Jalan Tol Wisata Pasuruan-Batu Akan Dibangun, Begini Skemanya

  • Oleh : Fahmi

Selasa, 07/Mar/2023 14:55 WIB
Foto:Ilustrasi Foto:Ilustrasi

MALANG (BeritaTrans.com) - Pemerintah mulai membahas pembangunan tol wisata dari Pasuruan sampai Kota Batu. Rencananya pembangunan jalan tol wisata ini juga akan melintasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, yang ada di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

Menurut Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Malang Tomie Herawanto tol wisata ini nantinya seperti halnya jalan tol pada umumnya, tetapi ketika ada potensi wisatanya maka akan ada pintu keluarnya secara fungsional.

Baca Juga:
Jalan Tol IKN Bakal Beroperasi Agustus 2024

"Ada sedikit keterbukaan, Jadi kalau tol yang ada itu tidak bisa begitu saja keluar kayak lulusan arteri. Kalau tol wisata di mana ada potensi wisata dia akan lebih bisa fungsional," kata Tomie Herawanto pada Senin (6/3/2023).

Tomie menuturkan, rencananya ruas tol wisata ini akan terpisah dari tol Surabaya - Malang saat ini. Namun ruas tol wisata ini akan terintegrasi dengan pintu keluar tol di Bangil atau Pandaan, Kabupaten Pasuruan.

Baca Juga:
Pembangunan Akses Tol BORR dari OCBD Ditargetkan Rampung Juli 2024

"Nggak jalur sendiri. Penghubungnya nanti di Pasuruan antara di Pandaan atau di sekitar Bangil kalau nggak berubah," tuturnya.

Pihaknya sendiri tengah membicarakan skema pembebasan lahan di tiga kecamatan yang dilintasi tol wisata yakni Kecamatan Lawang, Singosari, dan Karangploso. Namun diakui sejauh ini selama trase belum keluar maka penghitungan penganggaran belum bisa dilakukan, maka ia pun masih menunggu lebih lanjut dari tindak lanjut wacana pembangunan tol wisata itu.

Baca Juga:
Sebanyak 16 Ruas Tol Trans Sumatera Ditargetkan Rampung Akhir 2024

"Belum ada (anggaran). Anggaran itu muncul kalau trase mendekati definitif, misalkan trase melewati jalan milik pribadi semua berarti keluar nanti cost-nya, di sini berapa, NJOP muncul," terangnya.

"Beda kalau lewatnya banyak milih aset pemerintah, kan tidak perlu cost, hanya dilewati saja, termasuk nanti misalkan tanah kas desa, tanah kas desa hilang, dicarikan tempat lain itu juga berbeda," tambahnya.

Menurut dia, trase yang merupakan garis yang menggambarkan pola alinemen vertikal dan horizontal jalan pada peta topografi yang selanjutnya dianalisis sesuai dengan standar perancangan geometrik jalan, fungsi jalan, klas jalan, dan apakah jalan tersebut dibangun di dalam kota maupun luar kota, bisa membesar jika keluar tol menuju jalan arteri itu kian jauh. Jika pintu keluar tol dengan jalan arteri kian dekat maka pengeluaran investasi pembuatannya kian sedikit.

"Jadi trase itu akan menentukan gedenya berapa biayanya yang dimunculkan, termasuk trase itu Ada exitnya, semakin jauh dari jalan arteri yang ada itu juga berpengaruh, semakin jauh ada cost di situ, dari sisi ketentuan tol itu dari pokok tol sampai menuju arteri itu," jelasnya.

"Titik jauh itu tidak masuk dibebankan dalam hitungan pengguna, itu tanggungan pengeluarannya. Makanya dia selalu berusaha trasenya tidak terlalu jauh dengan jalan arteri, supaya tidak terlalu banyak mengeluarkan investasi itu," pungkasnya.(fhm/sumber:okezone)