Alami 8 Keterlambatan Pelayaran karena Cuaca Ekstrem di Libur Nataru Pelni: Demi Keselamatan Pelayaran

  • Oleh : Naomy

Selasa, 03/Janu/2023 11:37 WIB
Penumpang dj Karimun Jawa Penumpang dj Karimun Jawa


JAKARTA (BeritaTrans.com) - PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT Pelni (Persero) mencatat sebanyak delapan perjalanan kapal Pelni mengalami keterlambatan akibat cuaca buruk selama periode Natal dan Tahun Baru 2023. 

Penyesuaian waktu sandar dilakukan untuk mengurangi efek keterlambatan di pelabuhan-pelabuhan berikutnya.

Baca Juga:
Yeay, Direksi Pelni Rayakan Hari Pelanggan di Surabaya dan Tarakan

Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni Opik Taupik menyebutkan bahwa data keterlambatan kapal selama periode Nataru terhitung 8 hingga 28 Desember 2022. 

"Selama periode tersebut, terdapat delapan jadwal perjalanan dari tujuh kapal Pelni yang mengalami keterlambatan lebih dari enam jam," ungkap Opik, Selasa (3/1/2023).

Baca Juga:
Pelni Gelar Malam Apresiasi, 7 Mitra Usaha Logistik Terima Penghargaan

Data yang dimiliki Pelni menunjukan, cuaca buruk membuat kapal rata-rata mengalami keterlambatan jadwal ketibaan.

Kapal dan wilayah yang tercatat antara lain KM Sinabung di Surabaya yang mengalami keterlambatan delapan jam pada 24 Desember 2023. 

Baca Juga:
KM Kelud Pelni jadi Hotel Terapung Gratis bagi Pendukung PON XXI di Aceh

Data keterlambatan kapal Pelni lainnya yaitu KM Leuser di Pelabuhan Ambon (enam jam pada 26 Desember); KM Tidar di Makassar (delapan jam pada 24 Desember); KM Wilis di Makassar (72 jam pada 24 Desember); KM Egon di Pelabuhan Pare-Pare (14 jam pada 24 Desember) dan Pelabuhan Batulicin (48 jam pada 26 Desember); KM Dobonsolo di Pelabuhan Bau-Bau (tujuh jam pada 26 Desember); serta KM Bukit Raya di Pontianak (sembilan jam pada 27 Desember). 

Untuk memastikan keterlambatan kapal tidak terlalu jauh mempengaruhi jadwal kapal di pelabuhan berikutnya, Pelni akan menyesuaikan lama sandar. 

"Jika dimungkinkan, sebagai contoh, jika lama sandar 3 sampe 4 jam, kita percepat menjadi dua atau tiga jam saja. Aktivitas yang dilakukan saat sandar seperti memuat bahan makanan, air tawar maupun BBM," tambah Opik. 

Keterlambatan kapal Pelni umumnya terhambat gelombang tinggi saat berlayar, khususnya untuk kapal penumpang tipe 1.000 dan 2.000 yang memiliki panjang antara 99 hingga 146 meter, tinggi haluan 9 hingga 100 meter dan bobot kapal mencapai 1.450 hingga 3.175 ton. 

Dengan ukuran tersebut, kapal Pelni masih dapat diizinkan berlayar menembus ombak mencapai empat hingga enam meter. 

"Namun kami selalu memperhatikan dan menaati maklumat pelayaran yang dikeluarkan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan setempat. Jika otoritas pelabuhan menyatakan gelombang terlalu tinggi, maka kami akan menunda pelayaran. Kami mohon maaf kepada penumpang yang perjalanannya terganggu akibat cuaca buruk," tutur Opik. (omy)