Pengamat: Amarah Prabowo Subianto Sudah Tingkat Dewa Lihat Sandiaga Bermanuver Capres

  • Oleh : Dirham

Rabu, 11/Janu/2023 10:50 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberikan keterangan pers seusai meresmikan kantor Basan Pemenangan Presiden Gerindra di Jalan Letjen S, Jakarta, Sabtu (7/1/2023) Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberikan keterangan pers seusai meresmikan kantor Basan Pemenangan Presiden Gerindra di Jalan Letjen S, Jakarta, Sabtu (7/1/2023)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Teguran Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang meminta kader meninggalkan partai jika sudah tak cocok dinilai sebagai amarah tingkat dewa (tertinggi) terhadap Sandiaga Uno yang bermanuver terkait calon presiden (capres). 

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin meyakini, teguran tersebut mengarah pada sosok Sandiaga Uno karena dianggap sudah bermanuver terkait bursa capres. 

Dari teguran ini, Ujang melihat ada yang berbeda. Biasanya, teguran selalu disampaikan oleh petinggi partai seperti Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad maupun Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani.

Akan tetapi, Prabowo kali ini mengambil kendali langsung untuk menyampaikan sentilan meski tak eksplisit mengarah pada sosok yang mengemban posisi Wakil Ketua DPP Gerindra itu. 

"Kelihatannya ini marahnya Prabowo sudah tingkat dewa, biasanya kan lewat ketua hariannya, Dasco, menegur, atau menyindir Sandiaga Uno, atau lewat Ahmad Muzani sekjen-nya," kata Ujang, Selasa (10/1/2023). 

Ujang juga mengatakan, teguran tersebut memperlihatkan bahwa Prabowo ingin menyampaikan langsung dengan mempersilakan kader angkat kaki dari Gerindra seandainya tidak setuju dengan kebijakan partai maupun dirinya.

Ujang menuturkan, teguran tersebut merupakan bagian dari penegakkan disiplin terhadap kader yang dianggap sudah keluar jalur. 

"Saya melihatnya sangat jelas arahnya kepada Sandiaga Uno dianggap oleh Prabowo dan Gerindra sudah melampaui batas," ujar Ujang.

Ujang menambahkan, manuver Sandiaga terjadi lantaran tiket capres dari Gerindra sudah terkunci untuk Prabowo sebagai calon tunggal yang akan diusung partai. 

"Karena bagaimana pun Gerindra sudah mendukung 100 persen bahwa Prabowo capres dan itu calon tunggal, tidak ada calon lain," ungkap dia. 

"Seandainya kalau ada yang bermanuver soal pencapresan, ya itu tadi, harus angkat kaki dan itu memang bagian dari penegakkan disiplin partai siapa yang tidak setuju dengn parpol ya harus keluar," imbuh dia. 

Belakangan, gerak-gerik Sandiaga tengah menjadi sorotan setelah tak menghadiri acara peresmian Kantor Badan Pemenangan Presiden partainya yang dihadiri Prabowo dan sejumlah elite Gerindra lainnya di Jakarta pada Sabtu (7/1/2023). 

Sebaliknya, sehari setelah acara Gerindra atau Minggu (8/1/2023), Sandi justru hadir di acara Hari Lahir (Harlah) ke-50 PPP di Yogyakarta. 

Prabowo pun sempat angkat bicara terkait kadernya yang bermanuver. Meski tak menyinggung nama Sandi, ketua umum Partai Gerindra itu mempersilakan kadernya meninggalkan partai jika sudah tak cocok dengan dirinya. 

"Kalau tidak cocok sama Prabowo, ya monggo enggak apa-apa, cari partai lain, pindah partai boleh dong," kata Prabowo saat meresmikan kantor Badan Pemenangan Presiden Gerindra, Sabtu (7/1/2023). 

Dalam pidatonya, Prabowo menyebut bahwa ada kader Gerindra yang keluar jalur. Sikap yang ditunjukkan kader itu disebut berbeda dengan perkataannya. 
"Ada saja rekan kita yang kadang-kadang keluar dari jalur, salah jalan, enggak tahu saya, karena itu sifat, kita harus koreksi diri kita, lain di mulut lain di hati. Tinggi gunung seribu janji, lain di bibir lain di hati, kumaha (bagaimana)?" ujar Prabowo. 

Padahal, kata Prabowo, seorang kader harus mengikuti garis yang sudah ditetapkan partai. Sebab, membesarkan partai perlu kerja sama seluruh anggota. 

Oleh karenanya, Prabowo berharap, kader-kader yang keluar jalur itu segara mendapat pencerahan. Atau jika tidak, dapat memutuskan berpisah dengan Gerindra secara baik-baik. 

"Aku juga dulu di Golkar pindah dengan baik, tapi saya menghadap ketua umum waktu itu saya pamit. Aku bikin surat pengunduran diri dan aku pamit. Saya datang ke tokoh-tokoh Partai Golkar untuk pamit," ujar Prabowo. 

Menteri Pertahanan tersebut melanjutkan, dia tak masalah jika dibohongi atau dikhianati orang lain. Namun, paling penting, dia tidak membohongi atau mengkhianati orang lain. 

"Saya siap seandainya kalian semua tinggalkan saya, saya tidak akan gentar dan saya tidak berhenti berjuang untuk bangsa dan negara," kata Prabowo. 

Sandiaga Uno pun buka suara perihal pernyataan Prabowo yang diduga ditujukan untuk dirinya. 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini mengklaim akan segera menemui Prabowo untuk tabayun. 

"Saya akan tabayun dulu. Mohon teman-teman berikan kesempatan beberapa waktu untuk saya bertabayun sama Pak Prabowo, sekaligus juga melaporkan dan segera nanti setelah bertabayun dengan beliau karena adab berkomunikasi dengan pimpinan itu bukan melalui media tetapi langsung bertabayun," katanya. (ds/sumber Kompas.com)