Makin Prospektif, Tahun ini Mind ID Bidik Akuisisi Produsen Kendaraan Listrik

  • Oleh : Naomy

Minggu, 19/Mar/2023 19:05 WIB
Holding perusahaan BUMN pertambangan Holding perusahaan BUMN pertambangan

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID mencatatkan kinerja progresif sepanjang tahun lalu. 

Capaian ini turut didukung oleh booming komoditas yang berlangsung pada 2022. 

Baca Juga:
Menhub Imbau Angkutan Perkotaan Beralih ke Kendaraan Listrik

Pengamat Pertambangan sekaligus Peneliti di Alpha Research Database Ferdy Hasiman menuturkan bahwa kinerja holding pertambangan milik negara ini cukup baik dalam beberapa tahun terakhir. 

Capaian ini turut ditopang oleh positifnya kinerja anggota holding seperti PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), PT Timah Tbk (TINS), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Vale Indonesia Tbk (INCO) termasuk Freeport Indonesia.

Baca Juga:
Kemenhub Dukung Penyediaan Kendaraan Listrik di Kawasan IKN

"Dari segi kekompangan holding cukup bagus. Bahkan, dengan adanya holding BUMN tambang, kita bisa optimistis. Kita harap tambang BUMN bisa diandalkan ke depan untuk meningkatkan pendapatan negara dan jadi pioner industri tambang Tanah Air," katanya, Sabtu (18/3/2023).

Seiring dengan kinerja positif anggota holding, MIND ID didorong untuk berperan lebih aktif dalam upaya mencapai Net Zero Emission (NZE) dan transisi energi.

Baca Juga:
Pengamanan World Water Forum ke-10 di Bali, Polri Kerahkan Kendaraan Listrik

Dalam perkembangannya, komoditas tambang cukup diandalkan dalam upaya peralihan menuju energi bersih. Nikel misalnya diperlukan sebagai salah satu bahan baku baterai. Termasuk batu bara untuk menghasilkan Dimethyl Ether (DME) sebagai pengganti LPG. 

"MIND ID harus bersiap menjalankan program transisi energi yang sudah diwanti-wanti Presiden Jokowi. Karena perusahaan anggota holding dapat menguasai pangsa pasar transisi energi. Pun secara kinerja, mereka sudah on the track," tuturnya.

Di samping itu, Ferdy optimistis holding tambang yang dinahkodai Hendi Prio Santoso ini dapat menjaga kinerja yang diperoleh tahun lalu, kendati era booming komoditas seperti 2022 sudah berakhir. Kondisi ini dapat dicapai oleh kinerja apik para anggota MIND ID.

Adapun, MIND ID mencatatkan pendapatan di atas Rp120 triliun sepanjang 2022 kemarin. Angka tersebut mengalami kenaikan dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp93,75 triliun.

Peningkatan pendapatan tersebut membuat laba bersih perusahaan pada tahun 2022 tembus hingga Rp 22 triliun. Hal itu melonjak dibandingkan tahun 2021 yang hanya Rp 14,33 triliun.

"Presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN Erick Thohir telah menugaskan kita untuk membuat roadmap hilirisasi termasuk roadmap EV industri. Sehingga kita lakukan refocusing capex kita untuk diarahkan ke sektor itu. Kita punya bottom line pencapaian MIND ID Rp 22 triliun tahun kemarin," kata Corporate Secretary Mind Id Heri Yusuf.

Di 2023, perseroan menargetkan laba bersih bisa tembus Rp30 triliun. Melonjak signifikan dibandingkan capaian pada tahun 2022. 

"Tahun ini bottom line Insya Allah Rp30 triliun. Tiga tahun ke depan Insya Allah kami bisa masuk global funded fortune. Jadi kita punya rasio sangat likuid untuk ekspansi di bidang EV," kata Heri.

Seperti diketahui, MIND ID sendiri telah menyusun peta jalan pengembangan industri baterai kendaraan listrik di dalam negeri. Adapun peta jalan pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dimulai dari tahun 2022-2023.

Pada periode tersebut perusahaan bakal mematangkan pembentukan perusahaan patungan atau joint venture dengan dua perusahaan baterai dunia, yakni Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL) asal China dan LG Energy Solution (LGES) asal Korea Selatan.

Kemudian dilanjutkan pada periode 2023-2024 pihaknya melalui IBC bakal memulai produksi baterai pertamanya untuk kendaraan roda dua. 

"Oleh sebab itu, IBC melakukan aksi korporasi dengan mengakuisisi Gesits," ungkap dia.

Maka 2023 sampai 2024 akan ambil kendaraan roda dua ambil lesson-nya makanya kita beli Gesits. Gesits sebagai bagian dari strategi anorganiknya dari IBC untuk akuisisi supaya kita menguasai dulu manufakturnya.

Dany pun optimistis pasar Gesits mempunyai value added atau nilai tambah dibandingkan dengan pabrikan otomotif lainnya. 

Terutama untuk pengembangan kendaraan listrik roda dua.

"Lalu sampai 2025 kita buat baterai cell, ada EV infrastruktur sudah settle. Nah 2025 nikel sudah ada HPAL udah kuasai baru 2026 kita punya model kendaraan yang bisa lakukan penetrasi pasar di dalam negeri maupun ekspor baik itu roda dua dan roda empat," pungkasnya. (omy)