Banjir dan Longsor Sergap Kota Manado, 5 Orang Dikabarkan Meninggal

  • Oleh : Fahmi

Sabtu, 28/Janu/2023 13:20 WIB
Penanganan warga terdampak bencana di Kota Manado, Jumat (27/1/2023). Wali Kota Manado tetapkan status keadaan darurat penanganan bencana. Penanganan warga terdampak bencana di Kota Manado, Jumat (27/1/2023). Wali Kota Manado tetapkan status keadaan darurat penanganan bencana.

MANADO (BeritaTrans.com) - Wali Kota Manado Andrei Angouw akhirnya menetapkan status keadaan darurat penanganan bencana banjir dan tanah longsor di Kota Manado pada Jumat malam (27/1/2023) malam.

“Dengan ini kami menetapkan penetapan status keadaan darurat penanganan bencana banjir dan tanah longsor di Kota Manado, Sulut tahun 2023,” ungkap Andrei dalam Surat Keputusan Nomor 27/Kep/B.06/BPBD/2023 tertanggal 27 Januari 2023.

Wali Kota Manado memaparkan, penetapan Status Tanggap Darurat sebagaimana dimaksud adalah dalam rangka penanganan darurat bencana banjir dan tanah longsor yang berlangsung selama 7 hari. Status darurat itu terhitung sejak 27 Januari 2023 sampai dengan 2 Februari 2023.

“Saya minta semua pihak bekerjasama dengan seegra memulihkan kondisi pascabencana ini,” ujar politisi PDI Perjuangan ini.

Andrei mengatakan, penetapan status darurat bencana itu juga sehubungan dengan kondisi alam di Kota Manado yang dipandang kurang kondusif sebagaimana rilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada 27 Januari 2023. Ada juga imbauan waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi di sebagian besar wilayah Sulut.

“Ada imbauan untuk mewaspadai hujan lebat disertai kilat/petir dan dampak bencana hidrometeorologi yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan dan permukiman bahkan korban jiwa,” papar Andrei.

Dia memaparkan, Kota Manado merupakan wilayah yang terdampak cuaca ekstrem yang mengakibatkan beberapa wilayah mengalami banjir dan tanah longsor. Kemudian juga korban jiwa seperti data lapangan di mana terdapat 52 kejadian banjir, 20 tanah longsor, pohon tumbang serta beberapa tiang listrik roboh.

“Maka dalam rangka mengantisipasi dampak bencana yang lebih meluas, perlu dilakukan upaya-upaya penanganan darurat terkait dengan situasi saat ini sehingga mampu meminimalisir dampak bencana,” ujarnya.

Untuk itu perlu segera ditempuh penanganan yang bersifat cepat, tepat dan terpadu sesuai standar  dan  prosedur penanganan pada masa tanggap darurat.

Bencana banjir di Kota Manado yang terjadi pada Jumat (27/1) itu dilaporkan telah merendam kurang lebih 400 rumah di 34 desa/kelurahan dan 9 kecamatan. Banjir dengan tinggi muka air yang berkisar antara 80-300 sentimeter itu telah berdampak pada 3.013 KK atau 9.382 jiwa dan merenggut satu korban jiwa.

Sementara itu peristiwa tanah longsor telah berdampak pada 63 KK dan terbagi di beberapa titik di 22 desa/kelurahan dan 7 kecamatan. Petaka tersebut juga menelan empat korban jiwa, satu luka berat dan dua lainnya luka ringan. Rumah rusak ada sebanyak 53 unit termasuk 1 tempat ibadah.

Di samping itu, banjir dan longsor juga memaksa 1.021 jiwa mengungsi di beberapa titik. Adapun pengungsian di Kecamatan Tikala sebanyak 209 jiwa, Kecamatan Paal 2 ada 261 jiwa, Kecamatan Tuminting ada 50 jiwa, Kecamatan Singkil sebanyak 460 jiwa dan Kecamatan Wenang ada 41 jiwa.

Hingga Sabtu (28/1/2023), siang ini Banjir dan tanah longsor yang terjadi di Manado, Sulawesi Utara dikabarkan menyebabkan lima orang meninggal dunia. Rinciannya, satu orang meninggal dunia akibat banjir, dan empat orang lainnya meninggal akibat longsor.(fhm)