PTDI Sebut Kemhan Pesan 10 Pesawat N219 Hasil Karya Anak Bangsa

  • Oleh : Dirham

Jum'at, 25/Nov/2022 16:45 WIB
Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan mengatakan, Kemhan memesan 10 pesawat N219 hasil karya anak bangsa.  Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan mengatakan, Kemhan memesan 10 pesawat N219 hasil karya anak bangsa. 

JAKARTA (BeritaTrans.com) - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menyebut Kementerian Pertahanan (Kemhan) memesan 10 unit pesawat N219. Pembelian pesawat ini merupakan bentuk dukungan terhadap industri pertahanan dalam negeri. 

Hal itu disampaikan Direktur Produksi PTDI Batara Silaban dalam acara Indonesia Development Forum (IDF) 2022 di Movenpick Resort, Jimbaran, Bali dengan tema “Reviving the Aerospace Industries through Sustainable Aircraft Projects in Indonesia”. 

Menurut Batara Silaban, pesawat hasil karya anak bangsa ini dapat digunakan pemanfaatannya baik di sektor militer, sipil, maupun komersial. 

”Pada 3 November 2022, PTDI memperoleh kontrak pengadaan sebanyak 11 unit pesawat N219 dari PT Karya Logistik Indotama. Potensi kontrak lainnya di 2023 adalah sebanyak 10 unit dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan 3 unit versi amfibi dari Provinsi Kepulauan Riau,” ujarnya, Jumat (25/11/2022). 

Batara Silaban menjelaskan, pesawat N219 menjawab misi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam hal pembangunan yang merata dan berkeadilan dengan menyediakan wahana konektivitas multimoda untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, yang kemudian juga dapat mendorong penyebaran pusat-pusat pertumbuhan ke wilayah yang belum berkembang. 

Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan mengatakan, pada acara IDF 2022 ini, Bappenas telah meluncurkan Peta Jalan Pengembangan Industri Dirgantara Indonesia, sebagai bentuk dukungan untuk keberlanjutan proyek-proyek pesawat terbang, baik berupa produksi maupun pengembangan, khususnya pesawat N219, yang tentunya sangat penting untuk kebangkitan dan kemajuan industri pesawat terbang di Indonesia. 

“Kita menyongsong Indonesia sebagai industri dirgantara bisa mendorong sebagai penggerak pertumbuhan perekonomian nasional, ini adalah poinnya,” katanya. 

Beberapa poin terkait master plan yang dituntut adalah real produk. Kalau di industri dirgantara ini adalah bagaimana Indonesia bisa menjadi negara perindustrian untuk pesawat turborop khususnya pesawat penumpang dengan kapasitas di bawah 100 pax.

”Kita sudah mulai dengan N219, yang sebentar lagi akan disusul dengan N219 amfibi yang diharapkan bisa menjadi pesawat untuk jembatan udara, konektivitas pulau-pulau yang jumlahnya mencapai 17.000,” paparnya. 

Bersamaan dengan pesawat, kata Gita, yang harus muncul adalah industri jasa maintenance, repair and overhaul dan membangun ekosistem untuk menumbuhkan industri komponen. 

”Tentunya terakhirnya adalah bagaimana industri nasional ini pada akhirnya harus masuk kepada industri global yang kompetitif,” katanya. Untuk itu Gita berharap, penyelenggaraan special session “Reviving the Aerospace Industries through Sustainable Aircraft Projects in Indonesia” ini dapat menghasilkan ekosistem komersialisasi N219 di Indonesia dan menindaklanjuti dukungan pemerintah dalam menggulirkan skema-skema pembelian pesawat N219, serta menyinergikan lembaga pendidikan dan industri dalam meningkatkan kemandirian teknologi dan local content, salah satunya pada pesawat N219. 
”Dengan demikian, sesi ini dapat dijadikan sebagai ruang interaksi bagi para pemangku kepentingan tersebut, yang kemudian dapat dijadikan sebagai bahan tindak lanjut untuk disampaikan kepada pemerintah dalam mendukung penyusunan perencanaan pembangunan,” ucapnya. (ds/sumber Sindonews.com)