Oleh : Naomy
JAKARTA (BeritaTrans.com) - Serunya bila kendaraan listrik wisata bisa wara-wiri di Kawasan Borobudur.
Baca Juga:
Ayo Gunakan Angkutan Umum, Bisa Hemat hingga 50 Persen Pengeluaran Bulananmu, Lho
Hal itu disampaikan Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno, Senin (31/7/2023).
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang emisi terbesar melalui moda transportasi di dunia.
Baca Juga:
Hore, Angkutan Perkotaan Buy The Service Semakin Diminati
Untuk mendukung pengurangan emisi dapat dilakukan melalui penggunaan kendaraan berbasis listrik.
Instruksi Presiden 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), pada Ayat 10 dan 11 memberikan instruksi khusus kepada Menteri BUMN dan Menteri Parekraf untuk mendorong penggunaan KBLBB dan fasilitas pendukungnya di kawasan pariwisata
Baca Juga:
Mari Hidupkan Akses Transportasi Umum untuk Hunian
"KSPN Borobudur saat ini dilintasi tiga trayek angkutan KSPN dan satu trayek Bus Trans Jateng (Koridor Kutoarjo-Borobudur)," tuturnya.
Namun di dalam Kawasan KSPN Borobudur tidak tersedia angkutan umum lokal, terutama yang melintasi 20 Balai Ekonomi Desa (Balkondes).
Di akhir pekan atau hari libur memang sudah ada persewaan mobil VW bagi pelancong yang menikmati suasana pedesaan di Kawasan Borobudur.
Bagi kalangan pelancong kelas menengah atas dapat menyewa kendaraan tersebut.
Lantas, bagaimana untuk pelancong yang ingin berlama diam di pedesaan dan tidak hanya akhir pekan berlibur.
"Pemerintah dapat menyediakan kendaraan listrik yang melintasi 20 Balkondes," kata dia.
Selain untuk wisatawan juga dapat dinikmati masyarakat sekitar Kawasan Borobudur bermobilitas keseharian.
Selain itu di Jawa Tengah masih bisa dikembangkan trayek baru angkutan KSPN, seperti Semarang – Ambarawa (Museum Kereta Api) – Borobudur dan Surakarta – Salatiga (Wisata Kopeng) – Borobudur, Surakarta – Selo – Borobudur.
Desain kendaraan dan tetap memberikan subsidi
Bagian luar kendaraan didesain dengan ornamen lokasi wisata di daerah masing-masing.
"Supaya angkutan wisata KSPN dapat dibedakan dengan angkutan yang lainnya. Kendaraan Angkutan KSPN Likupang sudah memulainya," ujar Djoko.
Pemberian informasi keberadaan layanan Angkutan KSPN di beberapa lokasi strategis, agar masyarakat mudah mengenalinya.
Salah satu yang harus dibenahi untuk Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) dengan meningkatkan akses dan konektivitas infrastruktur terminal, pelabuhan dan bandara.
Target lima DPSP (Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuhan Bajo dan Likupang) dan adalah 29,5 juta pelancong.
Jika tingkat isian Angkutan KSPN mencapai 100 persen, baru bisa menyumbang empat persen dari target itu.
Pemberian subsidi bagi angkutan wisata dapat tetap diberikan dan tidak harus dikurangi.
"Jika perlu diperbanyak trayeknya, sehingga dampaknya benar-benar akan dirasakan masyarakat di kawasan wisata," ungkapnya.
Namun dengan tercapainya target akan didapatkan keuntungan dari sektor lainnya, ada peningkatan untuk tingkat hunian penginapan, penjualan produk lokal, pendapatan masyarakat sekitar kawasan wisata.
Indonesia ke depan, pariwisata akan menjadi andalan pendapatan negara. Mulai sekarang angkutan pariwisata harus diperhatikan.
Menggunakan angkutan umum ke lokasi wisata sudah banyak dilakukan di banyak negara.
"Lokasi wisata jadi tidak perlu menyediakan ruang parkir yang begitu luas untuk menampung parkir kendaraan pribadi," tutup Djoko. (omy)