Angkasa Pura II Jajaki Pembangunan Data Center di Bandara Soekarno-Hatta

  • Oleh : Naomy

Selasa, 29/Nov/2022 21:33 WIB
Diskusi Data digital bandara di masa depan Diskusi Data digital bandara di masa depan


TANGERANG (BeritaTrans.com) - PT Angkasa Pura Sarana Digital (APSD) yang merupakan bagian dari Grup Angkasa Pura II sebagai pengelola 20 bandara di Indonesia menggelar Seminar Nasional “APSD Tech Talk” dengan tema “Realizing an Excellent Business Performance in Airport Ecosystem: The Importance of Data Center”, Selasa (29/11/2022).

Seminar digelar untuk membahas pentingnya keberadaan infrastruktur data center (pusat data) di bandara yang dikelola AP II. 

Baca Juga:
Mantap, Meroket 15 Tangga, Bandara Soekarno-Hatta jadi Peringkat 28 Terbaik Dunia Tahun 2024

Seperti diketahui, infrastruktur data center merupakan fasilitas untuk penyimpanan, pengolahan dan sekaligus memastikan keamanan data. 

Seminar yang digelar di Kantor Pusat AP II ini dibuka dengan opening remarks oleh President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin dan keynote speech oleh Staf Khusus Menteri Kominfo Prof. Ahmad M. Ramli.

Baca Juga:
Cuma 12 Hari Libur Lebaran, Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta Tembus 2,02 Juta, jadi Tersibuk di Asia Tenggara

Turut hadir sebagai panelis, narasumber ternama di industri yakni Ketua Tim Pusat Data Nasional APTIKA Kominfo Agung Basuki, Ketua Bidang IIX dan Data Center Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) Syarif Lumintarjo, Pendiri IndoTelko Forum Doni Ismanto, dan CEO NeutraDC Andrew Th. A.F yang merupakan bagian dari Grup Telkom. 

President Director AP II Muhammad Awaluddin menyampaikan, sejumlah bandara besar di dunia telah memiliki infrastruktur data center. 

Baca Juga:
Penumpang di Puncak Arus Balik di 20 Bandara Angkasa Pura II Tembus 309.477, Operasional dan Layanan Lancar

“Bandara-bandara di negara lain telah mengembangkan data center untuk memastikan keandalan operasional teknologi dan informasi bagi seluruh stakeholder bandara, dan meminimalisir potensi-potensi gangguan terkait IT di suatu bandara. Kita tahu bahwa di era saat ini, data adalah hal yang sangat penting," tegasnya.

Pihaknya juga melihat seperti apa best practices global dalam pengembangan data center di bandara, semisal Dubai International airport, Istanbul International Airport, Beijing Daxing International Airport, dan Fukuoka Airport. 

"Harapan kita, Bandara Soekarno-Hatta punya smart infrastructure yang salah satunya data center, dan tidak kalah bersaing dengan bandara-bandara besar lainnya,” jelasnya. 

Pembangunan data center juga harus mempertimbangkan berbagai aspek termasuk belanja modal dan pasar yang dituju, apakah data center sebatas hanya diperuntukkan untuk melayani stakeholder di bandara atau bisa juga untuk pihak lainnya. 

“Tentu saja yang jelas, prospek di industri data akan sangat besar ke depan. AP II memiliki Angkasa Pura Sarana Digital yang diharapkan mampu menjadi key player dalam mendukung transformasi digital di bandara dan meraih potensi pasar data center,” ujar Awaluddin. 

Staf Khusus Menteri Kominfo Prof. Ahmad M. Ramli dalam keynote speech mengemukakan, prospek bisnis data center diperkirakan tumbuh rata-rata sekitar 20% per tahun. 

“Dari referensi dan praktik di lapangan, maka pertumbuhan rata-rata sekitar 20% per tahun,” ujar Prof Ramli.

Dia menuturkan, penyedia data center harus memerhatikan enam hal yakni kualitas layanan (quality of service), perlindungan data (data protection), keamanan (security), kapasitas (capacity), efisiensi (efficiency), serta kepatuhan terhadap regulasi (compliance). 

Di tempat yang sama, Plt. Direktur Utama APSD Ferdian Agustiana mengatakan, pembangunan infrastruktur data center di Bandara Soekarno-Hatta tengah menjadi rencana serius. 

“Bandara sebagai ruang publik juga harus memanfaatkan media digital untuk membantu meningkatkan kualitas pelayanan, kami melihat kehadiran data center dapat menjadi solusi yang tepat dalam pemenuhan kebutuhan digital di ruang publik dan memperkuat implementasi smart airport,” tutur Ferdian. 

Dia menuturkan, Bandara Internasional Soekarno-Hatta diharapkan dapat menjadi role model dalam realisasi smart airport yang diperkuat dengan adanya infrastruktur data center. 

Adapun saat ini telah dipetakan lokasi yang tepat untuk pembangunan data center di dalam kawasan Bandara Soekarno-Hatta. 

Sementara itu, para panelis menuturkan bahwa pembangunan data center juga harus memperhatikan keberlanjutan (sustainability).

“Sustainability bukan hanya power (energi untuk data center), tapi ada tiga hal. Pertama, melakukan dekarbonisasi dimana kami untuk power di office kami menggunakan solar panel, lalu zero water di mana sebisa mungkin tidak ada pemborosan air (dalam operasional data center), dan ketiga adalah zero waste,” ujar CEO NeutraDC Andrew Th. A.F. 

NeutraDC sendiri adalah anak usaha Telkom yang melayani bisnis data center dengan kategori hyperscale. 

Seminar hari ini adalah seri pertama dari tiga seri yang direncanakan, untuk mendalami pentingnya keberadaan data center bagi Grup Angkasa Pura II dan ekosistem kebandarudaraan nasional. (omy)