Oleh : Naomy
JAKARTA (BeritaTrans.com) - Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi menyatakan pihaknya hingga kini masih fokus sosialisasi sekaligus meningkatkan implementasi Ferizy dalam pembelian tiket penyeberangan.
"Evololusi dari tunai ke cashless akhirnya eticketing harus direalisasikan dan masih perlu penyempurnaan," ujar Ira dalam Diskusi ASDP-Bisnis Indonesia bertema "Kolaborasi Stakeholder Mendukung Kelancaran, Keamanan, dan Keselamatan Layanan Angkutan Nataru" di Jakarta, Kamis (3/11/2022).
Baca Juga:
ASDP: Hampir 100 Persen Pemudik dari Sumatera via Penyeberangan Telah Kembali ke Jawa
Penerapan Ferizy yang sudah dimulai sejak 2018 menurutnya, masih perlu banyak perbaikan untuk optimalisasi layanan.
Kenapa ferizy diterapkan, kata dia karena maninfes harus akurat dan bila terjadi hal yang tak diinginkan nanti asuransi tidak bisa dijamin.
Begitu juga risiko keselamatan dengan digitalisasi maka akses informasi manifes akan jelas.
"Pada persiapan angkutan Nataru ini ada pembelanjaran (pengalaman) pada angleb 2022 pertama kali ferizy diuji lebaran sesungguhnya karena saat pandemi belum ada," urai Ira.
Baca Juga:
ASDP: Arus Balik Lancar, Pemudik Sudah Bertiket Saat Tiba di Pelabuhan Capai 98,2 Persen
Hal itu mengingat pengguna jasa belum familiar dengan ferizy. Mereka belim punya tiket saat sampai di pelabuhan.
Padahal seharusnya kalau pengguna jasa sudah memahami maka harusnya punya perilaku yang sama saat akan naik Kereta api atau pesawat kalau tidak ada kapasitasnya pindah hari atau jam.
"Ini yang masih menjadi tantangan, karena masih ada yang tiba di pelabuhan jauh sebelum waktu keberangkatan," imbuhnya.
Di setiap bufferzone nantinya akan ada petugas jika ada pengguna jasa yang belum punya tiket.
Selanjutnya petugas akan mengarahkan untuk membeli melalui Ferizy.
"Kami berharap pengguna jasa makin memahami saat akan melakuka perjalanan dengan angkutan penyeberangan, dengan memanfaatkan Ferizy. (omy)