ITDC Berkomitmen Kembangkan KEK Mandalika

  • Oleh : Naomy

Minggu, 18/Jun/2023 16:47 WIB
KEK.Mandalika KEK.Mandalika

JAKARTA (BeritaTrans.com) – PT Pengembangan Pariwisata Indonesia/Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) sebagai member holding dari PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney Group dipercaya  mempercepat pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) PariwisataMandalika atau The Mandalika di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

ITDC merupakan perusahaan pengembang dan pengelola kawasan 
pariwisata di Indonesia. 

Baca Juga:
Sirkuit Mandalika Jadi Magnet, Tahun ini Sudah 200 Hari Terpesan untuk Gelaran Event Otomotif

Selama hampir 50 tahun, ITDC dulunya BTDC (Bali Tourism Development Corporation), telah mengembangkan The Nusa Dua, Bali, dari sebuah area yang 
sunyi dan tandus di Bali Selatan menjadi salah satu destinasi pariwisata kelas dunia terbaik di Indonesia dan dunia hingga saat ini.

Selain itu, ITDC kembali mendapat 
penugasan yang ketiga oleh Pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2021, untuk pembangunan dan pengembangan kawasan Golo Mori, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Baca Juga:
Yeay, Penjualan Tiket F1Powerboat Danau Toba Dibuka Hari Ini

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika/The Mandalika dibangun sejak tahun 2015 di atas lahan dengan luas kurang lebih 1174 ha, pengembangan The Mandalika sebagai 
kawasan pariwisata terintegrasi yang dimulai dengan pembangunan infrastruktur dasar berupa akses jalan kawasan, Utility Duct, Water Treatment Plant, Waste Water Treatment 
Plant, Jaringan Listrik dan fasilitas pendukung lainnya, serta Jalan Kawasan Khusus (JKK) atau yang saat ini dikenal dengan nama Pertamina Mandalika International Circuit. 

Direktur Utama ITDC Ari Respati mengungkapkan, dalam pembangunan dan pengembangan kawasan ini membutuhkan biaya yang tidak kecil dan dukungan dari berbagai pihak yaitu 
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah, dan stakeholder terkait serta masyarakat sekitar kawasan The Mandalika, bersama-sama dalam mendukung pembangunan dan pengembangan The Mandalika sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah NTB,” urainya.

Baca Juga:
InJourney & ITDC Beri Pelatihan Keterampilan dan Hospitality di Kawasan The Mandalika

Tak hanya itu, melalui event internasional di kawasan The Mandalika seperti MotoGP dan World SBK, telah memberikan multiplier effect bagi masyarakat yang dibuktikan melalui 
besarnya dampak ekonomi bagi NTB dan nasional. 

Dampak ekonomi MotoGP 2022 mencapai Rp3.570 miliar bagi perekonomian NTB dan Rp4.500 miliar bagi perekonomian nasional. 

"Penyelenggaraan MotoGP 2022 mencatat jumlah penonton mencapai 102.801 orang, serapan tenaga kerja 4.600 orang, estimasi belanja penonton Rp545.22 miliar, perputaran uang," ungkapnya. 

Dalam pembangunan kawasan The Mandalika pada tahun 2015 dan 2020, ITDC telah memeroleh dukungan Pemerintah melalui Penanaman Modal Negara (PMN) secara tunai dengan total Rp750 miliar. 

Selain itu, ITDC juga memeroleh dukungan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Himpunan Bank Negara (Himbara) dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dengan total pinjaman yang telah dimanfaatkan adalah sebesar Rp3.4 triliun. 

"Pendanaan ITDC yang bersumber dari Bank saat ini masih terjaga kelancaran pembayarannya karena sumber penghasilan usaha yang didapatkan dari kawasan The Nusa Dua dan bisnis 
lainnya melalui anak dan cucu usaha ITDC," kata dia. 

Untuk menjaga kelangsungan usaha dan likuiditas keuangan ke depan, ITDC akan melakukan terobosan bisnis antara lain melakukan optimalisasi aset dengan Mitra Investasi atas sebagian lahan yang diubah statusnya menjadi Hak Guna Bangunan (HGB) murni khususnya di The Nusa Dua.

Direktur Keuangan ITDC Ahmad Fajar menambahkan dampak dari Pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi sektor pariwisata.

ITDC sebagai pengembang dan pengelola kawasan pariwisata akan melalukan reprofiling atas fasilitas perbankan tersebut di atas, sehingga meningkatkan kemampuan pemenuhan kewajiban kepada Para Kreditur yang dapat disesuaikan dengan pertumbuhan pendapatan kami ke depan,” tutur Fajar. (omy)