Siap-Siap 4 Daerah RI Ini Bakal Dibangun Pabrik Baterai EV

  • Oleh : Redaksi

Jum'at, 11/Nov/2022 13:52 WIB
Foto: Presiden Joko Widodo secara resmi memulai tahapan pembangunan industri baterai listrik terintegrasi pada Rabu, 8 Juni 2022, di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden) Foto: Presiden Joko Widodo secara resmi memulai tahapan pembangunan industri baterai listrik terintegrasi pada Rabu, 8 Juni 2022, di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta (BeritaTrans.com) - Pemerintah terus berupaya menggenjot pengembangan ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia. Buktinya, pemerintah akan menetapkan empat wilayah yang bakal menjadi pusat pabrik baterai kendaraan listrik.

Deputi Bidang Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto mengatakan selain Kawasan industri pengolahan nikel PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Masih ada beberapa wilayah lain yang akan menjadi pusat pengembangan pabrik baterai.

Baca Juga:
Pabrik Baterai Listrik Terbesar Asia Tenggara Dibangun di Karawang

Diantaranya yakni seperti PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) di Kecamatan Weda, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara. Kemudian industri di Kabupaten Konawe, dan terakhir industri di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.

"Jadi saya kira ekosistem yang akan kita bangun bukan hanya Morowali, ada di Weda Bay, Konawe ada di Pomalaa. Sekarang kita mengembangkan teknologi pengolahan bijih nikel kadar rendah," kata Seto kepada CNBC Indonesia dikutip Selasa (8/11/2022).

Lebih lanjut, Seto menyebut bahwa pipeline proyek pengolahan bijih nikel menjadi baterai di Indonesia dalam dua hingga tiga tahun mendatang nilai investasinya berkisar US$ 19 miliar. Setidaknya terdapat 18 proyek yang berjalan, itu semua diluar investasi LG Energy Solution dan Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL).

"Jadi cukup signifikan investasi di baterainya. Nah yang menarik juga adalah ada 1 investasi di anoda, ini menarik sebenarnya kita gak punya bahan baku sama sekali. Bahan bakunya grafit, kita ga punya. Tapi dia mau masuk ke Indonesia alasannya kenapa karena dia lihat ekosistem baterai yang kita bangun sudah mulai tumbuh," ujarnya.

Berkenaan dengan itu, dalam waktu dua pekan mendatang, kabarnya pabrik baterai kendaraan listrik akan resmi beroperasi di Morowali, Sulawesi Tengah. "Jadi nanti tanggal 21-22 akan ada acara peresmian pabrik baterai di Morowali," ujar Seto.

Seto memastikan bahwa pemerintah telah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten untuk dapat dipekerjakan dalam pabrik baterai terintegrasi. Pemerintah juga telah membangun politeknik industri untuk melatih lulusan SMA lokal agar siap kerja.

"Begitu lulus langsung diserap industri. Ini merupakan upaya kita meningkatkan SDM. Jadi gak benar kita impor besar-besaran TKA saya kira enggak," kata dia.

Selain itu, pemerintah juga telah menyalurkan beasiswa kepada sekitar 35 mahasiswa untuk menempuh pendidikan S2 di China. Sehingga ketika pabrik baterai selesai, pengoperasian pabrik baterai dapat dilakukan oleh tenaga lokal.

"Sudah ada 35 orang yang disekolahkan S2 untuk kemudian dia bisa kembali bekerja dan operasikan pabrik bahan baku baterai yang teknologinya tidak banyak negara yang menguasai dan ini mereka akan mengirimkan batch 2 lagi. Jadi saya kira ini mungkin yang belum banyak diketahui, dan perlu diluruskan," katanya..     (ny/Sumber:CNBCIndonesia)