KA Bogor-Sukabumi Diuji Coba Terbatas, DJKA: Dinding Tanah di Lokasi Longsor Diperkuat

  • Oleh : Fahmi

Kamis, 16/Mar/2023 20:20 WIB
Foto/dok. DJKA Kemenhub Foto/dok. DJKA Kemenhub

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan bersama dengan PT KAI berhasil lakukan uji coba operasional jalur KA di ruas Stasiun Bogor Paledang - Stasiun Maseng pasca terdampak longsor. 

Kegiatan uji coba operasional ini dilakukan dengan menjalankan kereta api dengan kecepatan 10 km/jam pada Kamis (16/3/2023) pagi.

Baca Juga:
KAI Dukung Program Motor Gratis Kemenhub, Pendaftaran hingga 18 April 2024

Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal menyampaikan bahwa kegiatan uji coba operasional ini dilakukan pada jalur operasi sementara yang memanfaatkan jalur hilir yang tidak terdampak langsung oleh longsor. 

“Kemarin kami sudah perkuat dinding tanah di samping jalur dengan batang rel dan baja H-beam untuk menahan tanah rawan akibat longsor, sehingga pagi ini sudah dapat dilalui meski kecepatannya perlu kami batasi,” ujar Risal dalam keterangan resmi, Kamis.

Baca Juga:
Angkutan Motor Gratis (MOTIS) Kembali Digelar, DJKA Perpanjang Lintas Pelayanan Hingga Madiun

Lebih lanjut Risal menjelaskan bahwa uji coba operasional jalur KA dilakukan setelah pergerakan tanah sudah berkurang dan dirasa aman. 

“Pembatasan kecepatan ini perlu dilakukan agar tidak memicu pergerakan tanah susulan meski sudah kami perkuat dindingnya, sehingga proses evakuasi tetap dapat berjalan dengan aman,” lanjut Risal.

Baca Juga:
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang, DJKA Dorong Masyarakat Beralih dari Kendaraan Pribadi

Pasca dilakukan uji coba operasional ini, layanan KA Pangrango lintas Bogor Paledang - Sukabumi sudah dapat dibuka untuk umum. Sementara proses rehabilitasi jalur KA yang terdampak langsung oleh longsor masih terus dilanjutkan oleh DJKA dengan memotong rel menggantung dan pemasangan pagar pengaman di sekitar lokasi longsoran.

Disamping itu, rehabilitasi juga dilakukan dengan memperlebar area safety line dan menambah tanda pembatas berupa papan bertuliskan "Area Berbahaya, selain petugas dilarang masuk". 

"Sembari mengevakuasi rel yang menggantung, untuk sementara kami tutup area terdampak terutama rel yang masih menggantung tersebut dengan terpal untuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," urai Risal.

Proses evakuasi rel menggantung yang dimaksud oleh Risal dilakukan dengan melepas bantalan dengan mengupayakan agar bantalan tidak langsung jatuh ke tanah dan memicu longsor susulan. Selanjutnya, batang rel dari arah Stasiun Batutulis dilepas pada sambungan, sementara dari arah Stasiun Bogor Paledang dipotong dengan jarak 10 sampai 12 meter dari area terdampak.

"Setelah bantalan dan rel sudah sepenuhnya lepas, kami tutup tanah bekas longsor dengan terpal, untuk mencegah air hujan memperparah kondisi tanah," tutur Risal. 

DJKA juga mendatangkan alat berat berupa excavator untuk membuka jalur evakuasi untuk memudahkan evakuasi korban dengan dibantu dan diawasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPD) Bogor dan jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI) serta Kepolisian Republik Indonesia (POLRI).

“Kami akan mengupayakan tenaga kami untuk memastikan bahwa pengamanan jalur dapat dilakukan dengan baik sehingga tidak mengorbankan keselamatan perjalanan KA maupun keselamatan warga sekitar dan mencegah terjadinya longsor susulan,” tutup Risal. (Fhm)