Pengelolaan Logistik dengan Benar Mampu Kurangi Dampak Sampah

  • Oleh : Naomy

Selasa, 25/Jul/2023 10:49 WIB
Mengajak kelola sampah dengan baik dan benar Mengajak kelola sampah dengan baik dan benar


BANDUNG (BeritaTrans.com) - Sampah menjadi persoalan yang mengancam kelestarian lingkungan dan berpotensi menurunkan kualitas hidup masyarakat. 

Persoalan sampah di Indonesia menurut Ketua Cluster Supply Chain Management dan Logistik TI Utama, Verani Hartati, menjadi semakin serius karena jenis sampah dan volumenya yang tinggi.

"Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional 2021 menyebutkan jenis sampah didominasi oleh sampah sisa makanan sebesar 44,5 persen; diikuti sampah plastik 16,7 persen; kertas/karton 13,1 persen; kain 4,7 persen; kayu 3,9 persen; karet/kulit 2,4 persen; kaca 1,9 persen; logam 0,9 persen; dan lainnya 11,7 persen," urainya, Selasa (25/7/2023).

Komposisi sampah terbesar berasal dari sampah rumah tangga sebesar 60 persen, fasilitas publik 13,3 persen, pasar 10 persen, perniagaan 6 persen, kawasan 5 persen, perkantoran 4 persen, dan lainnya 1,7 persen.

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebutkan bahwa Indonesia menghasilkan sampah kantong plastik sebanyak 10,95 juta lembar/tahun/100 gerai. 

"Salah satu upaya untuk mengatasi persoalan sampah adalah melakukan pengelolaan logistiknya," ujarnya. 

Pengelolaan logistik berdasarkan jenis sampah akan memudahkan penanganan dan mengurangi dampak sampah. 

Hal ini perlu disosialisasikan kepada berbagai kalangan termasuk siswa sekolah sebagai generasi penerus.  

Oleh karena itu, Program Studi Teknik Industri Universitas Widyatama (Prodi TI Utama) menyelenggarakan Program Pengabdian kepada Masyarakat dengan tema Pilah Sampah Demi Bumi di SMK Wahana Bakti Majalengka, Senin (24/7/2023).

Jenis sampah rumah tangga terdiri dari sisa kegiatan rumah tangga (sisa makanan, minyak, bumbu dapur) dan sisa dari kawasan komersil (kemasan plstik, kertas, kardus, botol). 

Jenis sampah rumah tangga yang paling banyak di sekolah yaitu sisa dari kawasan komersial berupa sampah kemasan sisa jajanan dan minuman. 

Dia menjelaskan, sosialisasi dilakukan dengan memberikan informasi mulai dari pengetahuan tentang jenis sampah, kode kemasan plastik, jenis plastik, dampaknya, hingga proses pengelolaan sampah termasuk cara daur ulang yang bisa diimplementasikan oleh para siswa. 

"Penanganan sampah dapat dilakukan dengan penerapan 3R yaitu Reduce (upaya mengurangi timbulan sampah), Reuse (upaya memanfaatkan kembali bahan atau barang agar tidak menjadi sampah), dan Recycle (menggunakan kembali bahan setelah proses pengolahan)," urainya.

Pemanfaatan sampah plastik bisa menjadi kerajinan seperti tas, dompet, payung, dan lain sebagainya. 

Dampak pengelolaan sampah menghasilkan kelestarian lingkungan, pembangunan berkelanjutan, dan circular economy.  (omy)