Kapal Pelni Ukuran Besar Tetap Berlayar Meski Gelombang Tinggi, Kapal Roro KM Wilis Batal Berangkat Makassar-Labuan Bajo

  • Oleh : Fahmi

Selasa, 27/Des/2022 09:19 WIB
KM Kelud merupakan kapal besar yang bisa mengangkut penumpang berkapasitas 2000 orang. (Ist) KM Kelud merupakan kapal besar yang bisa mengangkut penumpang berkapasitas 2000 orang. (Ist)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Akibat cuaca buruk, pelayaran kapal KM Wilis batal diberangkatkan dari Makassar menuju Labuan Bajo. Sebelumnya kapal dijadwalkan berangkat pada Senin (27/12/2022) malam.

Manajer Komunikasi PT Pelni (Persero) Ditto Pappilanda mengatakan, Pelni mengoperasikan tiga jenis kapal dilihat dari segi ukuran. Gelombang tinggi berdampak pada pelayaran kapal kecil dengan tipe 500 pax atau kapal roro.

Baca Juga:
Sukses Angkutan Laut Lebaran 2024, KSOP Utama Tanjung Priok Gelar Penutupan Bersama Stakeholder di Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Priok

"Cuaca buruk atau gelombang tinggi baru berdampak pada pelayaran kapal terkecil di tipe 500 pax, seperti KM Wilis yang semalam batal diberangkatkan dari Makassar menuju Labuan Bajo akibat cuaca buruk," ujar Ditto kepada BeritaTrans.com dan Aksi.id, Selasa (27/12/2022).

Dijelaskan, izin penyeberangan selanjutnya menunggu cuaca kembali membaik dan juga setelah mendapatkan rekomendasi dari Kesyahbandaran melalui Maklumat Pelayaran.

Baca Juga:
Pangkalan PLP Tanjung Priok Gelar Apel Penutupan Posko Pengawasan dan Pengamanan Angkutan Lebaran 2024

"Pelni wajib mendapatkan ijin berlayar yang dikeluarkan oleh Kesyahbandaran melalui Maklumat Pelayaran, yanh di dalamnya termasuk informasi cuaca di perjalanan," jelas Ditto.

Sedangkan untuk pelayaran kapal ukuran besar yang mampu menampung 1000 pax sampai 2000 pax tidak berdampak karena adanya cuaca buruk.

Baca Juga:
Dirjen Hubla Dorong e-Tiketing Diterapkan di Semua Layanan Kapal

"Untuk tipe terbesar, ukuran 2000 pax dan 1000 pax, dengan berat dan ukurannya dapat melalui cuaca buruk dengan aman," ujar Ditto.

Antisipasi Cuaca Ekstrem dari Kemenhub

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kemenhub menyiapkan sejumlah langkah mitigasi sebagai langkah antisipasi menyusul adanya prediksi cuaca ekstrem di beberapa wilayah di Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) periode 26 Desember 2022 pukul 07.00 WIB s.d. 27 Desember 2022 pukul 07.00 WIB.

Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Capt. Mugen S Sartoto menyebutkan bahwa saat ini cuaca buruk dan gelombang tinggi terjadi di sejumlah perairan di Indonesia yang tentunya berdampak terhadap keselamatan pelayaran. 

Oleh sebab itu Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mengimbau kepada para Syahbandar, Operator Kapal termasuk Nakhoda Kapal serta masyarakat untuk selalu mengutamakan keselamatan pelayaran.

"Seluruh Syahbandar, perusahaan pelayaran/angkutan penyeberangan, masyarakat agar mempelajari berita cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG secara periodik setiap enam jam. Dan apabila kondisi cuaca membahayakan keselamatan pelayaran maka Syahbandar diminta untuk tidak menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar atau SPB, dan bilamana terdapat pihak manapun yang memaksakan kapal diberangkatkan maka untuk tetap tidak diberangkatkan sampai kondisi cuaca di sepanjang perairan yang akan dilayari benar aman untuk berlayar," ujar Capt. Mugen.

Terhadap kegiatan bongkar muat barang agar diawasi secara berkala untuk memastikan kegiatan dilaksanakan dengan tertib dan lancar, muatan dilashing, kapal tidak over draft serta stabilitas kapal tetap baik.

Seluruh operator kapal khususnya Nakhoda agar memperhatikan berita cuaca yg paling update terkait kondisi angin dan ombak serta meminta pertimbangan Syahbandar sebelum kapal berangkat. 

"Kami menyiagakan kapal-kapal Patroli serta terus berkoordinasi dengan Basarnas, TNI/Polri sebagai antisipasi kemungkinan terjadinya kecelakaan laut," jelas Capt. Mugen.

Capt. Mugen juga mengimbau kepada masyarakat khususnya calon penumpang kapal agar selalu mengikuti aturan keselamatan dan petunjuk dari petugas kapal. 

"Jangan memaksakan untuk segera diberangkatkan jika cuaca dan gelombang tidak memungkinkan untuk kapal berlayar, utamakan keselamatan pelayaran," kata Capt. Mugen.

Ia juga mengimbau agar para calon penumpang kapal tidak memaksakan diri naik ke kapal jika kapal sudah penuh sesuai kapasitas kapal.

"Jangan memaksakan naik ke kapal jika kapal sudah penuh, belilah tiket kapal secara online atau melalui loket resmi di pelabuhan, pastikan membawa barang bawaan secukupnya dan tetap mengutamakan keselamatan pelayaran yang merupakan tanggung jawab kita bersama," tutup Mugen.(fhm)