Dirjen Hubdat: Proses Screening di Pelabuhan Ciwandan Perlu Dipercepat

  • Oleh : Naomy

Senin, 17/Apr/2023 14:08 WIB
Ruang tunggu penumpang di Pelabuhan Ciwandan Ruang tunggu penumpang di Pelabuhan Ciwandan


MERAK (BeritaTrans.com) -  Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Hendro Sugiatno usai menggelar rapat bersama pihak BPTD, KSOP Banten, Dir TSDP, Dishub Banten, Dirlantas, serta PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) guna mengevaluasi kondisi dan situasi arus mudik Ahad (16/4/2023), menyampaikan berdasarkan evaluasi terkait antrean truk di Ciwandan selama delapan jam pada Sabtu (15/4/2023).

"Ada beberapa poin permasalahan yang terjadi di Pelabuhan Ciwandan," ujar Dirjen Hendro.

Baca Juga:
Siap Layani Angleb 2024, ASDP Pastikan Kesiapan 51 Dermaga dan 215 kapal

Pertama, terjadi peningkatan pergerakan truk menuju Sumatera dari Jawa yang mencapai 60 persen.

"Kedua terdapat satu kapal yang kurang, ketiga tugboat juga masih kurang," kata Hendro.

Baca Juga:
Mobilitas di Pelabuhan Penyeberangan Saat Libur Lebaran Diatur Kemenhub

Keempat, lanjutnya, adanya pengemudi truk yang memilih untuk menaiki kapal yang sandar di Bakaheuni. Padahal, terdapat kapal yang disiapkan ke Pelabuhan Panjang.

Kelima, masih terdapat penumpang yang datang ke pelabuhan tidak membawa tiket atau belum punya tiket.

Baca Juga:
Naik Angkutan Penyeberangan, Dirjen Hubdat: Pemudik Wajib Bertiket Maksimum H-1 Keberangkatan

Terakhir atau keenam, yaitu screening boarding pass yang dilakukan setelah penumpang masuk. 

Mengatasi permasalahan tersebut, Kemenhub bersama dengan instansi terkait telah mengevaluasinya dan mengambil langkah-langkah penyelesaiannya.

“Pada tugboat terdapat penambahan berjumlah dua sekarang berjumlah empat, dan pergerakan kapal semakin cepat, kedua adalah bahwa untuk screening akan dipercepat,” kata Dirjen Hendro.

Dia juga menyatakan, akan menjaga keseimbangan volume di masing-masing pelabuhan. 

Untuk kendaraan roda dua tetap akan diarahkan ke pelabuhan Ciwandan. Hendro meyakini bahwa jumlah truk akan berkurang karena adanya kebijakan pembatasan truk logistik. 

"Untuk ke depan, kami akan membagi volume pelabuhan dan menghitungnya dengan v/c ratio, sehingga tidak ada pelabuhan yang kelebihan muat dan tidak ada juga yang kosong," imbuh dia.

Pada pernyataannya Dirjen Hendro menjelaskan bahwa model di Pelabuhan Ciwandan sendiri adalah tipe kanal, di mana jika terdapat satu kapal yang sandar dan satu lagi keluar, maka tidak tersedia ruang kosong yang aman untuk dijadikan alur keluar-masuk. (omy)