BPTJ Gelar Bimtek Penanganan Muatan dan Limbah B3 pada Kereta Barang

  • Oleh : Naomy

Sabtu, 19/Agu/2023 22:10 WIB
Peserta Bimtek gelaran BPTJ Peserta Bimtek gelaran BPTJ

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Berikan pembinaan kepada pemilik barang, transporter dan pengelola limbah, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) gelar Bimbingan Teknis (Bimtek) terkait Barang Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah. 

Bimtek yang digelar di Jakarta, Selasa (15/8/2023) ini, untuk memberikan pemahaman mengenai penanganan  muatan B3 dan limbah B3 secara aman, selamat dan mampu menangani risiko 
pengangkutan yang berkelanjutan.

Baca Juga:
Stasiun Tangerang Ditata Ulang, BPTJ Akan Siapkan Fasilitas Integrasi

Plt Kepala BPTJ Robby Kurniawan menjelaskan, kegiatan ini merupakan agenda penting dan diharapkan menjadi acara tahunan.

"Hal ini merupakan upaya Kementerian Perhubungan melalui BPTJ dalam rangka meningkatkan keselamatan
bertransportasi khususnya dalam penanganan Barang Berbahaya dan Beracun dan limbah (B3) pada kereta barang," urainya dalam keterangan resmi, Sabtu (19/8/2023).
 
Tujuan penting dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman 
penanganan B3 secara lebih sistematis dan termanage dengan baik khususnya di wilayah Jabodetabek.

Baca Juga:
Evaluasi Pengoperasian Skybridge, BPTJ Segera Perbaiki Eskalator

Dalam kesempatan tersebut, hadir Direktur Angkutan, Tatan Rustandi yang 
menggarisbawahi bahwa penanganan B3 harus ditangani secara serius. 

Oleh karena itu, ke depan rute dan jalur B3 di Jabodetabek akan dipetakan dengan baik agar dapat melakukan mitigasi, apabila terdapat hal-hal yang tidak diinginkan selama di perjalanan. 

Baca Juga:
Perhatian! Tingkatkan Kenyamanan dan Mobilitas Penumpang KRL di Stasiun Bojonggede, BPTJ Perpanjang Skybridge

BPTJ juga akan terus berkoordinasi untuk menyediakan rute-rute yang aman untuk dilewati.

“Saat ini, modal share angkutan barang berbasis kereta api di Jabodetabek sebesar 0,03%, sedangkan moda jalan sebesar 99,97%. Adapun secara nasional modal share penggunaan angkutan barang berbasis kereta api sebesar 0,2%, untuk moda jalan sebesar 90,4%, untuk moda laut sebesar 7%, dan untuk ASDP sebesar 2%," tambah Robby.

Padahal menurutnya, banyak manfaat yang didapat oleh masyarakat dan 
pemerintah bila angkutan barang menggunakan moda kereta. Selain konsumsi bahan bakar rendah, juga  menciptakan efisiensi dari pemeliharaan jalan dan jembatan.

"Serta terbebas dari kemacetan dengan tingkat ketepatan waktu rata-rata sebesar 90%," ungkapnya.

Bimtek ini diikuti 20 orang peserta yang terdiri dari operator kereta api, perusahaan transporter, dan produsen yang terlibat dalam penanganan barang berbahaya. 

Di dalam Bimtek, diuraikan pengetahuan B3 dan limbah berbahaya, alur penanganan B2/B3, klasifikasi dan identifikasi barang berbahaya, persayaratan pengemasan, labeling and marking, prosedur penanganan B3 dan  tanggap darurat.

Peserta bimtek selain menyimak paparan narasumber, selanjutnya melakukan kunjungan ke NPCT 1 atau New Priok Container Terminal One untuk mengetahui secara langsung terkait proses penanganan barang B3 dan 
limbah B3, bila terjadi kebocoran di area tersebut. 

Peserta juga diajak berkunjung ke fire 
station di NPCT 1 untuk melihat peralatan dan perlengkapan penanganan kebakaran yang terjadi di NPCT 1. (omy)