme masyarakat tersebut, Plt. Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulmafendi menyampaikan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang sudah memanfaatkan LRT Sumsel sebagai moda transportasi sehari-hari. 

“Hari ini tercatat jumlah penumpang yang terangkut oleh LRT Sumsel pada tahun 2022 hingga Oktober mencapai 2.352.714 penumpang, melonjak 47% dari tahun sebelumnya,” urai Zulmafendi. 

Meskipun belum menyamai tingkat okupansi sebelum pandemi, namun dia optimistis, tren peningkatan tingkat keterisian LRT Sumsel ini akan terus berlanjut seiring dengan beragam program yang dijalankan oleh DJKA. 

“Peningkatan jumlah perjalanan menjadi 94 perjalanan/hari juga telah kami lakukan sehingga hari ini dapat kita lihat bersama bahwa LRT Sumsel sudah dipenuhi oleh masyarakat Palembang yang ingin menuju tempat aktivitasnya, terutama pada jam-jam sibuk,” ungkapnya. 

Dia juga menjelaskan bahwa DJKA melalui BPKARSS juga akan melakukan kolaborasi dengan berbagai stakeholder untuk mendorong penggunaan LRT Sumsel oleh masyarakat. 

“Kami berharap beragam upaya yang kami lakukan ini dapat meningkatkan pengalaman perjalanan dengan LRT Sumsel sehingga moda transportasi ini menjadi andalan warga Palembang dan sekitarnya,” pungkas Zulmafendi. (omy)