Lampaui Jepang, China Kekurangan Kapal untuk Ekspor Mobil Listrik

  • Oleh : Fahmi

Rabu, 13/Sep/2023 14:37 WIB
Kapal yang membawa barang-barang ekspor dan peti kemas China. Kapal yang membawa barang-barang ekspor dan peti kemas China.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - China sebagai salah satu pemain besar di dunia otomotif, mengalami tantangan dalam ekspor mobil listriknya. 

Mereka kekurangan kapal pengangkut, untuk memenuhi permintaan global yang terus meningkat.

Hal ini mencerminkan pertumbuhan luar biasa dalam produksi kendaraan listrik di China, yang saat ini memimpin pasar global dalam hal produksi EV.

Dikutip dari laman Carscoops, Selasa 12 September 2023, permintaan kendaraan listrik buatan China terus tumbuh pesat, dengan China melampaui Jepang sebagai pengekspor kendaraan terkemuka pada tahun ini.

Seiring konsumen global semakin beralih ke kendaraan listrik untuk mengurangi dampak lingkungan, produsen otomotif China telah meraih posisi unggul dalam menyediakan berbagai model EV yang inovatif dan terjangkau.

Namun, kekurangan kapal pengangkut menjadi hambatan besar dalam upaya China untuk memasok kendaraan listrik ini ke pasar luar negeri.

Kapal pengangkut mobil merupakan infrastruktur penting untuk mengangkut kendaraan baru dari pabrik ke konsumen di seluruh dunia. Permintaan yang melonjak membuat biaya sewa kapal jadi naik, dengan harga per hari dari $16.000 pada tahun 2021 menjadi $105.000 pada tahun ini.

Ini bukan hanya masalah biaya, tetapi juga ketersediaan kapal pengangkut yang menjadi perhatian utama. Produsen otomotif China dan perusahaan pelayaran mereka telah memesan hampir semua kapal pengangkut yang tersedia untuk memenuhi permintaan ekspor.

Sebelumnya, hanya ada sedikit pesanan untuk kapal pengangkut mobil, tetapi sekarang industri ini mengalami lonjakan pesanan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sebagai respons terhadap kekurangan kapal, beberapa produsen otomotif China, seperti BYD, sedang menginvestasikan miliaran dolar dalam pembelian kapal pengangkut mobil baru.

Namun, ini adalah solusi jangka panjang, dan masalah ini masih mempengaruhi kemampuan China untuk memenuhi permintaan global yang semakin meningkat untuk kendaraan listrik berkualitas dari negara tersebut.(fhm)