Ditjen Hubud Edukasi Tantangan Obesitas dalam Penerbangan

  • Oleh : Naomy

Selasa, 04/Jul/2023 16:16 WIB
Seminar nasional Balkespen Seminar nasional Balkespen

 

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Obesitas atau kelebihan berat badan merupakan faktor risiko utama sejumlah penyakit kronis, termasuk penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung dan stroke, yang menjadi penyebab meningkatnya angka kematian di seluruh dunia.

Baca Juga:
Ditjen Hubud Sosialisasi Peraturan Penanganan Bagasi Tercatat di Pesawat

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melalui Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Penerbangan memberikan perhatian lebih dengan senantiasa memberikan edukasi, salah satunya melalui Seminar Nasional Transportasi Udara "Pengaruh, Tantangan, dan Solusi Obesitas dalam Penerbangan" yang diselenggarakan  di Jakarta, Selasa (4/7/2023).

Seminar ini diikuti 300 peserta dari stakeholders penerbangan seperti asosiasi angkutan udara, pilot, sekolah penerbangan, maskapai, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), serta lembaga kesehatan lainnya.

Baca Juga:
Slot Time Penerbangan Winter 2024 Dibahas Ditjen Hubud Bareng Stakeholder

Mewakili Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Direktur Keamanan Penerbangan Budhi K. Kresna menyatakan, para personel penerbangan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan khususnya obesitas.

Untuk menciptakan operasional penerbangan yang Selamat, Aman dan Nyaman tentunya tidak lepas dari kesehatan baik fisik dan mental sumber daya manusia (SDM) atau personel penerbangan. 

Baca Juga:
Bahas Pengembangan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan, Indonesia jadi Tuan Rumah Workshop Bareng FAA

"Mengingat gangguan kondisi kesehatan salah satunya diakibatkan oleh obesitas maka kita harus lebih peduli dan aware dengan bahaya yang ditimbulkan,” ujar Kresna.   

Obesitas yang erat kaitannya dengan Body Mass Index (BMI) dihitung dari berat dan tinggi badan. 

Tak hanya itu, penelitian terhadap personel penerbangan sipil menyebut BMI para personel penerbangan juga dipengaruhi oleh jumlah jam terbang total dan jauh jam terbang dalam satu tahun.

Kresna menuturkan, sesuai dengan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Nomor 67 tentang Standar Kesehatan dan Sertifikasi Personel Penerbangan, tidak diperbolehkan menderita penyakit apapun yang dapat menyebabkan personel tersebut  secara tiba-tiba tidak dapat mengoperasikan pesawat udara atau menjalankan tugasnya secara selamat.

Seperti yang diketahui, obesitas bagi para personel penerbangan menjadi faktor penyakit kronis lain yang dapat berisiko pada keselamatan penerbangan.

Terdapat tiga cara dalam mengurangi obesitas yang dibahas dalam seminar hari ini, yaitu:
1. Mengatur status gizi.
2. Implementasi pola makan seimbang.
3. Dukungan kesehatan medical check up, olahraga rutin, dan memperbaiki kualitas tidur.

Selain itu, kelebihan berat badan juga dapat menyebabkan diabetes, kebutaan, amputasi anggota tubuh, dan kebutuhan untuk cuci darah.

"Harapannya, dengan adanya seminar hari ini, sebagai pengingat bagi para personel penerbangan agar dapat menerapkan pola hidup sehat untuk mengurangi obesitas," pungkas Kresna. (omy)